Hadiri Haflah Takharruj Pondok Pesantren Daar El Manshur, Ini Pesan HNW kepada Santri

saranginews.com, DEPOK – Wakil Presiden MPR Dr. HM Hidayat Nur Whaid atau HNW menyampaikan pesan dan nasehat kepada santri angkatan pertama yang menyelesaikan pendidikannya di Pondok Pesantren Daar El Manshur, Depok, Jawa Barat.

Dikatakannya, pesantren tidak hanya membekali santri dengan keimanan, ilmu dan amal, namun semuanya terhubung dengan keimanan yang hakiki.

BACA JUGA: Wacana Duet Anies-Kaesang Pilkada Jakarta, HNW: Masuk Akal Kalau PKS Usulkan Calon Wakil Gubernur. 

Sehingga amal tersebut dapat diwujudkan dalam pekerjaan dan aktivitas nyata.

Satuan ini sudah menjadi kebiasaan di lingkungan pesantren.

BACA JUGA: HNW ingatkan keras Indonesia agar tidak mengikuti Thailand dalam melegalkan pernikahan sesama jenis

Menurutnya, pesantren telah memberikan arahan dan sumber daya yang sangat berguna bagi para santri untuk mengabdi pada kebaikan umat, bangsa, dan negara.

Komunitas yang baik untuk melakukan hal tersebut adalah pesantren. Santrinya ada di pesantren 24 jam sehari, tujuh hari seminggu bersama ustad dan ustadzah, ”ujarnya. .HNW di Pondok Pesantren Haflah Takharruj Daar El Manshur Tahun Pelajaran 2023 – 2024 di Pondok Pesantren Depok, Sabtu (22/6).

BACA JUGA: Koalisi Internasional Bela Masjid Al Aqsa & Palestina Terima Delegasi, HNW: Mereka Bangga

Peresmian dihadiri oleh Muwakif H. Manshur, Ketua Yayasan Al Manshuriyah Jaya H. Alwi, Lc, Dr. Hery Purwousanto, Dewan Pengajar Pondok Pesantren Daar El Manshur, serta para santri dan wali santri. .

Menurut HNW, pesantren memberikan sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi santri untuk menjadi bekal utama selama mengabdi pada negara.

HNW membawakan lagu ‘Oh Pondokku’ yang berisi ‘Ibuku pesantren’.

“Kita ingatkan, sebenarnya kita mempunyai tiga ibu. Yang pertama adalah Ibu Pertiwi, di Indonesia. yang membawa kebaikan kepada anak-anaknya,” ungkapnya.

Pesantren juga mengajarkan pentingnya berbakti kepada ibu dan larangan berkabung bagi ibu apapun,” ujarnya.

Oleh karena itu, HNW mengingatkan para santri untuk selalu mengingat kebaikan para pimpinan pesantren, kiai, ustad dan ustadzah, serta para guru.

“Karena mereka mengajarkan kita untuk membiasakan diri bersungguh-sungguh, bekerja keras, berpikir cerdas dan beramal ikhlas serta berbakti kepada ibunda,” jelasnya.

HNW menjelaskan, nilai-nilai pesantren hendaknya dihayati dengan baik.

“Kami senang bersekolah di pesantren, karena sudah menjadi identitas kami. “Nah, kita terbiasa berusaha menimba ilmu, terbiasa giat belajar, terbiasa juga berlatih,” ujarnya. 

Di hadapan para mahasiswa, HNW berbagi pengalamannya memimpin Yayasan MPR dalam menyikapi permasalahan terkait pidato pengukuhan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang terpilih langsung pada tahun 2004.

“Aturan di pesantren mengajarkan bahwa sunnah tidak boleh melebihi hukum wajib. Yang wajib harus didahulukan dari yang sunnah. “Keberhasilan pelantikan Presiden dan pergantian kekuasaan secara damai adalah wajib, sedangkan pidatonya sunnah,” ujarnya. 

Kesuksesan pelantikan Presiden saat itu HNW tak lepas dari pengalaman semasa di pesantren.

“Di pesantren kami belajar tanggung jawab, kami mencari solusi, kami bekerja sama, kami berani mengambil keputusan, kami berani berkomunikasi. “Oleh karena itu, perilaku santri di pesantren merupakan sesuatu yang sangat berharga,” kata santri jebolan Pondok Modern Darussalam Gontor ini.

“Ikuti saja, lakukan apa saja, apa yang menjadi tujuan ustadz dan ustadzah. “Jalani seutuhnya, tekuni dengan ikhlas, tekuni dengan penuh semangat, tekuni dengan penuh semangat dan keinginan untuk turut mengembangkannya,” lanjutnya. 

HNW menambahkan, pesantren tersebut kini telah menjadi badan hukum setara dengan sekolah negeri.

Oleh karena itu, lulusan pesantren mempunyai hak yang sama dengan lulusan sekolah negeri untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.

“Kami lulusan pesantren di DPR berhasil mengajukan payung hukum berupa UU Pesantren. “Nah, aspek hukumnya sudah ada, pintunya terbuka lebar,” ujarnya.

“Karpet merah sudah digulirkan secara besar-besaran, tinggal mahasiswa yang terus melanjutkan bahkan meneruskan kiprahnya untuk masyarakat, bangsa, dan negara. Entah penerus pesantren, pimpinan organisasi, pengawas. institusi pemerintah, pimpinan kampus, ekonom, pengusaha atau apapun,” tutup HNW. (Jepang)

BACA ARTIKEL LAINNYA… Dihadapan Ribuan Mahasiswa, HNW: Lanjutkan Karya Kiai Untuk Pembangunan Bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *