Pakar Terorisme Sebut Kelompok Radikal Mulai Memakai AI untuk Menyebarkan Ideologi

saranginews.com, JAKARTA – Pemerintah harus meningkatkan upaya antisipasi dan meredam berkembangnya radikalisasi dan terorisme terkait kemajuan teknologi termasuk kecerdasan buatan (AI).

Pengamat terorisme Ansyaad Mbai mengatakan AI juga digunakan oleh kelompok radikal untuk menyebarkan ideologinya.

BACA JUGA: Perangi Konten Radikal di Internet, BNPT Ajak Semua Pihak Keluarkan Pernyataan Moderat 

“Khususnya di media sosial. Kelompok radikal dan pendukungnya tumbuh subur di sana. Oleh karena itu, kemampuan memanfaatkan teknologi untuk mengantisipasi semua itu menjadi hal yang paling penting, termasuk kegiatan intelijen,” kata Ansyaad yang diumumkan, Rabu (11 /12). 10/7).

Menurutnya, sejak 14 tahun terakhir upaya pemberantasan terorisme di Indonesia sudah sangat baik, aktivitas dan kegiatan underground atau intelijen dalam pemberantasan terorisme sudah efektif dan membuka peluang berkurangnya serangan kegiatan teroris.

BACA JUGA: Berantas terorisme, BNPT minta masyarakat menyaring konten radikal di dunia maya

Tentu saja fungsi intelijen mempunyai peran yang sangat penting dalam menangani terorisme. Fungsi intelijen harus sangat akurat dan tidak boleh disalahartikan. Dan fungsi ini dijalankan dengan baik, kata Ansyaad.

Peran BNPT dalam menangani radikalisasi dan terorisme di Indonesia tidak bisa diabaikan karena mempunyai fungsi strategis dalam pencegahan dan kerja sama global.

BACA JUGA: Deteksi Dini Penyebaran Radikalisasi, BNPT Gandeng PDTT Kementerian Kota Sukses Persiapkan Kota

“Sampai saat ini BNPT berperan sangat penting dalam segala upaya yang berkaitan dengan penanggulangan terorisme, baik dalam bentuk pencegahan, penindakan maupun kerjasama internasional,” kata e.

Ansyaad juga mengapresiasi penanganan terorisme yang dilakukan BNPT selama 14 tahun lembaga ini berdiri. Keberhasilan kerja tersebut salah satunya terlihat tanpa adanya serangan teroris terbuka (zero teroris strike) di Indonesia pada tahun 2023 hingga Juni 2024.

Ansyaad berharap pemerintah dapat terus meningkatkan koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam menghadapi tantangan penanganan radikalisasi dan terorisme yang mulai mendominasi kemajuan eksploitasi teknologi.

Ia menegaskan, penanggulangan radikalisasi dan terorisme memerlukan keterlibatan banyak pihak dan satu lembaga tidak bisa sendirian.

“Upaya penanggulangan radikalisasi dan terorisme harus menggunakan pendekatan pemerintah yang komprehensif. Pendekatan yang mencakup seluruh lembaga pemerintah dan pemangku kepentingan terkait,” kata Ansyaad. (mcr4/jpnn)

BACA artikel LAINNYA… Bamsoet meminta para guru berhati-hati dengan penyebaran radikalisme di sekolah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *