Ini Peran Strategis Kurasi Talenta dan SIMT dalam Memfasilitasi Karier Belajar Siswa

saranginews.com, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) sedang mengembangkan sistem informasi pengelolaan talenta dan manajemen talenta (SIMT).

Kami berharap kedua platform ini dapat menjadi basis pencarian talenta nasional untuk mendukung pertumbuhan talenta nasional secara terintegrasi dan berkelanjutan.

Baca Juga: Kemendikbud Lepas 281 Mahasiswa Internasional Program Darmasiswa RI 2023/2024

Pegawai Profesional Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pengelolaan Talenta, Tetang Motaqin menjelaskan, dengan dibangunnya SIMT memungkinkan terciptanya ekosistem talenta dari peserta didik di berbagai jenjang pendidikan.

Hal ini penting untuk membantu mahasiswa mengembangkan potensi dan minatnya serta untuk kemajuan karirnya di masa depan.

Baca juga: Sedang Berlangsung, Kemendikbud Kembali Gelar Keroncong Svaranus.

Tateng Motaqin dalam keterangannya, Minggu (30/6): “Baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan di masa depan. Inilah penghubung antara kurator dengan platform yang tersimpan dalam sistem informasi manajemen talenta.”

Hal itu disampaikan Tatang Motaqeen pada acara Konferensi Merdeka Belajar (UKM) Fasilitasi Pembelajaran Karir dengan Akuisisi Talenta dan SIMT di Jakarta, Kamis (27/6).

Baca juga: Kerjasama Kemendikbudristek dengan Astra akan meningkatkan nilai ekonomi masyarakat pedesaan sebesar 10 miliar Rial.

Lebih lanjut beliau mengatakan: Hasil pencarian bakat akan mengidentifikasi kualitas acara dan memberikan hadiah kepada talenta-talenta luar biasa.

Hal ini mencakup pemberian insentif berupa jaminan karir belajar atau bentuk lain yang sesuai, seperti jalur perkembangan PPDB penerimaan siswa baru dan pemberian BOS Prestasi kepada sekolah yang dinilai baik dalam mengembangkan potensi siswa.

Selain sebagai tempat penyimpanan data yang terintegrasi, terstruktur, dan terukur, SIMT juga menjadi wadah pemantauan dan pemetaan kemajuan siswa.

SIMT juga menjadi sumber informasi publik mengenai prestasi talenta, menampilkan portofolio prestasi sebagai data analisis dan evaluasi talenta.

Tateng menyatakan SIMT dapat membantu siswa mendapatkan akses terhadap mata kuliah pendidikan khusus.

Sistem ini bisa menjadi jalur khusus, misalnya bagi yang sudah meraih prestasi tertentu bisa masuk PPDB melalui jalur prestasi, jelas Tateng.

Tatang berharap seluruh kepala dinas di provinsi, dinas, dan kota, serta mahasiswa, memahami proses pengumpulkan bakat dan data melalui Simet agar dapat mengikuti kompetisi yang diusulkan dan valid untuk pengembangannya ke depan.

Pada saat yang sama, Yudyavati v. Vindarrusliana, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah, mengatakan pihaknya berupaya keras memastikan satuan pendidikan benar-benar memahami sistem informasi manajemen talenta ini.

Katanya: Oleh karena itu, setiap kegiatan hendaknya dialihkan kepada kepala sekolah, staf pengajar, dan siswa.

Yudyawati mengatakan, pihaknya juga bekerja sama dengan organisasi pendidikan seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan Guru Indonesia (IGI) untuk menyebarkan informasi tersebut.

Menurut Yudivati, yang terpenting adalah mengapresiasi pihak satuan pendidikan yang telah berupaya keras dalam mensosialisasikan aplikasi SIMT kepada siswanya sehingga mengetahui cara penggunaan aplikasi ini dengan baik.

Ditambahkannya, dengan terlaksananya SIMT secara maksimal maka harapan atau prestasi siswa akan terekam dengan baik.

Sementara itu, Kepala Sekolah Menengah Negeri 1 Singaraja Made Sri Astiti mengatakan SIMT membantu sekolah dalam proses PPDB karena dapat melihat data siswa berprestasi baik bidang akademik maupun non akademik.

“Selanjutnya siswa diberikan pelatihan secara berkala hingga mengikuti kompetisi yang sesuai dengan minat dan bakatnya,” kata Mudd.

Ia juga meminta rekan-rekannya segera menggunakan Kurasi Bakat dan SIMT agar siswa berprestasi terdaftar di database SIMT.

“Data ini sangat penting karena dapat menjadi bekal karir masa depan mahasiswa, baik beasiswa maupun pekerjaan,” ujar Student Learning Career Facility.

Sebelumnya, Tateng Motaqin mengungkapkan, pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya menyelenggarakan berbagai ajang prestasi.

Melalui Pusat Pengembangan Talenta Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan sekitar 42 acara.

Selain itu, masyarakat, swasta, perusahaan pemerintah dan lain-lain juga menyelenggarakan berbagai acara atau kompetisi untuk perolehan bakat, baik akademik maupun non-akademik.

“Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk memastikan seluruh acara ini benar-benar mewakili portofolio dan kemampuan mahasiswa adalah dengan menyelenggarakannya,” kata Tateng. “Dalam konteks pendidikan, proses ini mirip dengan proses akreditasi yang digunakan pada satuan pendidikan,” kata Tateng.

Jika siswa telah mencapai kesuksesan di tingkat nasional, mereka akan memiliki akses terhadap berbagai peluang lain untuk memfasilitasi karir belajar.

“Termasuk beasiswa untuk melanjutkan studi, baik melalui beasiswa lanjutan maupun beasiswa Indonesia. Bahkan ada yang bisa go internasional,” kata Tatang.

Made Sri Astiti berpendapat bahwa pengembangan bakat sangat penting bagi satuan pendidikan untuk mengantarkan siswanya mengikuti kompetisi atau event yang relevan, sehingga mereka dapat mendaftar di SIMT.

Presiden SMA Negeri 1 Singaraja mengatakan, “Inklusi siswa dalam SIMT sangat penting karena membuka peluang untuk menerima berbagai manfaat khususnya Beasiswa Indonesia Lanjutan dan juga memberikan kontribusi positif terhadap penilaian kinerja lembaga.” .

Penyelenggaraan kursus pendidikan yang kompetitif memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap peserta didik dengan bakat dan minat yang beragam.

Siswa dapat mengikuti berbagai kompetisi yang diselenggarakan oleh universitas atau institusi lain untuk mendapatkan nilai dan pengakuan atas prestasinya.

Dikatakannya, adanya peringkat kurator setiap tahunnya menjadi semangat penyelenggara untuk terus meningkatkan kualitas kompetisi agar lebih bermanfaat dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.

Manfaat Pencarian Bakat dan SIMT juga dirasakan oleh Arjuna Ayasa Putra, penerima Beasiswa Indonesia Lanjutan Dalam Negeri Seri 2.

“Berkat penggunaan kurator dan SIMT, saya bisa mendapatkan Beasiswa Indonesia Maju Dalam Negeri yang kedua,” ujarnya.

Saat masih duduk di bangku kelas dua belas SMA, ia mengajukan permohonan Beasiswa Indonesia Majo, namun belum sepenuhnya memahami nilai dari kompetisi yang diikutinya.

Dengan adanya Kurator dan SIMT, ia bisa mengetahui lembaga mana saja yang masuk menjadi Kurator kecuali Puspresna.

Hal ini memudahkan evaluasi dan pemilihan lembaga yang berkualitas untuk menyelenggarakan kompetisi.

Arjuna mengaku rajin menerapkan informasi pemanfaatan keberbakatan dan SIMT kepada siswa-siswa muda di sekolah agar bisa mengakses peluang untuk memfasilitasi pembelajaran karir seperti miliknya. (mrk/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *