saranginews.com – JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Bezos Earth Fund (BEF) untuk mencapai tujuan Indonesia dalam upaya mencapai Kontribusi Nasional (NDC) dan FOLU Net Sink 2030.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Senior Fellow BEF Lord Zac Goldsmith pada sesi khusus mengenai Indonesia di Oslo Tropical Forestry Forum (OTFF) 2024 yang diadakan di Norwegia. )
Baca Juga: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya tandatangani kemitraan dengan Bezos Earth Fund di Oslo
“Penandatanganan MoU antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Bezos Earth Fund (BEF) ditujukan untuk kegiatan multifaset oleh sektor swasta dan filantropi serta kesejahteraan masyarakat lokal dan adat. Kami yakin kemitraan baru ini akan membuahkan hasil di tahun-tahun mendatang,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/6).
Siti Nurbaya mengatakan Indonesia mampu mengendalikan kebakaran hutan saat terjadi El Niño berkepanjangan belakangan ini.
Baca: Menteri Siti Nurbaya; Perhutanan Sosial: Evolusi; Upaya nasional untuk menerapkan keadilan dalam pengelolaan lahan;
Lewat sini, FOLU akan memastikan target iklim Net Sink 2030 tetap berada pada jalurnya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan kemitraan ini berakar pada saling pengakuan dan komitmen terhadap banyak hal, termasuk mendukung kepemimpinan iklim Indonesia; Kesepakatan ini mengakui tujuan ambisius Indonesia pada tahun 2030, yaitu mengakui penyerapan karbon bersih dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya. Perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.
Baca juga: KLHK Bahas Dampak Urban Heat Island Bersama ITS dalam rangka Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024
Memperluas upaya konservasi dalam bentuk komitmen untuk memperluas tujuan perhutanan sosial, termasuk pengakuan formal atas hutan adat dengan tujuan konservasi keanekaragaman hayati dan praktik pengelolaan lahan berkelanjutan.
Membangun taman nasional baru di kawasan dengan keanekaragaman hayati utama untuk menjaga keanekaragaman ekologi dan meningkatkan ketahanan lingkungan; Penciptaan kawasan lindung dengan inisiatif pengelolaan kawasan lindung yang ada.
Kemitraan Inovatif: Membangun kemitraan konservasi dalam konsesi penebangan kayu, yang awalnya mencakup wilayah yang luas, dan bertujuan untuk memperluas ekosistem kritis dengan cepat melalui izin inovatif dan revisi rencana bisnis.
Dialog Kebijakan dan Koordinasi Teknis: Memfasilitasi dialog kebijakan untuk menyelaraskan praktik-praktik Indonesia dengan standar global dan memastikan pengakuan dan dukungan internasional terhadap praktik-praktik penggunaan hutan dan lahan yang berkelanjutan.
Hal ini diikuti dengan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal dan mitra internasional, untuk memastikan strategi implementasi yang komprehensif dan inklusif.
“Kemitraan ini menggarisbawahi komitmen kami terhadap pembangunan berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan ketahanan iklim. Kemitraan ini memanfaatkan keahlian dan sumber daya untuk memberikan dampak terhadap lanskap lingkungan hidup Indonesia,” kata Siti Nurbaya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan dengan dukungan ini, pemerintah, Pemerintah daerah LSM, Saya percaya bahwa kerja sama yang lebih besar antara dunia usaha dan masyarakat dapat dicapai, terutama dalam meningkatkan kapasitas hutan dan hutan bersama, serta dalam memulihkan dan memulihkannya. (antara/jpnn)