Soal RAPBN 2025, Said Abdullah: Waspadai Tren Kurang Baik di Indikator Sektor Keuangan

saranginews.com, JAKARTA – Ketua Departemen Keuangan DPR RI Said Abdullah menilai RAPBN 2025 berada pada posisi yang tepat untuk menjawab tantangan perekonomian Indonesia ke depan, meski memiliki banyak tujuan yang sangat sulit.

Hal itu diungkapkan Abdullah yang juga Ketua Bidang Ekonomi DPP PDI Perjuangan di Jakarta, Senin (24/6).

BACA JUGA: Intan Fauzi: RAPBN 2024 harus fokus pada percepatan transformasi ekonomi.

Said memberi pepatah tentang membawa payung sebelum hujan.

“Cerita ini penting, jadi kami memilih cara untuk menontonnya setiap saat,” kata Said.

BACA JUGA: DPR menyetujui anggaran makro sektor ESDM pada RAPBN 2023

Dalam konteks ini, menurut Said, perlu diwaspadai banyaknya indikator sektor keuangan yang menunjukkan tren negatif.

Ia menyebutkan beberapa poin. Pertama, sejak dua tahun terakhir nilai tukar rupiah terus menguat, dari Rp 14.000/Dolar Amerika (USD) pada tahun 2022, akan terus naik menjadi Rp 14.500-15.000/USD pada tahun 2023, dan pada fase 1 pada tahun 2024. level IDR akan menjadi 15,400-16,400 / USD.

BACA JUGA: Investasi Terbaik Menurut Menteri Perekonomian, Investor Harus Tahu!

Kedua, pada triwulan II tahun 2024, kinerja pasar saham menunjukkan tren penurunan dibandingkan triwulan I tahun 2024.

Pada triwulan II tahun 2024, IHSG masih berada di level Rp7.200 pada April 2024, dan di akhir Mei 2024, IHSG terus melemah hingga Rp6.728 pada 19 Juni 2024.

Tren tersebut menempatkan IHSG pada bursa saham terburuk kelima setelah Qatar, Meksiko, Brazil, dan Thailand.

Ketiga, sejak akhir tahun lalu, imbal hasil SBN tenor 10 tahun mencapai 6,4 persen dan akan terus naik menjadi 7,2 pada 20 Juni 2024.

Di sisi lain, minat investor asing terhadap SBN mengalami penurunan sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, karena sebelum pandemi, proporsi asing yang memegang SBN sebesar Rp38 persen.

Namun pada akhir Mei 2024, tersisa 14 persen sehingga kebutuhan pembiayaan ke depan akan semakin menantang dan ketat.

Keempat, pada triwulan II-2023 hingga triwulan I-2024, transaksi berjalan masih defisit. Bahkan kinerja kuartal III-2021 hingga kuartal I-2023 surplus.

“Defisit transaksi berjalan pada kuartal I tahun 2024 sangat dalam dan akan mencapai 2,2 miliar USD,” kata Said.

Kelima, meskipun pada triwulan I tahun 2024 terjadi peningkatan sebesar 15 persen pada tahun 2024, namun pertumbuhan tersebut tidak sebesar periode sebelumnya.

“Pada kuartal III tahun 2022, FDI kita meningkat signifikan menjadi 63,6 persen, dan sejak itu terus menurun,” kata Said.

Menurut Said, jika dilihat dari banyak indikator, benang merah yang dapat dijelaskan adalah minat investor asing untuk berbisnis di Indonesia, khususnya di sektor keuangan, mengalami penurunan.

Penyebabnya, menurut dia, karena kuatnya kenaikan imbal hasil obligasi di Amerika Serikat dan tingginya suku bunga di banyak bank sentral di negara berkembang tidak berhenti.

“Sehingga kebutuhan pemerintah dan pengusaha untuk mendapatkan uang ke depan akan sangat kompetitif dan mahal,” kata Said.

Said mengatakan, hal ini membantu pemerintah untuk mempunyai peluang bergerak, terutama di masa depan pemerintahan yang menghadapi opini eksternal yang buruk, terutama di sektor keuangan.

Ia mengatakan, posisi Departemen Keuangan DPR terhadap sejumlah asumsi makroekonomi dan posisi RAPBN 2025, antara lain, pertama, target pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebesar 5,1 – 5,5 persen.

Kedua, inflasi berada pada kisaran 1,5 -3,5 persen. Ketiga, nilai tukar Rp/USD adalah Rp 15.300-15.900.

Keempat, imbal hasil SBN 10 tahun 6,9 – 7,2 persen. Yang kelima harga minyak Indonesia 75-80.

Kelima, oil lift sekitar 580-605 ribu barel. Keenam, beban gas bumi sama 1.003-1.047 ribu barel.

Gagasan ini tidak jauh berbeda dengan gagasan makroekonomi yang diajukan pemerintah ke DPR, misalnya harga atas Banggar DPR Rp 15.900, pemerintah Rp 16.000.

Namun, pemerintah sepakat untuk menurunkan nilai tukar menjadi Rp15.900 agar bisa berbuat lebih banyak dalam mengelola rupiah, seperti yang diumumkan pemerintah pagi ini dalam konferensi bersama dengan Menteri Eksekutif Menteri Perekonomian dan Keuangan.

Akibat SBN, Banggar DPR menduduki peringkat tertinggi sebesar 7,2 persen, sedangkan negara 7,3 persen, kata.

Menurut Said, pemerintah menerima permintaan Banggar DPR terhadap kawasan di atas. Saat ini Banggar DPR memutuskan jumlah tersebut lebih dari program awal pemerintah sebesar 580-601 ribu barel untuk proyek oil recovery.

Banggar DPR mendukung permintaan Komisi VII DPR di tingkat 580-605, dan pemerintah menyetujuinya.

Alasan usulan Banggar di atas berasal dari beberapa alasan. Pertama, terkait keuntungan SBN, DPR tidak memaksa Banggar menaikkan batas atas keuntungan, meski bisa kita maklumi karena periode suku bunga tinggi sepertinya akan terjadi pada tahun depan.

Namun, tingkat suku bunga yang dihadapi pemerintah di masa depan semakin buruk.

Kedua, seperti halnya kampanye pengangkatan minyak, posisi Banggar DPR adalah mendorong tujuan yang lebih tinggi.

Investasi diperkirakan meningkat di sektor hulu. Di sisi lain, peningkatan kapasitas produksi minyak akan memberikan tekanan pada PNBP kita di masa depan.

Berdasarkan pendapatan dan belanja dalam RAPBN 2025, saya perkirakan pendapatan pemerintah sebesar Rp. 2.986,3 triliun, belanja pemerintah Rp3.542 triliun, defisit APBN Rp555,7 triliun (2,29 persen PDB) dan perkiraan PDB 2025 Rp24.270 triliun.

Said mengatakan, belanja pemerintah dalam RAPBN 2025 juga akan memberikan dukungan anggaran program makan gratis anak sekolah yang diusung Pak Prabowo hingga Rp71 triliun.

Dia mengatakan, pajak diperkirakan bisa meningkat hingga 10,5 persen PDB sehingga total penerimaan pajak sebesar Rp 2.548,3 triliun, sisanya dari PNBP dan subsidi.

Tujuan tersebut merupakan tantangan nyata bagi pemerintah pada tahun 2025, di tengah situasi dimana tingkat konsumsi rumah tangga meningkat, namun lapangan kerja lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, dan uang menjadi mahal.

Apalagi tarif pajak baru mencapai level 10,3 persen terhadap PDB sejak tiga tahun terakhir, dan ekspor kita belum cukup tinggi pada tahun 2022, ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *