UTA ’45 Jakarta Laporkan Hakim PTUN ke KY dan Bawas MA

saranginews.com, Jakarta – Salah satu hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta telah dilaporkan ke Badan Pengawas Mahkamah Agung (Bawas MA) dan Komisi Yudisial (KY).

Laporan ini dibuat pada 17 Agustus 1945 Yayasan Pengawas Universitas (UTA’45) Jakarta, Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Jakarta.

Baca juga: Naik Level, UTA 45 Jakarta Komitmen Tingkatkan Kualitas Pendidikan

“Hal ini kami informasikan kepada Bavas MA dan KY untuk membantu kami mengawasi para hakim. Karena kami ingin sistem peradilan kita ke depan bersih, bertanggung jawab, dan yang terpenting adil,” kata perwakilan yayasan, Rodiono Darson, Kamis (27). /6).

“Jadi sekecil apa pun pelanggaran yang kita temui di persidangan, kita akan laporkan. Kalau semua pengacara bisa melakukannya, pasti ke depan kita akan mendapatkannya. Kita akan mendapatkan keadilan yang kita inginkan.”

Baca Juga: PKM UTA 45 Jakarta Ajak Istri Nelayan Tingkatkan Konsumsi Makanan Laut

Sistem Pengelolaan Badan Hukum Yayasan Hakim Pelapor (SABH) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Direktorat Jenderal Pengelolaan Hukum. AHU Kaminkamham).

“Kami telah melaporkan kepada Hakim Bavas MA dan Komisi Yudisial bahwa terdapat kesalahan prosedur atau pelaksanaan SOP persidangan yang tidak tepat oleh PTUN,” kata Rodi.

Baca juga: UTA 45

Menurut dia, hakim tidak ingin ada keterikatan dalam sidang e-trial di PTUN dan tidak memperbolehkan terdakwa melampirkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Mencumham) sebagai tergugat. sejauh ini.

“Kekuasaan mewakili diri sendiri adalah identitas atau status hukum kuasa hukum yang mewakili tergugat dan penggugat,” ujarnya.

Hakim anggota Rudy kemudian meminta terdakwa melengkapi dokumen terkait administrasi.

Bahkan, dia menyebut kasus tersebut akan memasuki tahap akhir setelah selesai dilakukan pembuktian saksi dan alat bukti.

“Sesuai SOP ada tahapan administrasi pada saat pemberhentian, setelah pemberhentian semua administrasi dianggap selesai dan sidang pokok perkara bisa dilanjutkan,” kata Rudy.

Oleh karena itu, tidak ada lagi persoalan administrasi peradilan setelah pemecatan, kata doktor hukum itu.

Alhasil, pihaknya mengajukan pengaduan ke otoritas terkait. Rudy mengatakan, pihaknya menilai perilaku hakim itu aneh.

“Kami tidak ingin berpura-pura atau sombong. Namun sebagai warga negara dan pengacara, kita terpanggil untuk ikut serta dalam lembaga peradilan yang bersih, adil dan dapat memberikan keadilan kepada masyarakat sesuai aturan hukum yang berlaku,” ujarnya.

Rodiono, sebaliknya, di Jakarta pada tahun tersebut Pada tanggal 17 Agustus 1945, ia kembali mengumumkan pengunduran dirinya dari Yayasan Pendidikan Tinggi.

Pasalnya, ia sudah lama mengabdi di universitas. Terlebih lagi, situasi UTA ’45 Jakarta saat ini jauh lebih baik dibandingkan sebelum kedatangan mereka.

“Setelah 14 tahun, saya membangun UTA dari rawa. Siswanya hanya 300 orang. Kami tidak mampu membayar gaji pegawai, kami tidak dapat membayar listrik, kami tidak dapat membayar gaji guru, gedung itu rusak. hendak dibongkar. “Saat itu kami belum memiliki izin universitas,” jelas Rudy.

Di tahun Saat bergabung pada 2010, menurut Roddy, seluruh lini didesain ulang.

Selama tiga tahun pertama, rektor menolak menerima dan meluluskan mahasiswa baru hingga Rudy mendapat izin dari pihak universitas.

Alhamdulillah izin kami keluar pada tahun 2012 dan semuanya kembali normal dengan izin kami pada tahun 2012, kata Rudy.

Menurut Rudy, sangat menyenangkan adanya UTA 45 Jakarta saat ini. Persetujuan juga mengarah pada keunggulan.

“Saya rasa pengabdian saya sudah cukup, saya ingin memperbaharui, saya ingin memperbaharui transformasi, perkembangan ini akan lebih menarik dengan energi baru,” ujarnya.

Apalagi, Bambang Salstomo, putra pahlawan nasional Bambang Tumo, kini terpilih menjadi ketua yayasan. Kemudian sebagai ketua dewan pengawas, Ganang Prembodo merupakan cucu dari Panglima Jenderal Sudirman.

Saya rasa nasionalisme tidak perlu dipertanyakan lagi.

“Ngomong-ngomong, teman-teman memberi saya kepercayaan untuk membangun kebudayaan nasional, mengembangkan kebudayaan nasional, tentang sejarah dan menjadi salah satu pembina Suryo Majapahit di Surabaya,” ujarnya. (dil/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *