saranginews.com, JAKARTA – Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengutarakan pendapatnya mengenai tren investasi yang menguntungkan saat ini.
Di tengah ketidakpastian perekonomian, Airlangga memandang emas dan dolar AS sebagai instrumen investasi masa depan.
BACA LEBIH BANYAK: Kunjungi Balai Kota Jiaxing, Bahas Peningkatan Investasi Bea dan Cukai
Menurutnya, emas merupakan alat investasi yang aman di tengah ketidakstabilan perekonomian global.
“Meningkatnya ketidakpastian, tingginya inflasi, dan rendahnya ekspektasi terhadap (suku bunga) Federal Reserve mendorong investor beralih ke emas dan safe haven AS,” kata Airlangga dalam konferensi pers Fundamental Perekonomian dan RAPBN 2025 kali ini. Di Jakarta, Senin (24/6).
Baca Juga: Pj Wali Kota Kaltim: China Siap Investasikan Rp 13 Triliun di Agrokimia Anhui Guangxin
Oleh karena itu, Airlangga akan terus meningkatkan nilai emas dan dolar.
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan belum ada tanda-tanda penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral AS maupun Federal Reserve Bank akibat ketegangan yang terjadi di negara tersebut.
Selain emas, Airlangga menilai dolar AS juga bisa dijadikan mata uang karena dolar AS saat ini terus menguat di atas nilai mata uang negara lain seperti rupee.
Dolar AS menguat karena kebijakan Fed AS dan membaiknya perekonomian AS.
Sementara itu, harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik Rp3.000 per ID menjadi Rp1.360.000 per ID, seperti yang dicek di situs Logam Mulia, Senin pagi.
Sebelumnya, harga emas Rp 1.357.000 per gram pada Sabtu (22/6).
Harga jual (beli) emas batangan pada Senin kemarin adalah Rp 1.235.000 per gram.
Harga jual sesuai nomor PMK dikenakan pengurangan pajak. 34/PMK.10/2017. Penjualan kembali emas batangan senilai lebih dari Rp 10 juta kepada PT Antam Tbk sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non-pemegang NPWP PPh 22. Ph 22 dipotong dari harga beli langsung untuk pembelian manajemen (antara/jpnn)