saranginews.com, JAKARTA – Kesadaran akan pentingnya pelestarian alam hendaknya diterapkan di lingkungan sekolah sejak dini.
Salah satu proyek tersebut adalah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kesehatan (GSS), yang menyediakan banyak kegiatan untuk memperbaiki lingkungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
BACA JUGA: Hubungkan Penggemar di Asia, Mondelez Gandeng Blackpink
GSS Kemendikbudristek bersama Mondelez Indonesia menyelenggarakan pelatihan dan kegiatan penanggulangan sampah plastik di lingkungan sekolah melalui rencana #BijakPlastikSejakDini.
“Adalah tanggung jawab kami untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan menginspirasi anak-anak agar lebih cerdas dalam menangani sampah plastik sejak awal,” kata Presiden Mondelez Indonesia Parveen Dalal saat ditemui wartawan di Jakarta, Rabu (26/6).
BACA JUGA: Kemendikbud: Kebudayaan Bukan Hanya Soal Identitas
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan kepribadian anak juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat anak dibesarkan. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah plastik.
“Sudah memasuki tahun keempat penyelenggaraannya dan kami berharap dapat terus berkembang hingga menjangkau dan bergabung dengan kelompok lain,” ujarnya.
BACA JUGA: Gondrong Gunarto & Kemendikbudristek Kembali Gelar Konser Slendhang Biru Tak Pernah Berakhir.
Pembina Gerakan Sekolah Seutuhnya (GSS) I Nyoman Rudi Kurniawan menambahkan, GSS merupakan program yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai upaya bersama semua pihak.
Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, mitra, satuan pendidikan, masyarakat dan mitra lainnya untuk membangun sekolah sehat.
“Kami mengapresiasi peran Mondelez Indonesia sebagai mitra GSS dalam memperkuat pilar lingkungan sehat, khususnya dalam mendorong pengendalian sampah plastik,” ujarnya.
Mondelez Indonesia juga meluncurkan materi edukasi, buku saku dan video pengantar yang disponsori oleh Persatuan Ilmuwan Lingkungan Indonesia (IESA).
Buku ini memberikan contoh pentingnya peran keluarga, sekolah, dan masyarakat serta mendorong partisipasi untuk mempromosikan #PlasticWiseFromEarly.
“Untuk memudahkan anak-anak memahaminya, konten disajikan dalam bentuk tantangan 30 hari untuk mendapatkan #BijakPlastikSejakDin. Penyajian buku saku dan video ini dibagi menjadi dua tahun, 1-3 dan 4-6.
“Dilengkapi juga dengan kolom pemantauan yang mencakup peran serta guru, orang tua dan masyarakat sekitar untuk memantau tumbuh kembang anak,” jelas Dr. Lina Trimugi Astuti adalah Sekretaris Jenderal IESA.
Public Relations dan Public Affairs Manager, Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari menambahkan, #BijakPlastikSejakDini dimulai sejak tahun 2021, dengan mengedepankan konsep bank sampah di sekolah guna memberikan manfaat sosial dan mengurangi penumpukan sampah plastik. .
Program #BijakPlastikSejakDini melibatkan 1.500 siswa, guru, dan orang tua dalam pelaksanaannya selama 4 tahun, menghasilkan pengumpulan lebih dari 3 ton sampah plastik, yang kemudian didaur ulang menjadi furnitur untuk menunjang pendidikan sekolah yang disponsori oleh Mondelez. Indonesia.
“Kami juga menyelenggarakan kompetisi digital yang terbagi dalam dua kategori, yaitu inovasi daur ulang sampah plastik dan inovasi konsep pemanfaatan sampah plastik,” tutupnya. (esy/jpnn)