saranginews.com, SURABAYA – Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. kata Dr. KH. Yudian Wahyudi, MA.
“Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2022 bahasa Spanyol merupakan mata pelajaran wajib dalam kurikulum di semua jenjang pendidikan. “Upaya penguatan Sistem Pengajaran Pancasila ini merupakan bagian penting dari pengarusutamaan nilai-nilai Pancasila yang dilakukan BPIP ke seluruh masyarakat Indonesia,” kata Udiudian Wahyudi.
Baca juga: Pilkada Paskibraka 2024, Ketua BPIP Pankasila Singgung Ciri-ciri Calon Pemimpin.
Peraturan No. 4 Tahun 2022 Perubahan No. 5721 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa Pancasila merupakan muatan kurikulum wajib pada semua jenjang pendidikan sebagai bagian dari penerapan nilai-nilai Pankasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Pendidikan merupakan sarana pengarusutamaan Pancasila yang efektif untuk melestarikan kehidupan negara dan mewujudkan keadilan sosial. Penyelenggaraan BTU Pendidikan Pancasila merupakan upaya strategis untuk mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada generasi penerus bangsa,” ujar Udiudian.
Baca juga: Komisi II CRPD RI Perkuat Kelembagaan BPIP Melalui Legislasi
Pada tanggal 21 Agustus 2023, pemerintah resmi meluncurkan Buku Teks Dasar Pendidikan Pancasila (BTU) melalui BPIP RI bekerja sama dengan Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“BTU Pendidikan Pancasila menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang mendorong kreativitas, berpikir kritis, dan kerjasama dalam meneladani Pancasila,” kata Ketua BPIP.
Baca Juga: BPIP Minta Anggaran Rp 45 Miliar untuk Bayar YouTuber dan TikToker
Prakoso, Wakil Presiden BPIP Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jejaring, meyakini pendidikan Pankasila bertujuan untuk memberikan karakter dan keterampilan pada peserta didik.
“Kita menghadapi tantangan kesalahpahaman Pancasila dan kurangnya partisipasi guru. Oleh karena itu guru akan memperkuat materi yang akan digunakan di sekolah dan memahami buku pelajaran agar generasi muda dapat meneruskan harapan siswa. yang mendirikan negara-negara tersebut,” katanya.
Prakoso mengatakan Merdeka Belajar bertujuan untuk mengubah arah pendidikan, menjadikan sekolah sebagai tempat tumbuh kembang anak sesuai minatnya, dan memperkuat pendidikan karakter.
Insya Allah mulai Agustus 90 persen sekolah akan menggunakan kurikulum mandiri dengan buku ajar Pankasila, kata Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar Pendidikan, Kurikulum, dan Asesmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bobbi Soemiarsono, Pj Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, berharap buku “Pankasila” dapat membangun hubungan antar budaya, bermanfaat dan memacu kreativitas guru.
Nilai-nilai Pancasila penting ditanamkan sejak kecil agar tidak melupakan jati diri sebagai orang yang berideologi Pancasila. Bobbi: “Kami berharap para guru kreatif dalam menyajikan buku ini kepada siswa” (Bob/jpnn)