Waspadai Dampak Larangan Rasa Vape, 2 Risiko Ini Meningkat

saranginews.com, JAKARTA – Tholos Foundation Research Center mengumumkan analisis dampak pelarangan produk vape rasa dari penelitian terbarunya.

Dalam artikel mereka yang berjudul Analisis Produk Vaping Beraroma sebagai Metode Pengurangan Dampak Buruk: Dampak Fas Rasa di Dunia Nyata, mereka menganalisis beberapa jajak pendapat mengenai apa yang akan dilakukan pengguna vape jika pelarangan produk vape beraroma diterapkan. 

BACA JUGA: Ketahui Cara Menggunakan Perangkat Vape Untuk Menghindari Kontaminasi Logam

Terlepas dari perbedaan latar belakang pengguna dari berbagai negara, sikap pengguna vape di wilayah ini tetap sama. Artinya, penelitian menunjukkan bahwa pelarangan perasa pada produk vape menyebabkan pengguna vape langsung beralih ke penggunaan rokok biasa. seiring peningkatan penjualan vape, tampaknya di pasar gelap.

Pelarangan rasa vape dapat memperkuat kejahatan terorganisir yang terlibat dalam perdagangan tembakau, yang menurut Departemen Luar Negeri AS merupakan ancaman keamanan nasional. 

BACA JUGA: APVI membuka peluang riset dengan Vape

Sebaliknya, data menunjukkan bahwa pengguna vape mendukung solusi kebijakan lain yang dapat mencapai tujuan kesehatan masyarakat tanpa larangan.

Aturan masuk, tidak ada batasan rasa

Akses terhadap produk vaping beraroma sangat penting untuk mengurangi dampak buruk merokok terhadap masyarakat dan mengurangi tingkat merokok. 

Oleh karena itu, pembuat kebijakan harus mempertimbangkan preferensi konsumen dan potensi dampak negatifnya ketika mengembangkan kebijakan yang memprioritaskan kepentingan kesehatan masyarakat dan menangani masalah hukum dengan tepat.

Penelitian Tholos Foundation ini didukung oleh penelitian terbaru dari University of Bristol.

Sejalan dengan penelitian sebelumnya, penelitian terbaru dari University of Bristol menunjukkan bahwa pelarangan rasa pada produk vape menyebabkan pengguna beralih ke rokok biasa dan meningkatkan penjualan pasar. 

Dr. Jasmine Khouja, profesor di Bristol School of Psychological Science, mengatakan pertumbuhan pasar gelap berkontribusi terhadap risiko kesehatan karena kualitasnya tidak terjamin, begitu pula peningkatan penggunaan di kalangan generasi muda karena tidak ada verifikasi usia pembeli.

“Meskipun pembatasan rasa dapat mengurangi penggunaan vaping di kalangan generasi muda, hasil wawancara kami menunjukkan bahwa pembatasan tersebut dapat membuat orang dewasa enggan menggunakan rokok elektrik untuk membantu mereka berhenti merokok. Rokok dapat mendorong pengguna vaping untuk kembali merokok dan menyebabkan lebih banyak orang terus merokok. sekarang, kata dokter Jasmijn.

Tholos Foundation juga melakukan penelitian dan mengusulkan solusi yang dapat diterapkan pemerintah untuk membatasi akses terhadap produk tembakau bagi anak di bawah umur. 

Pertama, pemerintah harus memperkuat penegakan hukum untuk membatasi masuknya anak di bawah umur melalui verifikasi usia online dan fisik, perizinan pengecer dan distributor, serta pemantauan rutin terhadap kepatuhan dan penegakan hukuman atas pelanggaran. 

Kedua, pemerintah harus mempertimbangkan untuk membatasi definisi rasa dan cara komunikasi suatu produk agar tidak menarik perhatian anak di bawah umur. 

Kemudian batasi penjualan rasa tertentu pada toko dewasa.

Kemudian menerapkan inovasi teknologi ke dalam produk untuk membatasi akses bagi anak di bawah umur. 

Terakhir, pendidikan komprehensif tentang bahaya vaping di kalangan anak di bawah umur juga penting agar upaya pengobatan menjadi efektif (mcr10/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *