saranginews.com, JAKARTA – Relawan Pro Joko Widodo (Projo) merespons seruan sejumlah partai politik agar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) atau Ketua Projo Budi Arie Setiadi mundur.
Permintaan penarikan ini terjadi sebagai respons terhadap serangan ransomware yang melanda Pusat Data Nasional Sementara (PDN).
Baca Juga: Saya rasa kami meremehkan serangan ransomware. Pemaparan Budi Arie di DPR dinilai mengecewakan.
Ketua Panel Projo Barus mengatakan pihaknya tidak setuju dengan tuntutan tersebut.
Projo meyakini, saat ini Budi Arie tengah berupaya memberantas perjudian online dan serangan siber juga terjadi di saat yang bersamaan.
Baca juga: PDN Terkena Ransomware, TB Hasanuddin: BSSN dan Kemenkominfo yang Disalahkan
“Logika sederhananya, jika presiden meminta saya memimpin perlawanan, dia menyuruh saya mencalonkan diri ketika terjadi serangan. “Ini logika.” Panel berbicara kepada DPP Projo dari P Ancoran Jakarta Selatan, Jumat. 6).
Menurut panel tersebut, tidak masuk akal jika pusat data di negara tersebut diserang, namun menteri yang bertanggung jawab diminta untuk mengundurkan diri.
BACA JUGA: Usulan pembentukan Pansus PDN pada rapat kerja dengan Menkominfo Sukamta dan perwakilan BSSN
Dia mengatakan para komandan harus tegas dalam menghadapi serangan yang terjadi.
Dia bertanya, “Apakah ini waktunya untuk melarikan diri dari medan perang?” dan “Apakah itu masuk akal?”
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Frozo Handoko mengatakan hanya presiden yang dapat mengangkat dan memberhentikan menteri.
“Dia diangkat oleh presiden atau dipecat nanti atau apalah. Karena dia yang bertanggung jawab,” kata Handoko.
Sebelumnya, Budi Arie diminta mundur akibat serangan ransomware yang melanda Pusat Data Nasional Sementara (PDN).
Petisi pengunduran diri Budi Arie yang dimuat di Change.org ditandatangani 9.133 orang. (mcr4/jpnn)
Baca artikel lainnya… Sepeninggal Menteri Komunikasi dan Informatika Sturman, ia sendiri yang mengambil alih jabatan Kepala BSSN.
