Indonesia-Australia Perkuat Kerja Sama Transisi Energi dan Ekonomi Hijau

saranginews.com, JAKARTA – Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko Ekonomi) Susiwijono Moegiarso menerima kunjungan Sekretaris Kementerian Perubahan Iklim, Energi, Lingkungan Hidup, dan Air Australia Mr. David Fredericks, di Gedung Ali Wardhan, Selasa (7/2).

Pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama kedua negara di bidang transformasi energi.

BACA JUGA: Kementerian Koordinator Perekonomian adakan konsultasi publik revisi PP 5/2021 yang diikuti pengusaha

Sesmenko Susiwijono mengatakan Australia merupakan mitra penting bagi Indonesia.

Pada tahun 2023, investasi asing langsung Australia di Indonesia akan tumbuh sebesar 4,0 persen atau $545,2 juta. “Kami melihat potensi besar dalam pengembangan proyek percontohan kerja sama di bidang transformasi energi, khususnya di daerah terpencil dalam kerangka Kerangka KINETIK,” kata Sesmenko.

BACA JUGA: Perwakilan Kemenko Perekonomian Elen Setiadi Bakal Pj Gubernur Sumsel, Ini Pesan Menko Airlangg

Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Menteri Fredericks ke Indonesia untuk memperdalam pemahaman kerja sama Australia-Indonesia dalam transisi energi.

Selain itu, tujuan pertemuan tersebut adalah untuk memperoleh pandangan para pemangku kepentingan di Indonesia, termasuk Kementerian Koordinator Perekonomian, mengenai kerja sama yang lebih erat di sektor energi industri dan ekologi, serta prioritas investasi kedua negara.

BACA JUGA: Kemenko Perekonomian Ajak Perguruan Tinggi Pendukung Masuknya Indonesia Jadi Anggota OECD

“Indonesia dan Australia dapat bekerja sama lebih erat untuk memenuhi kebutuhan negara ketiga di kawasan dengan mengembangkan industri energi ramah lingkungan dan prioritas investasi,” kata Menteri Fredericks.

Selain itu, Menteri Fredericks juga mengisyaratkan potensi kolaborasi yang dapat dilakukan Pemerintah Australia di masa depan untuk mendukung Pemerintah Indonesia di bawah Kerangka Kemitraan untuk Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur (KINETIC) dalam upaya energi bersihnya.

Dapat dipahami bahwa Program Kerangka KINETIK mengikuti komitmen Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Australia pada Pertemuan Pemimpin Tahunan (ALM) tahun 2023 antara Indonesia dan Australia.

Kami berharap KINETIC dapat mewujudkan proyek konkrit di bidang energi ramah lingkungan dengan dukungan berbagai program kerja sama Australia lainnya, seperti Indonesia Australia Partnership Program for the Economic (PROSPERA), serta partisipasi badan usaha untuk meningkatkan kinerjanya. negara.

Dalam pertemuan persahabatan ini, kedua belah pihak sepakat untuk mengidentifikasi peluang baru untuk investasi dan perdagangan di sektor energi terbarukan, khususnya energi surya, teknologi hidrogen dan penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS), yang dapat dipercepat oleh kedua negara untuk mencapai emisi nol bersih ( NZE ). ).

Menteri Fredericks juga memperkenalkan Australian Clean Energy Finance Corporation (CEFC), yang dapat memfasilitasi skema bagi pemerintah Indonesia untuk mengirimkan tim ahli Indonesia ke Australia untuk memperdalam kerja sama dalam transisi menuju energi berkelanjutan.

Dalam kesempatan tersebut, Menko Susiwijono juga menyoroti hubungan perdagangan antara Indonesia dan Australia yang semakin meningkat sejak diberlakukannya Perjanjian Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA), dan kami berharap pemanfaatan kerja sama perdagangan yang ada sudah membawa manfaat yang lebih besar. investasi untuk Indonesia. . “Kami mengundang para pelaku usaha Australia untuk berinvestasi menggunakan berbagai insentif dan fasilitas di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). “Saat ini dari 21 KEK yang sudah ada, 10 diantaranya merupakan KEK dengan fokus khusus pada sektor energi,” jelas Menko Susiwijono.

Menteri Fredericks sepakat bahwa sektor swasta mempunyai peran penting dalam berkolaborasi dalam transisi energi dan ekonomi hijau.

Selain itu, kedua negara harus meningkatkan interaksi antar masyarakat kedua negara. Seperti diketahui, Australia Awards Indonesia merupakan salah satu program pendidikan dan pelatihan kerjasama terbesar dengan lebih dari 13.000 lulusan di berbagai sektor dan mendukung pembangunan Indonesia. Minat besar masyarakat terhadap studi Indonesia di Australia menjadi dasar berdirinya universitas-universitas Australia di Australia beberapa kota di Indonesia.

Di akhir pertemuan, Menko Susiwijono menegaskan pemerintahan baru Indonesia akan mengikuti berbagai program prioritas pemerintah saat ini, khususnya terkait upaya aksesi Indonesia ke OECD dan transformasi energi Indonesia ke NZE.

Australia merespons secara positif dan berkomitmen untuk menjalin kerja sama yang lebih erat, dengan memanfaatkan kedua negara. (jpnn)

BACA PASAL BERIKUTNYA… Kemenko Perekonomian Ungkap Tujuan Pemerintah Optimalkan Potensi Wilayah BBK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *