saranginews.com, JAKARTA – Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) mengungkap pendapat soal dana pendidikan dari hasil survei mahasiswa aktif dan guru UI.
Hal itu diungkapkan ILUNI UI saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dan tiga Ikatan Alumni Perguruan Tinggi (IKA) serta Panitia Kerja Keuangan Pendidikan (Panja) Komisi pada 3 Juli 2024.
UPDATE: Permohonan Sebagai Amicus Curiae, Berikut Permohonan Presiden ILUNI UMB ke Mahkamah Konstitusi.
Pertemuan tersebut mengangkat pandangan dan pendapat masing-masing perwakilan OSIS di sekolah tentang arah kebijakan pendidikan nasional saat ini dan masa depan, serta tips dan trik mempersiapkan keuangan pendidikan, termasuk prinsip-prinsip perencanaan keuangan pendidikan.
Rektor ILUNI UI Didit Ratam mengatakan kolaborasi antar perguruan tinggi merupakan hal yang penting.
TERKAIT: ILUNI UI meluncurkan platform kebijakan kesehatan, kata Mekel
ILUNI UI juga mengedepankan persaingan yang sehat antar perguruan tinggi, misalnya persaingan lamaran dalam kompetisi penerimaan bantuan keuangan (beasiswa) dengan perguruan tinggi yang perlu bekerjasama dan bekerjasama termasuk dalam bidang penelitian, pemanfaatan teknologi, konsultasi dan lain sebagainya.
“ILUNI UI menekankan pentingnya dukungan KPPU
ILUNI UI menyadari dana dari APBN dan APBD belum bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan perguruan tinggi di Indonesia.
Selain hibah pemerintah, perguruan tinggi harus aktif mencari sumber pendanaan dan bantuan dari berbagai organisasi serta mengelola dana dan hibah secara efektif.
Oleh karena itu, penganggaran harus dilakukan dengan jelas agar mudah diawasi.
“Kualitas dan efisiensi tenaga pengajar serta kebutuhan akademik dan profesional guru dan siswa merupakan beberapa hal yang penting untuk dicermati, termasuk penetapan jadwal kerja,” kata dan Didit.
Selain itu, ILUNI UI juga bertujuan untuk memperluas akses pembelajaran online agar dapat menjangkau banyak mahasiswa dengan biaya murah.
Perguruan tinggi juga hendaknya meningkatkan kegiatan praktik alumni dengan memberikan kursus, seminar, pengajaran, pembelajaran, diskusi, serta bantuan dan kerjasama dari dunia industri untuk melakukan penelitian dan pemanfaatan teknologi di perguruan tinggi.
ILUNI UI mengingatkan sekolah dan universitas untuk mendengarkan layanan penyandang disabilitas agar lebih menikmati pendidikan oleh penyandang disabilitas.
“Beasiswa harus disalurkan bagi mahasiswa tidak mampu dan ILUNI UI memulai kontribusi (kebutuhan) dari penerimanya, terutama pada program pascasarjana (seperti LPDP) yang bisa dilihat langsung di dunia akademik, seperti membantu penelitian, mengajar tamu, memberikan pelatihan. , konsultasi dll, jelas Didit.
Turut hadir pula Direktur Jenderal ILUNI UI Didit Ratam, Almaida Askandar (Wakil Presiden Pusat Kebijakan ILUNI UI), Catherine (Anggota Pusat Kebijakan ILUNI UI), Muhammad Fakhri Muzaffar Abrar (Mahasiswa UI), Annisa Cinta (Mahasiswa UI), dan Gembong Primadjaja (CEO ITB), Andi Irman (Ketua YAPI IPB), dan Tarsisius Tukijan (Mahasiswa UNIKA Atma Jaya) (mcr10 /jpnn)