Body Contouring Bisa Jadi Solusi Bagi Penderita Obesitas

saranginews.com, JAKARTA – Teknik body contouring bisa menjadi solusi medis bagi pasien obesitas untuk meningkatkan kualitas hidupnya, tidak hanya untuk alasan kosmetik. 

Menurut Direktur Utama Klinik Utama DR. Indrajana Dr. Dibandingkan dengan prosedur operasi plastik lainnya, Mustapa Widjaja memberikan hasil dengan komplikasi yang lebih sedikit, rasa sakit yang minimal, waktu pemulihan yang cepat, dan pasien dapat beraktivitas seperti biasa.

BACA JUGA: Cegah Obesitas dengan Makan 6 Makanan Ini

Di klinik utama DR, pembentukan tubuh telah menjadi kemajuan yang signifikan dalam bidang bedah plastik. Indrajana.

Selain mengurangi lemak, membentuk tubuh dan mengatasi area tertentu yang tidak berubah, Body Contouring juga dapat mengatasi risiko munculnya kulit berlebih setelah penurunan berat badan yang signifikan.

BACA JUGA: 3 Manfaat Jus Pare untuk Mencegah Obesitas

“Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dan inovatif kepada pasien,” tambahnya dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (27/6).

Spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetika Dr. Qori Haly dari Sp.BP-RE menjelaskan, jumlah penderita obesitas di Indonesia akan meningkat pada tahun 2024, yaitu 6,53 persen laki-laki dewasa dan 16,58 persen perempuan dewasa.

BACA JUGA: Kasus Obesitas Meningkat, Paula Verhoeven Optimis Morezlimme bisa jadi solusinya

11,26% untuk laki-laki dan 10,30% untuk perempuan. 

Artinya, terjadi peningkatan peringkat obesitas remaja di Indonesia dibandingkan negara lain di dunia, jelasnya.

Tren peningkatan angka obesitas remaja akan membebani anggaran layanan kesehatan untuk mengatasi komplikasi di masa depan.

Peningkatan angka tersebut diduga disebabkan oleh kemajuan teknologi yang mengubah gaya hidup dari aktif menjadi tidak aktif. 

Dr. “Kemajuan teknologi dapat menyebabkan tingginya tingkat stres mental dan depresi, produksi makanan dan minuman berkalori tinggi, semakin mudahnya transportasi sehingga jarang berjalan kaki, dan kesibukan yang membuat tidak mungkin berolahraga,” kata Qori.

Ada pula polutan seperti gas, bahan kimia, dan radiasi yang menyebabkan gangguan metabolisme dan organ.

Semua ini menyebabkan penumpukan lemak akibat kelebihan kalori dan menyebabkan banyak penyakit penyerta seperti diabetes, penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular, serta gangguan organ seperti gagal ginjal. 

“Masyarakat perlu memahami peningkatan risiko penyakit dan kematian akibat obesitas,” jelasnya. 

Dokter Qori juga menjelaskan bahwa pengobatan obesitas memerlukan upaya tim yang terdiri dari dua bagian yang saling berhubungan: ‘Pelangsingan Tubuh’ dan ‘Pembentukan Tubuh’. Tahap pertama akan dilakukan pemeriksaan kesehatan sesuai usia dan kondisi saat ini. 

Seorang dokter anak akan disediakan untuk orang di bawah usia 18 tahun.

Dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam yang berusia di atas 18 tahun.

Dokter akan menyelidiki setiap masalah dan melakukan tes laboratorium dan radiologi sebelum memulai program.

Seleksi awal dilakukan setelah dokter memutuskan apakah pasien dalam kondisi terbaik untuk menjalankan program atau memerlukan koreksi dan pengobatan.

Jika BMI indeks massa tubuh di atas 40 atau di atas 35 dengan penyakit serius/komorbid yang termasuk dalam kelompok ‘Obesitas Morbid’, maka program ‘Transformasi Tubuh’ lebih diutamakan. 

Ini adalah teknik menurunkan berat badan tanpa operasi, yaitu mengatur pola makan dengan ahli gizi dan ahli gizi medis.

Kemudian berolahraga di bawah bimbingan ahli terapi fisik atau dokter spesialis olahraga dan rehabilitasi medis, serta mendapat konseling dan terapi dari dokter penyakit dalam atau spesialis endokrin atau tumbuh kembang anak. 

“Jika program penurunan berat badan tidak berhasil, dapat dilakukan operasi bariatrik (perut) oleh dokter bedah pencernaan, dan sedot lemak dapat dilakukan oleh dokter bedah plastik rekonstruktif dan estetik,” ujarnya.

Untuk kondisi ‘obesitas morbid’, sedot lemak atau liposuction dilakukan secara bertahap untuk mengurangi lapisan lemak di bawah kulit leher, dada, lengan atas, paha, bokong, dan perut, namun tidak mengurangi jaringan lemak di rongga perut. Karena berkurangnya lemak perut berarti berkurangnya gigi berlubang, berkurangnya asupan kalori dan aktivitas fisik. 

Ia mengatakan, sedot lemak bukanlah cara menurunkan berat badan, melainkan cara mengurangi lapisan lemak terdalam di tubuh. Namun, lemak superfisial tetap menjaga permukaan kulit tetap halus tanpa benjolan. 

“Jika Anda tidak menjaga asupan kalori setelah prosedur, lapisan lemak yang tersisa ini akan bertambah sehingga diperlukan pemeliharaan melalui pola makan dan aktivitas fisik,” ujarnya.

Sebelum menerapkan program Body Shaping, pasien harus berkonsultasi dengan dokter mengenai pemeriksaan awal, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan. Setelah kondisi anestesi dan pembedahan sesuai, prosedur disiapkan. 

Ada berbagai syarat yang harus dipenuhi pasien sebelum dibius, seperti berhenti merokok, minum minuman beralkohol, menggunakan vitamin, hormon, dan obat pengencer darah selama dua minggu sebelum dan sesudah dibius. Puasa selama 6 jam diperlukan sebelum pemberian obat penenang atau anestesi umum.

Pembentuk tubuh dapat berupa sedot lemak yang mengurangi lapisan lemak di bawah kulit, dan aplikasi yang bertujuan untuk mengencangkan otot-otot di bagian perut dan pinggul di area seperti leher, lengan atas, dada, perut, dan pinggul, serta membuatnya lebih kencang dengan menghilangkan kelebihan kulit. dan paha. 

Misalnya saja kondisi perut kembung yang menyebabkan kelainan pada tulang belakang seperti nyeri karena posisi menjadi terpelintir dan tidak mampu menahan beban isi lambung akibat lemahnya otot perut, tambahnya.

Ketika volume isi perut dan timbunan lemak berkurang dan otot-otot perut menegang, postur tubuh akan berangsur-angsur kembali ke posisi tegak dan gejala nyeri tulang belakang akan berkurang.

Selain itu, luka di sela-sela goresan dan kulit yang terinfeksi akibat kelembapan akan sembuh seiring dengan kulit yang mengencang dan menjadi lebih halus.

“Kami juga memperhatikan situasi pasca operasi dengan meminimalkan jaringan parut dengan alat tanpa jahitan kulit dan merawat bekas luka agar rata dan halus,” tutupnya (esy/jpnn).

BACA ARTIKEL LAINNYA… Fajri yang obesitas seberat 300 pon meninggal dunia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *