Perjalanan Inovasi dan Transformasi Sembilan Kabupaten Lestari Menuju Kemandirian di 2045

saranginews.com, JAKARTA – Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) menggelar acara Visi Berkelanjutan Kabupaten 2024 bertema Transformasi Kabupaten Berkelanjutan Menuju Visi Indonesia 2045: Aksi, Inovasi dan Kolaborasi.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak penting seperti pemerintah kabupaten, mitra pembangunan, swasta, dan masyarakat lokal untuk menyoroti bagaimana 9 kabupaten LTKL.

BACA JUGA: Pertamina Dukung Green City Lampung

Saat ini, 9 kabupaten LTKL tersebut masih dalam proses memenuhi komitmen transisi menuju kawasan hijau, serta mengedepankan praktik baik dan model kolaborasi multipihak yang mendorong percepatan berbagai perubahan lain di kabupaten tersebut.

Kabupaten Berwawasan Berkelanjutan dilaksanakan bersamaan dengan Rapat Umum Tahunan LTKL yang dimeriahkan dengan peluncuran laporan tahunan LTKL.

BACA JUGA: Otoritas IKN Umumkan Tiga Konsep Membangun Kota Hijau, Apa?

Menurut Pernyataan Visi Tata Kelola Berkelanjutan tahun 2030, anggota LTKL berkomitmen untuk melindungi setidaknya 50 persen ekosistem penting dan meningkatkan kesejahteraan hampir 1 juta keluarga yang tinggal di sekitarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, LTKL menggunakan pendekatan bersama dan kolaboratif dengan lima pilar utama: Perencanaan Wilayah, Inovasi kebijakan dan peraturan, penguatan berbagai pemangku kepentingan, pengembangan inovasi bisnis berkelanjutan, serta pelaporan dan komunikasi Pembangunan.

BACA JUGA: Menteri Siti: Indonesia Luncurkan Rencana Pembangunan Kota Hijau

Kepala Sekretariat LTKL Ristika Putri Istanti mengatakan tahun ini merupakan peluang penting bagi Indonesia untuk melakukan pergantian pemerintahan yang mempengaruhi kebijakan dan rencana pembangunan berkelanjutan.

“LTKL yang merupakan asosiasi pemerintah kabupaten yang fokus pada pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan lahan, bekerja sama dengan sembilan kabupaten anggota dan 26 mitra pembangunan,” ujarnya.

Sejak dicanangkannya Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) sebagai partai pada tahun 2017, berbagai prestasi penting telah diraih LTKL. Sepanjang tahun ini, banyak pencapaian penting yang ditonjolkan.

Sebanyak 361.309,61 hektar lahan di 9 kabupaten telah disahkan melalui asas reformasi pertanian. Selain itu, lahan seluas 78.421,31 hektar di 6 kabupaten telah ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

Di sisi lain, 243 program bersama diadakan di 7 kabupaten, dan total 298 generasi muda yang tinggal di kabupaten tersebut berpartisipasi dalam pekerjaan ramah lingkungan.

Jika digabungkan selama setahun terakhir, anggota LTKL telah mencapai keberhasilan, khususnya dalam mendorong inovasi ramah lingkungan.

Tercatat, inovasi dan pengembangan portofolio bisnis di kawasan LTKL menghasilkan komitmen investasi dan kolaborasi program senilai lebih dari 300 miliar dari momentum Festival Lestari pertengahan tahun 2023.

Selain itu, dana pendukung operasional UMKM senilai Rp1,173 miliar dari mitra LTKL diarahkan untuk pengembangan 115 usaha melalui 29 program di 6 kabupaten untuk mendukung perekonomian lokal dan pembangunan berkelanjutan.

Insentif publik, misalnya dari Dana Reboisasi DBH Sawit senilai +54 miliar, diterima dan dikelola di Kabupaten Siak. Sepanjang tahun ini terdapat 54 mitra yang bekerja di tingkat nasional dan lokasi untuk mendukung kabupaten anggota dalam melakukan reformasi.

Bupati Sintang dan Ketua LTKL Dr. Jarot Winarno, hadir pada pemaparan visi dan capaian sekretariat LTKL dan daerah anggota dalam acara ini sebagai penanda LTKL memasuki babak baru.

“Sekarang kabupaten LTKL sedang mencoba memperkenalkan model ekonomi baru, yaitu model untuk menghidupkan kembali perekonomian,” ujarnya.

Kabupaten LTKL menghadapi banyak ancaman bencana dan hambatan dalam pembangunan ekonominya, lihat saja kabupaten yang 70 persennya memiliki kelapa sawit.

Pada saat yang sama, ada juga kabupaten yang lebih dari setengahnya merupakan lahan gambut dan hutan, sehingga ada dua cara untuk melakukan perubahan.

Dari pemaparan Kabupaten Berperspektif Berkelanjutan terlihat ada dua model perubahan ekonomi yang didorong di kabupaten tersebut, yang pertama adalah model ekonomi yang berbasis pada perubahan pasokan produk yang berkelanjutan, dan yang kedua berbasis pada pembangunan lingkungan hidup. . – kreativitas berdasarkan organisme hidup.

“Banyak keberhasilan yang telah kita capai, seperti Aceh Tamiang yang berhasil mempercepat proses birokrasi perolehan STDB di industri kelapa sawit Aceh Tamiang. SHM semakin mudah didapat, hingga saat ini petani Aceh Tamiang sudah mendapatkan 2.000 SHM gratis dan 4.000 STDB, atau sekitar “40 persen dari tujuan nasional telah tercapai,” katanya.

Atau bagaimana Kabupaten Sintang mencanangkan Tata Kelola Kolaboratif Daerah SIntang, yaitu kebijakan baru yang menetapkan kerja resmi multi partai sebagai model kerja di Sintang, tambahnya.

Keberhasilan perencanaan lainnya adalah sinergi dokumen RPJPD periode 2025-2045 dengan komitmen menjaga ekosistem, memungkinkan inovasi dan investasi berbasis lingkungan hidup serta pengembangan usaha lokal dan sumber daya daerah.

Berbagai capaian yang ditunjukkan dalam Perspektif Berkelanjutan Kabupaten ini juga sejalan dengan arah agenda nasional khususnya mengenai pembangunan berkelanjutan.

Indonesia saat ini sedang mendorong Penguatan Sistem Regulasi Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik ke arah BioProspeksi dan Bioekonomi.

Memperkuat transfer dan pengembangan hasil alam yang melibatkan dunia usaha, memperkuat penelitian dan inovasi nasional, memperkuat kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber daya genetik dan penegakan hukum terhadap upaya pembajakan organisme hidup, dan kerjasama antara sektor dan dunia. aktor yang terlibat.

Pemerintah kini memiliki rencana komprehensif untuk menggunakan kedua pendekatan tersebut, termasuk pengembangan sektor ekonomi baru berbasis inovasi seperti biosimilar dan vaksin, protein nabati, pengembangan industri hijau seperti biokimia pangan, tanaman dan nutrisi.

Hal ini dituangkan dalam dokumen pembangunan RPJPN 2025-2045 sebagai strategi baru transformasi ekonomi dan diperkuat dengan memasukkan Indeks Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (IPK) sebagai salah satu dari 45 indikator yang dikumpulkan dalam rancangan RPJPN 2024-2045.

Deputi Bidang Kelautan dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS Vivi Yulaswati mengatakan Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs.

Prinsip keberlanjutan harus diintegrasikan dalam seluruh aspek pembangunan di semua tingkat pemerintahan/otoritas. Pengelolaan pemerintah daerah yang cerdas dan berkelanjutan merupakan langkah yang menentukan.

“Kami mengapresiasi komitmen 9 daerah anggota LTKL yang menerapkan berbagai inovasi dan pengembangan berbasis pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan arah pembangunan nasional,” ujarnya.

Plt. Direktur Konservasi Hutan dan Sumber Daya Air Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Medrilzam mengatakan, arah kebijakan RPJPN tahun 2024-2045 adalah mengembangkan industri berbasis inovasi dan riset, terutama untuk mendorong ekonomi hijau dan bioekonomi.

Peningkatan produk sumber daya hayati melalui penelitian biologi pada tingkat gen dan spesies, hilir untuk meningkatkan nilai tambah produk berbasis keanekaragaman hayati.

Staf Khusus Pengembangan Kewirausahaan Nasional M. Pradana Indraputra mengatakan Kementerian Investasi/BKPM menerbitkan Kajian Upaya Pemerintah Indonesia Mendorong Investasi Internasional dan Ekonomi Hijau.

“Ini merupakan bentuk komitmen dan upaya pemerintah dalam memetakan potensi sektor-sektor potensial untuk mendukung investasi hijau,” ujarnya (dkk/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *