Ray Rangkuti Bandingkan Sikap KPK soal Harun Masiku dengan Laporan 2 Anak Jokowi

saranginews.com, Jakarta – Pengamat politik dan Direktur Masyarakat Sipil (Lima) Ray Rangkuti melihat perbedaan sikap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang pendapat masyarakat seolah berada di bawah kendali penguasa.

Bahkan, menurut Ray, KPK kini dimanfaatkan aparat sebagai alat politik untuk menekan lawan politiknya.

Baca Juga: Usut Kasus Korupsi Investasi Palsu, Direktur Utama Penyidik ​​KPK PT. Obligasi Sinarmas

Ia pun mengangkat isu Harun Masiku yang belum diketahui keberadaannya. Menurut Ray, kasus Harun Masiku kembali disinggung setelah empat tahun berlalu.

Tentu saja hal ini menjadi perhatian Presiden Jokowi yang kini sudah tidak lagi berhubungan dengan PDI Perjuangan. Sekjen DPP PDIP Hasto Christianto menjadi sasaran kasus ini.

Baca Juga: Ssst, KPK Buka Penyelidikan Baru Korupsi Bansos Presiden, Diduga Pemain Top

Hal itu diungkapkan Ray saat menjadi pembicara pada debat publik ‘Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Favoritisme’ di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta pada Rabu (26/6).

“Harun Masuki menghilang selama empat tahun, karena bubar (Jokowi-PDIP), sekarang dicari lagi. Maklum, politik itu sangat bergantung pada presiden,” kata Ray.

Baca Juga: KY Terima Laporan Kode Etik Sidang Hakim Penahan Kasus Ghazalba Saleh dari KPK

“Sekarang pemberantasan korupsi tergantung pada identitas presiden. “KPK lumpuh,” tegasnya.

Ray juga mencontohkan Ubedillah melaporkan dua putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Kaisang Pangarep, ke Komite Pemberantasan Korupsi pada tahun 2022 atas tuduhan KKKN.

Namun, menurut Ray, laporan ulama Ubedillah itu ditolak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam waktu beberapa pekan.

“Ubed melaporkan dugaan korupsi yang dilakukan anak presiden. Baru berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan dia dibawa ke komisi antirasuah,” ujarnya.

Pejuang berusia 98 tahun ini menyoroti menurunnya tingkat penegakan hukum dan reformasi di bawah pemerintahan Presiden Jokowi.

Ia menilai hampir seluruh indeks keberhasilan diturunkan oleh Jokowi karena dua hal, yaitu bantuan sosial dan perilaku bias politik.

“Coba sekarang, turunkan semua level. Indeks demokrasi sudah turun. Kacau, sudah selesai. Jokowi menyelesaikannya hanya dengan dua hal. Yang pertama adalah dukungan sosial, dan yang kedua adalah memberi kekuatan kepada masyarakat yang lemah imannya. . Ray selesai (tan/jpnn) Simak video Pilihan Editor:

Baca artikel lain… Ketua Komisi V dan Menhub siap, KPK tunggu sidang selesai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *