Penyebab Kematian Santriwati di NTB Diusut Polisi, Pihak Ponpes Ungkap Rekaman CCTV

saranginews.com, Mataram – Polisi terus mendalami dugaan penganiayaan yang diduga menjadi penyebab meninggalnya Nurul Izati, 13, santri Pondok Pesantren Al Aziziya.

Pondok Pesantren Al Aziziyah juga mendukung penuh proses hukum atas dugaan penganiayaan terhadap Nurul Izati asal Ende, Nusa Tenggara Timur, dan polisi mengatakan, setelah mendapat perawatan medis, Nurul Izati asal Ende, Nusa Tenggara Timur, kini sudah bisa ditentukan. penyebab meninggalnya pelajar asal Ende, negara bagian itu. Dr Raden Soejono, Sabtu (29/6).

Baca juga: Panitia III DPR Akan Selidiki Kematian Kapolda Sumbar Afif Maulana

“Pondok mendukung penuh penyelidikan ini untuk mengetahui penyebab meninggalnya santri Nurul Izati,” kata Herman Sorengana, pengacara Pondok Pesantren Al Aziziya yang mendampingi pemeriksaan saksi di Polsek Mataram. , Kamis (4/7).

Pak Herman meyakinkan, pihak pesantren akan memberikan segala yang dibutuhkan penyidik, baik bukti maupun informasi, selama proses penyidikan.

Baca juga: Ketua KPU Hashim Ashari Dipecat karena Perilaku Asusila, Begini Reaksi Dori Kurnia

“Itu sudah kami sampaikan secara lisan kepada penyidik. Apa pun kebutuhan mereka dari pondok, kami siap mendukung dan menyediakannya,” ujarnya.

Terkait kamera pengawas (CCTV) yang merekam gerak-gerik Nurul Izati yang keluar dari pesantren untuk berobat ke rumah sakit di Provinsi Lombok Timur pada Jumat (14/6), Herman membenarkan masih tersedia.

Artikel terkait: Inilah perbincangan mesra Hashim Ashari dan Mubaku Sindra, dengan foto keduanya

“Jika kami membutuhkan rekaman kamera pengawas, kami akan menyediakannya,” ujarnya.

Begitu pula dengan seluruh rekaman CCTV di area pesantren, Herman menegaskan, pihaknya siap memberikannya kepada polisi jika diperlukan untuk menuntaskan kasus tersebut.

Pak Harman juga membenarkan bahwa dia melihat langsung rekaman CCTV yang menunjukkan gerak-gerik almarhum saat keluar dari pesantren pada Jumat (14/6).

“Saat almarhum kembali ke rumahnya pada sore hari tanggal 14 Juni, perwakilan keluarga datang menjemput dan membawanya ke Lombok Timur. Beberapa hari kemudian pihak kos mendapat kabar bahwa almarhum sudah diterima di rumah kos rumah sakit. “Rumah Sakit,” katanya.

Ia mengatakan, dalam rekaman CCTV, terlihat Nurul Izzati yang duduk di bangku kelas bawah Kelas VII Seminari Al-Aziziya Tzanawiya Pompes, berjalan menuju kendaraan pikap sambil membawa tas.

“Dia berjalan sendirian, tidak digendong atau ditopang, dan hendak meninggalkan gerbang ketika dia melihat orang yang datang menjemputnya mendekatinya untuk mengambil barang bawaannya dan masuk ke dalam mobil. “Ini terekam hingga almarhum membukakan pintu mobil,” kata Herman.

Ia mengaku belum melihat rekaman dari kamera pengintai lain. Penyidik ​​Herman langsung mendatangi lokasi kejadian dan meninjau serta menganalisis seluruh rekaman kamera pengawas.

“Saya belum lihat ada CCTV lain. Kami belum ahli dalam memeriksanya, jadi sebaiknya periksa langsung ke penyidik ​​PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak),” ujarnya.

Harman mengatakan, pihak pesantren hingga saat ini belum menerima bukti adanya kekerasan terhadap almarhum.

“Sejauh ini dia belum mendengar apa-apa, tidak ada yang bercerita, dan tidak ada yang melihat adanya tindakan kekerasan terhadap almarhum,” ujarnya.

Ketika pelanggaran terjadi di pesantren, Harman memastikan pihak lembaga sudah menyiapkan sanksi untuk mendidik para santri.

“Kalau ada pelanggaran di pesantren, sanksinya diterapkan, tapi sanksi fisik seperti disuruh mengaji, membersihkan toilet dan tempat bermain, mengepel kamar, dan sebagainya. Tidak ada (sanksi) fisik yang diberikan.

Nurul Izati meninggal dunia pada usia 13 tahun setelah 16 hari dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Sabtu (29/6), Raden Soejono, Lombok Timur.

Sebelum meninggal dunia, dr Raden Soejono dan Nurul Izati sempat dirawat di klinik tersebut. Chandra Lombok Timur dan Puskesmas Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur.

Polisi mendalami dugaan penyebab meninggalnya pelajar tersebut setelah mendapat informasi dari orang tua Nurul Izati (ant/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *