Pemerintah Dorong Riset dan Pengembangan untuk Mendongkrak Produksi Kakao Serta Kelapa

saranginews.com, JAKARTA – PEMERINTAH berupaya meningkatkan produksi kakao dan kelapa melalui beberapa cara.

Salah satunya adalah dengan meningkatkan produksi kakao lokal dan mengembangkan industri kakao yang juga melibatkan pertanian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kakao nasional.

BACA JUGA: Menko Perekonomian Menandatangani Perjanjian Pasokan Dunia Pertama

Hal ini dibahas dalam Rapat Internal yang membahas pengelolaan kakao dan kelapa di Istana Merdeka, Rabu (10/07).

Menurut data Badan Pusat Statistik, produksi kakao di Indonesia mencapai 641,7 ribu ton sepanjang tahun 2023.

BACA JUGA: Airlangga Hartarto dinilai berpeluang memimpin koalisi besar 

“Saat ini kebutuhan kakao hanya 45 persen dalam negeri dan 55 persen impor,” jelas Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai rapat setempat.

Oleh karena itu, penanaman kembali kakao penting dilakukan agar lahan kakao bisa bertambah dan berproduksi lagi, mungkin dua kali lipat, kata Menko Airlangga.

BACA JUGA: Investasi Paling Menguntungkan Menurut Menko Perekonomian, Wajib Diketahui Investor!

Selain itu, Menteri Airlangga dalam pertemuan itu, Presiden Joko Widodo memberikan instruksi mengenai tugas tambahan yang diberikan kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang juga mempunyai tanggung jawab peremajaan dan pengembangan industri berbasis kakao dan kelapa.

“Yang penting keduanya, karena ini tanah rakyat atau pertanian rakyat, maka bibitnya disediakan oleh perguruan tinggi atau pusat penelitian yang didanai oleh BPDPKS. Jadi, ada BPDPKS yang fungsinya tidak hanya untuk kelapa sawit, tapi juga untuk revitalisasi kakao dan kelapa. tambah Menko Airlangga.

Kepada awak media, Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa akan ada penambahan fasilitas untuk memperluas atau membantu menghidupkan kembali kebun kakao masyarakat.

Kemudian, Menteri Airlangga menjelaskan pemerintah akan mendorong penelitian untuk pengembangan kakao.

Selain membahas kakao dan kelapa, Menteri Airlangga juga menghadiri Rapat Internal di Istana Merdeka tentang bioetanol.

Menko Airlangga menjelaskan, dalam pertemuan tersebut mereka membahas bensin rendah sulfur yang sedang diselidiki oleh Pertamina.

“Percobaan yang sudah dilakukan adalah E5 (5 persen etanol). Sekarang Pertamina harus melakukan kajian cara mendapatkan etanol. Kedua, kita punya peta produksi etanol dari pengembangan etanol di Papua, di Merauke. ,” pungkas Menteri Airlangga. (fny/adv)

BACA ARTIKEL LAIN… Menko Airlangga Hartarto Dorong Kerjasama Indonesia-Inggris Tumbuh Kuat dan Abadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *