Rupiah Mulai Membaik, Rupanya Ini Penyebabnya

saranginews.com, Jakarta – Rupiah menguat 56 poin atau 0,34 persen menjadi Rp16.394 terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Senin, dari sebelumnya Rp16.450 terhadap dolar AS.

Wakil Presiden (Vapres) Maruf Amin pun meyakini nilai tukar Rupiah/USD akan terus menguat seiring dengan upaya intervensi yang terus dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia (BI).

Baca Juga: Wapres Beri Alasan Melemahnya Rupee Terhadap Dolar AS

“Intervensi Bank Indonesia dan pemerintah terus dilakukan dan kita berharap kita bisa kembali ke nilai normal, ini yang diharapkan. Saya yakin langkah-langkah ini akan terus berlanjut dan rapat koordinasi akan terus berlanjut,” kata Wapres dalam siaran pers pada Rapat Nasional (Harsiarnas) ke-91 dan Usai Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (KPI) Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2024, ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten.

Wapres mengatakan pelemahan rupee disebabkan pengaruh global yang juga berdampak pada mata uang negara lain.

Baca Juga: Fluktuasi Rupee, Intervensi Satgas Sinkronisasi Pemerintah

“Kita benar-benar menghadapi situasi global dimana tidak hanya Indonesia yang menderita, tetapi seluruh mata uang di dunia, bahkan euro, juga mengalami pelemahan,” kata Wapres.

Meski demikian, Maruf mengatakan pemerintah akan terus berupaya agar rupee tetap menguat.

“Tadi kami juga mengadakan rapat APBN untuk mengkaji permasalahan tersebut. Meskipun kondisi kita masih sangat baik, perekonomian kita sangat baik. Memang ada nilai tukar rupee ini karena ada pengaruh global, pengaruh rupee. Wakil presiden mengatakan kenaikan dolar (AS) disebabkan oleh “kebijakan yang diambil Amerika Serikat untuk menjaga dolar tetap tinggi, tetapi kami juga terus menekannya.”

Meski demikian, Gubernur Bank Indonesia Perry Varjio mengatakan tren nilai tukar rupiah akan menguat terhadap dolar AS sehingga menopang fundamental perekonomian Indonesia.

“Rupee pada dasarnya sedang tren, jangan dipermasalahkan dari hari ke hari, trennya akan menguat. Inflasi kita rendah, pertumbuhan bagus, kredit bagus,” kata Perry beberapa waktu lalu.

Faktor utama yang diperkirakan akan memperkuat nilai tukar rupee adalah inflasi yang lebih rendah sebesar 2,8 persen, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sebesar 5,1 persen, dan pertumbuhan kredit sebesar 12 persen.

Namun, Perry mengingatkan faktor sentimen jangka pendek yang dapat menyebabkan pelemahan rupee, antara lain kondisi geopolitik global dan sikap bank sentral AS atau The Fed yang tidak terburu-buru menurunkan suku bunga.

Dari dalam negeri, Indonesia juga menghadapi sentimen dalam negeri dengan meningkatnya permintaan pembiayaan dari perusahaan untuk membayar kembali pendapatan dan utang (antara/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *