saranginews.com, Jakarta – Majelis Tao Dharma Indonesia (MDTI) berencana melakukan penanaman pohon dalam rangka HUT ke-50.
Pengurus Majelis Tao Dharma Indonesia (MDTI), Hasan Tjuwa Tjo San menjelaskan, pihaknya akan melakukan penanaman di provinsi Banca Belting dengan metode interlocking.
Baca Juga: Hasanuriyadi menyebut momen ke-10 WWF untuk menghentikan krisis air global
“MTDI sedang merencanakan pilot project di provinsi Bangkok Belting, penanaman pohon seluas dua hingga sepuluh hektar,” kata Hassan.
Program ini digagas sebagai upaya MDTI membantu pemerintah mengatasi krisis pangan sekaligus membantu masyarakat mengembangkan mata pencahariannya di sektor perkebunan pohon.
Baca juga: Debat Kyawpress dinilai tidak menunjukkan pemahaman para kandidat terhadap isu krisis iklim
Langkah ini diharapkan dapat membantu dalam proses mewujudkan kesejahteraan pangan menuju Indonesia Emas 2045.
Ia percaya bahwa dengan menerapkan sistem tumpang sari, produksi tanaman dapat ditingkatkan dan lahan serta sumber daya dapat digunakan secara lebih efisien.
Baca Juga: Papanas Salurkan Bantuan Persiapan Makanan Darurat ke Daerah Terdampak Bencana
Tumpang sari adalah cara menanam dua varietas atau lebih pada suatu lahan pertanian yang sama pada waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan.
Ia mengatakan, selain menyelamatkan iklim, penanaman pohon dengan metode tumpangsari merupakan investasi yang sangat menjanjikan bagi masa depan kita menghadapi Industri 4.0 hingga 5.0.
Cara menanam antar pohon diklaim membantu pengendalian iklim, pencegahan banjir, dan penyimpanan air.
Menurutnya, hal ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi kekurangan pangan dan air sekaligus memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal.
“Satu pohon mampu menampung 40 liter air per hari,” lanjutnya.