Prof Anthony Ungkap Kejahatan Pemerintah dalam Proyek Perumahan, IKN, hingga Kereta Cepat

saranginews.com, JAKARTA – Profesor. Anthony Budiawan, Direktur Jenderal Departemen Ekonomi Politik dan Kajian Kebijakan (PEPS), membeberkan sederet kejahatan ekonomi yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu diungkapkan Anthony saat menjadi narasumber dalam diskusi publik bertajuk Mengungkap Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Perlakuan Dinasti Politik Rezim Holistik) di Jl Diponegoro No 72, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26 Juni).

BACA JUGA: Raja Juli: Waktu tempuh IKN-Balikpapan semakin singkat

Pembicara lain yang juga hadir adalah pengamat dan aktivis politik Indonesia Ray Rangkuti, mantan Ketua KPK Abraham Samad, dan ekonom Faisal H. Basri.

Anthony menegaskan adanya proyek yang dinilai pemerintah strategis, antara lain di Rempang, Kepulauan Riau, dengan luas 17 ribu hektare. Dengan status tersebut, siapapun yang menghalanginya bisa diusir dari rumah. Kalaupun nantinya proyek tersebut akan dipercayakan kepada satu perusahaan saja.

BACA JUGA: Ada yang melamar duet Kaesang bin Jokowi-Zita Anjani di Pilkada Jakarta

“Itu PIK dua, kalau tidak salah luasnya bisa sampai 7 ribu hektare. Untung berapa? BSD jadinya berapa? , Inilah orang-orang yang bisa menguasai Indonesia di masa depan. “Berkat proyek ini, para elite bisa meraup ratusan triliun dolar,” kata Anthony.

Anthony menjelaskan, Presiden Jokowi telah memberikan status Proyek Strategis Nasional (PSN) kepada pengusaha dan perusahaan. Anthony menyinggung bagaimana negara bisa memberikan status kepada suatu perusahaan.

BACA JUGA: Jokowi Pantau Langsung Harga Sembako di Kota Sampit

Selain itu, Anthony mengatakan proyek IKN juga melanggar konstitusi. Ia mempertanyakan mengapa DPR RI bungkam terhadap pelanggaran yang terjadi, khususnya terkait keuangan melalui APBN.

“IKN melanggar UUD, justru karena IKN adalah pemerintahan daerah ibu kota negara, tidak berbentuk provinsi, kabupaten, atau kota,” jelasnya. Karena pendirinya adalah negara diktator.”

Setelah itu, lanjut Anthony, proyek kereta cepat. Pemerintah seolah-olah Tiongkok adalah pemenangnya, meskipun Jepang adalah pemenangnya. Pada akhirnya, proyek tersebut mengalami pembengkakan biaya, terutama suku bunga.

“Suku bunga Jepang 0,1%. Suku bunga China 2%, 20 kali lipatnya. Lalu kenapa proyek China yang dipilih? Karena tidak perlu jaminan APBN,” kata Anthony.

“Belum lagi korupsi. Korupsi nikel itu ilegal. Ini pelakunya, pelakunya relawan Jokowi dari 2014 hingga 2019,” imbuh Anthony.

Anthony juga menyoroti kasus korupsi BTS 5G yang digagas mantan Menteri Informasi dan Komunikasi Johnny G. Plate. Anthony mengatakan, dalam persidangan, Plate mengaku proyek ini terlaksana atas dukungan Presiden Jokowi.

Kalau tidak salah, menurut BPK, kerugiannya mencapai Rp 8 triliun dari Rp 10 triliun, jelas Anthony. Terus? Bahwa dia mungkin kehilangannya dan beberapa orang akan tertangkap.”

Anthony menemukan perusahaan multinasional yang diuntungkan korupsi tidak tertangkap, melainkan hanya operator kecil. Dia mencontohkan anak perusahaan Sinarmas Group yang mengambil keuntungan dari uang tersebut namun belum dituntut secara pidana.

“Dan Sinarmas juga dilambangkan dengan api,” jelasnya.

Seharusnya saat itu dia ditagih sebesar Rp 8,7 triliun, imbuh Anthony. Dia diadili tapi akhirnya dibebaskan dengan denda Rp 78,5 miliar.”

Ia juga menegaskan, anak usaha Sinarmas, Venture Capitalist, membiayai kegiatan bisnis putra Presiden Jokowi, Kaesang dan Gibran.

Oh, kemudian petinggi Sinarmas, direktur utama, petinggi Sinarmas, afiliasi Sinarmas kemudian menjadi duta besar di Korea. Dan salah satunya menjadi wakil pimpinan lembaga IKN, ujarnya.

Anthony menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terjadi saat ini tidak ada hubungannya dengan suku bunga The Fed atau data makroekonomi Indonesia seperti tingkat inflasi dan lain-lain.

Menurut Anthony, pelemahan nilai tukar rupee sebenarnya ada kaitannya dengan investor asing yang kabur atau keluar dari Indonesia. Menurut dia, hal ini disebabkan menurunnya kepercayaan investor asing terhadap kondisi Indonesia saat ini yang diwarnai nepotisme pemerintah dan ketidakpastian hukum.

“Pelemahan nilai tukar rupee terjadi karena adanya pelarian asing. “Kalau asing keluar, nilai tukar dolar pasti naik,” kata Anthony.

“Jadi kalau perekonomian kita dikuasai nepotisme, kita akan terjajah,” tutupnya. (tan/jpnn) Sudah nonton video terbaru dibawah ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA… Kereta Cepat OFS-LA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *