Respons Bos Amarta Karya Soal Isu Pembubaran 6 BUMN: Terkejut, Tetapi Saya Gak Ambil Pusing

saranginews.com, Jakarta – Direktur Utama PT Amarta Karya (Persero) Nicholas Agung bereaksi terhadap pernyataan Direktur Utama PT Danarexa (Persero) Yadi Jaya Ruchandi yang menyebut beberapa BUMN akan dibubarkan, salah satunya PT Amarta Karya (AMKA).

Pernyataan itu disampaikan Yadi saat menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Panitia Kerja VI DPR RI.

Baca Juga: Jasa Raharja Raih Penghargaan di 6th Anniversary Indonesia BUMN Awards 2024

Menurut dia, dari total 14 BUMN lemah, 6 di antaranya terancam dibubarkan.

6 BUMN yang terancam pembubaran tersebut antara lain PT Inda Karya (Persero), PT Doc Don Perkapalan Surabaya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Varuna Tirtha Prakasha (Persero), dan PT Weerya Kupang. .

Baca Juga: Laba Bersih Capai Rp1,8 Triliun, Proyek Hutama Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia dan 183 di Asia

Nicholas Agung mengaku kaget dengan pernyataan CEO Danarexa yang dimuat di beberapa media yang menyebutkan 6 BUMN akan dibubarkan.

Padahal, kata Nico, proses pembubaran BUMN membutuhkan proses yang panjang. Apalagi, perusahaan pelat merah yang dijalankannya sudah lolos PKPU.

Baca Juga: Kepemimpinan Eric Thohir selama 4 tahun terakhir membuat BUMN tumbuh aman dan pesat

“Tentu kami sangat terkejut dengan kabar ini, namun saya tidak ambil pusing dan berpesan kepada jajaran AMKA untuk terus fokus pada tujuan AMKA yang lebih besar,” kata Nicholas Agung saat ditemui perwakilan media, Rabu (26/06/2024). )

Pernyataan tersebut pun dikecamnya, karena yang berpendapat terhadap wacana pembubaran perusahaan seharusnya adalah Menteri BUMN atau Wakil Menteri BUMN.

Nicholas Agung mengatakan, sejak September 2020, PT Amarta Karya (Persero) menguasai PT Perusahan Pengalola Aset (PPA) dan bertujuan untuk melakukan proses restrukturisasi secara menyeluruh dan proses tersebut masih berjalan hingga saat ini, karena belum ada pembahasan mengenai hal tersebut. pilihan resolusi.

Jadi kalau dari perundang-undangan itu Kementerian BUMN dan PPA, jadi kalau ada pernyataan dari Danarexa, itu yang menimpa kami. Kalau dua lembaga ini tidak memberitahu kami (ditutup), kami akan tetap fokus. tujuan kami,” kata Nicholas Agung.

“Pada awal Juli juga, manajemen bersama PT PPA akan membahas rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) lima tahun ke depan,” tambah Nicholas.

Lebih lanjut, tentu saja pernyataan PT Danarexa berdampak besar terhadap keberlangsungan operasional PT Amarta Karma.

“Hari ini saya sudah dihubungi oleh beberapa mitra AMKA, pasti mereka sudah mendengar pernyataan tersebut. Belum lagi implikasi lain seperti buruh,” ujarnya.

Meski begitu, Nicholas Agung yakin kelangsungan bisnis AMKA dengan mitranya akan tetap berjalan lancar.

“Beberapa proyek yang sedang kami kerjakan antara lain pembangunan gedung Pusat Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadja Mada, Instalasi Pengolahan Air (IPA) Simoro 300 l/s di Palu, Pekerjaan Sipil Prioritas Seuzung Paket 3 di Serang, dan tentunya pekerjaan fabrikasi baja di nusantara. Pintu Lumpur (IKN) bendungan di ibu kota merupakan core business PT Amarta Karya (Persero),” ujarnya.

Bahkan, lanjut Nicholas, seluruh jajaran perusahaan berkomitmen dan bertekad bekerja keras demi pemulihan perusahaan.

Nicholas mengatakan salah satu langkahnya adalah mencari potensi dan peluang bisnis yang ada dengan bekerja sama dengan mitra investor dan menyusun rencana melalui fokus bisnis perusahaan saat ini.

“Jadi kami yakin hal ini mendukung kepedulian dan keberlanjutan PT Amarta Karya (Persero) untuk berkontribusi positif dalam membangun infrastruktur di Indonesia sesuai motto BUMN Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Skye Khadafi, mengomentari kontroversi tersebut, pernyataan Chief Executive Officer PT Dhanarexa Yadi Jaya Ruchandi dinilai menimbulkan keributan di tempat umum.

Pasalnya, kata Yukok, pernyataan Yadi tersebut selain membuat buruh geram, juga bisa menurunkan kepercayaan terhadap mitra BUMN yang selama ini dinyatakan tidak sehat.

“Kalau ada permasalahan internal di suatu perusahaan milik pemerintah, sebaiknya dilaporkan terlebih dahulu ke pimpinan perusahaan yang bersangkutan, daripada mencari forum di depan legislatif, jangan malah malah membuat keributan. kata Ukok kepada wartawan, Rabu (26/6/2024).

Oleh karena itu, Ucok meminta Menteri BUMN memanggil yang bersangkutan untuk mengklarifikasi pernyataannya saat RDP dengan Panitia Eksekutif VI DPR RI.

“Yang paling tinggi pernyataannya soal keadaan industri negara adalah Menteri BUMN Eric Thohir. Kami melihat Yadi hanya mencari konstituen,” ujarnya (ray/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *