Menko Airlangga Ungkap Ekonomi Hijau Dapat Menstabilkan Perekonomian Hingga 2045

saranginews.com, Jakarta – Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diharapkan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22 persen hingga tahun 2045, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Airlangga saat menyampaikan pidato virtual pada pembukaan Green Economic Expo 2024 dengan tema “Perkembangan Teknologi, Inovasi dan Sirkularisasi” di Jakarta, Rabu (3/7).

Baca juga: Menko Airlangga Sebut Transformasi Industri Menjadi Kunci Menjaga Ketahanan Ekonomi Nasional

“Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang akan menurunkan emisi sebesar 86 juta ton setara karbon dioksida dan menciptakan 4,4 juta lapangan kerja,” kata Menteri Koordinator Airlangga dalam keterangan resmi, Kamis (4/7). .

Menko Airlangga menekankan, ekonomi hijau juga penting untuk mencapai transformasi ekonomi menuju negara berpendapatan tinggi setara negara maju dan keluar dari jebakan berpendapatan menengah.

Baca Juga: Wakil Menko Perekonomian Ellen Setiadi Jadi Pj Gubernur Sumsel, Pesan Menko Airlangga

Ia mengatakan ada dua peluang yang bisa dimanfaatkan dalam mengembangkan ekonomi hijau.

Peluang pertama adalah beralih ke aktivitas ekonomi yang sudah ada.

Baca Juga: Dapat Penghargaan dari Pemerintah Rusia Ini Janji Menteri Airlangga

Di bidang energi, upaya transformasi diarahkan melalui penerapan energi baru dan terbarukan seperti energi surya, angin, hidro, dan biomassa.

“Kombinasi penyimpanan amonia dan penyimpanan karbon (CCS) secara alami mengurangi emisi karbon dari PLTU. Selain itu, ekosistem kendaraan listrik atau e-mobilitas perlu terus didorong karena mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar,” kata Koordinator. Menteri Airlangga.

Ekonomi yang ramah lingkungan dan sirkular akan membantu industri di Indonesia mampu bersaing dalam hal keberlanjutan.

Saat ini terdapat 152 perusahaan yang memiliki sertifikasi industri hijau dan diperkirakan akan terus bertambah di masa mendatang.

Sertifikasi industri hijau ini memberikan manfaat ekonomi antara lain penghematan energi senilai Rp3,2 triliun per tahun dan penghematan air senilai Rp169 miliar per tahun.

Peluang kedua adalah menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui pengembangan sektor dan kegiatan sirkular yang inovatif, termasuk industri berbasis sumber daya alam berkelanjutan atau bioekonomi, ekonomi biru, dan industri eksploitasi limbah.

Sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang besar, industri bioekonomi Indonesia mempunyai potensi besar untuk terus dikembangkan.

Pemerintah telah mengembangkan 22 kawasan ekonomi khusus (KEK) yang perlu terus didorong untuk mengadopsi prinsip ekonomi hijau dan ekonomi sirkular agar dikenal luas dan menarik investasi ramah lingkungan.

Kini banyak bermunculan startup dan perusahaan baru yang core business-nya menerapkan prinsip 9R ekonomi sirkular, yaitu reject – rethink – kurangi – recycle – perbaiki – perbarui – perbanyak – daur ulang – pulihkan.

Startup ini merupakan inovasi anak-anak muda kreatif yang melihat adanya kesenjangan peluang dalam penerapan ekonomi sirkular dan ekonomi hijau.

Menurut Airlangga, UMKM berperan penting dalam transisi menuju ekonomi sirkular. Misalnya saja usaha reparasi, pengumpulan barang elektronik bekas, dan perusahaan daur ulang sampah.

“Start-up dan UMKM memerlukan pendampingan dan dukungan finansial untuk pengembangan usahanya agar dapat semakin berkembang dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional,” kata Menko Airlangga.

Menko Airlangga mengapresiasi keluarnya Peta Jalan dan Rencana Aksi Ekonomi Sirkular serta Peta Jalan Pengelolaan Kehilangan dan Sampah Pangan.

“Kedua dokumen ini akan menjadi tonggak sejarah masa depan perekonomian Indonesia yang hijau dan berkelanjutan, yang bermanfaat bagi masyarakat dan alam nusantara,” pungkas Menko Airlangga (mrk/JPNN).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *