saranginews.com, JAKARTA – Kapal kelas Rudal Pengawal (PKR) KRI Raden Eddy Martadinata (KRI REM-331), salah satu kapal kelautan tercanggih milik TNI Angkatan Laut, telah tiba di Pearl Harbor, Hawaii. , Amerika Serikat.
Kapal tersebut mengikuti Latihan Bersama Samudera Pasifik (RIMPAC) 2024 yang dilaksanakan pada 26 Juni 2024 hingga 2 Agustus 2024.
Baca Juga: Prajurit TNI AL Ini Lulusan Program Magister Terbaik di AS
Komandan Satuan Tugas (Dunsatgas) Latma RIMPAC 2024 Kolonel Marinir (P) Adam Tajahja S bersama 183 anak buah kapal (ABK), prajurit Kopaska dan Marinir berhasil melintasi Samudera Pasifik jalur Surabaya-Bitung-Guam-Hawaii.
Keberhasilan internasional PKR
Baca juga: TNI AL Amankan 42 TKI Non Proses dari Malaysia
Seperti pendahulunya, Sigma Corvette, kehadiran PKR diakui dunia internasional.
Baru-baru ini, KRI REM 331 dikerahkan ke RIMPAC 2024 di Hawaii setelah pelatihan persiapan bersama Angkatan Laut Brunei Darussalam.
Baca Juga: Top 5 Berita: Kabar duka datang, TNI bergerak cepat mengevakuasi korban kecelakaan AL Deniz
“Partisipasi KRI REM-331 dalam RIMPAC merupakan bukti nyata keahlian dan dedikasi tim terhadap misi internasional ini,” kata Patrick van der Heyden, Manajer Komersial Angkatan Laut Damen.
Pada tahun 2018, KRI REM mengikuti RIMPAC bersama 27 negara lainnya dan pada tahun 2022 dalam latihan angkatan laut multilateral di Milan, Vusakhapatnam, India.
“Tahun itu KRI I Gusti Ngurah Rai-332, kelas PKR lainnya juga ikut serta dalam latihan RIMPAC 2022,” kata Patrick.
Pada bulan September–Oktober 2022, KRI REM mengikuti Latihan Multilateral Kakadu bersama Angkatan Laut Australia yang melibatkan 34 negara.
Pada November 2022, KRI REM dan tiga korvet SIGMA mengawal KTT G-20 di Bali.
Pada latihan multinasional AMAN 2023 di Pakistan, Indonesia kembali mengirimkan KRI REM.
KRI REM juga berpartisipasi dalam Komodo multilateral 2023 di Indonesia dengan 36 negara peserta.
Rudal Pengawal Penghancur: Kolaborasi PT PAL dan Pembuatan Kapal Angkatan Laut Damen Schelde.
Proyek tersebut menjadi tonggak sejarah bagi PT PAL dalam pembangunan PKR sepanjang 105 meter yang bekerja sama dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding.
“Kolaborasi ini memperkuat kemampuan PT PAL dalam membangun kapal perang berteknologi tinggi,” kata Patrick van der Heyden.
“Proyek tersebut meliputi pelatihan dan transfer teknologi (ToT) desain, pengadaan, manajemen proyek, manufaktur baik di dalam maupun luar negeri. Sebanyak 280 karyawan telah dilatih untuk pembuatan modul PT PAL dan PKR di Belanda,” tambah Patrick.
PKR pertama selesai pada akhir tahun 2016 dan diserahkan kepada TNI Angkatan Laut pada bulan April 2017, sesuai anggaran, tepat waktu dan dalam kondisi kualitas yang baik.
Namun peta jalan pembangunan PKR ketiga dan keempat tertunda karena alasan politik.
Meski demikian, PT PAL sudah siap dari segi infrastruktur dan desain untuk melanjutkan proyek ini.
Teknologi futuristik dan modular
SIGMA mengadopsi pendekatan modularitas geometris terintegrasi kapal yang memungkinkan konstruksi kapal lebih cepat dan akurat.
Teknologi modular ini memungkinkan Anda menguji sebagian modul sebelum merakitnya menjadi satu modul.
“Metode ini mempercepat proses pembuatan kapal dengan presisi tinggi,” kata Patrick van der Heyden.
Alih teknologi ini melengkapi PT PAL dengan metode pengembangan baru yang efisien.
Dengan pengalaman membangun PKR pertama dan kedua, PT PAL siap menghadapi tantangan pembangunan kapal perang yang lebih besar di masa depan.
KRI REM-331 dan kelas PKR lainnya menunjukkan kemampuan TNI Angkatan Laut di kancah internasional.
Kolaborasi antara PT PAL dan Damen Schelde Naval Shipbuilding memperkuat industri pertahanan Indonesia untuk membangun kapal dengan teknologi canggih, menjamin presisi dan kualitas tinggi.
Sedangkan PKR 10514 merupakan cikal bakal Future Frigate Indonesia (FFI), kelas kapal perusak fregat berat dengan kode nama Omega.
Berbicara tentang fregat berat kelas Omega, kelas ini sedang dalam pengembangan untuk Angkatan Laut Jerman. 4 fregat akan dibangun sebagai fregat F126, sebelumnya oleh Damen Navy, sekarang menjadi bagian dari Kill Laing. panggung
Namun baru-baru ini Jerman dipastikan berniat menambah 2 fregat F126 lagi, sehingga Jerman akan memiliki total 6 fregat F126 dengan panjang 166 meter, lebar 21 meter, dan bobot bobot 10.000 ton (jum/jpnn) .