saranginews.com – Kapolda Sumbar (Sumbal) Irjen Suhariono sibuk mencari kelompok pemberita berita meninggalnya Afif Maulana, kata Wakil Ketua Komite III DPR RI Ahmad Saharoni geram
Kematian Afif, 13 tahun, terungkap setelah LBH Padang mengklaim pemuda tersebut tewas akibat penyerangan polisi saat kerusuhan.
Baca juga: Irjen Sucharyono Sebut Kematian Afif Maulana di Padang Bukan Akibat Kebrutalan Polisi.
Namun Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono, baru-baru ini membantah anggapan Afif meninggal karena penganiayaan. Ia mengatakan, seorang siswa SMA tewas setelah melompat dari Jembatan Kranji di Kota Padang.
Sebelumnya, Irjen Sucharyono juga mengaku sedang mencari kelompok penyebar kabar dugaan penyiksaan Afif Maulana oleh polisi.
Baca juga: Polisi Siapkan Tiga Alat Bukti Ini Tanggapi Permintaan Praperadilan Pegi Setiawan.
Jenderal bintang dua itu juga merasa timnya menjadi korban pemberitaan media atas kematian Afif.
Terkait permasalahan tersebut, Saloni meminta Polda Sumbar tidak sibuk mencari informan di media sosial, melainkan fokus mengusut dan mengusut peristiwa yang terjadi.
Baca juga: Kasus Kematian Afif Maulana: Eksekusi Benny Mamoto Usai Jembatan Kranji
“Bagi Polda Sumbar sebaiknya tidak perlu khawatir siapa yang melakukan tindak pidana tersebut. Yang terpenting adalah mengusut kasus ini secara jelas dan transparan,” tulisnya di Jakarta, Selasa. /7). ).
Politisi demo Nas kaget karena Polda Sumbar pimpinan Irjen Sucharyono masih mengejar oknum yang angkat bicara soal penyebab meninggalnya Afif Maulana.
“Dan apa yang akan kamu lakukan jika kamu menemukan pelakunya (versi militan)? Jika itu caranya, segera tangkap semua orang yang melakukan insiden di negara bagian ini .
Saloni juga menyinggung peran masyarakat dalam mempublikasikan kejadian polisi dalam salah satu komentarnya di media sosial.
Saloni mengatakan, polisi perlu segera menindaklanjuti berbagai laporan masyarakat agar masyarakat dapat mempercayainya.
Tentu saja kepercayaan masyarakat semakin meningkat karena polisi cepat tanggap terhadap laporan masyarakat, terutama yang beredar, ujarnya.
Saloni mengatakan, Polda Sumbar harus kooperatif jika ada pemberitaan seperti ini soal meninggalnya Afif Maulana, agar penyidik bisa fokus mengusut tuntas dan menyebarluaskan hasilnya ke masyarakat.
Kalau ada yang tersinggung itu bukti masyarakat masih percaya pada polisi. Karena mereka tahu akan diperiksa,” kata Saloni.
Para politisi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, tak ingin reaksi keras Kapolda Sumbar membuat masyarakat takut melapor ke polisi atau bersuara demi keadilan karena takut dikejar pihak berwajib.
“Tidak baik kalau ada ketakutan seperti itu di masyarakat,” kata Saloni (gemuk/jpnn)