Pertamina Kunjungi Desa Energi Berdikari di Bali, Ternyata Ini Tujuannya

saranginews.com, BALI – PT Pertamina (Persero) mengundang banyak Manajer Redaksi Media Massa (Pemred) melihat Energi Desa Berdikari, Keliki, Ubud di Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat, (21/6)

Kunjungan mereka terjadi karena Pertamina berkomitmen mengembangkan program DEB untuk mendukung tujuan Net Zero Emission 2060 dan mempercepat transisi menuju energi ramah lingkungan.

BACA JUGA: InJourney dan pemangku kepentingan bekerja keras untuk meningkatkan kualitas Moto GP musim ketiga di Stadion Pertamina Mandalika.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati meninjau langsung pemanfaatan energi bersih yang dihasilkan solar PV untuk distribusi listrik Subak Lauh Batu.

Selain kepengurusan Holding dan Subholding, Pertamina juga terlibat dalam distribusi pupuk organik.

BACA JUGA: Garda Nasional dan Pertamina Patra Niaga meninjau penyaluran LPG 3 kg.

Selain itu, pihak penyelenggara diminta untuk melihat langsung tempat pengolahan sampah berbasis EBT dan bertemu dengan pemangku UMKM yang dibantu oleh Pertamina. 

Desa Keliki merupakan pilot project pengembangan energi bersih di desa yang sudah go global.

BACA JUGA: Pertamina Grand Prix Indonesia 2024 merupakan ajang internasional untuk memajukan olahraga tersebut.

Desa Keliki telah banyak dikunjungi oleh kalangan internasional seperti negara-negara G20 yang tergabung dalam Energy Transition Working Group (ETWG) G20 2022, Ministerial Meeting on Industry of ASEAN 2023, dan Deputy Secretary for Energy Amerika Serikat. 2023, dan Tenggara. Forum Pemuda Asia (SAYEF). 

Energi bersih di Desa Keliki yang dimanfaatkan untuk penguasaan sawah, pengolahan limbah, penerangan dan lain-lain, mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan meningkatkan lebih dari sekedar pangan yaitu beras kaya.

Lahan tersebut dikelola oleh masyarakat, karena sistem subak dari sumur langsung menggunakan irigasi dari hulu hingga hilir, pada musim kemarau pasokan air bermasalah.

Selain itu, dengan energi bersih untuk pengelolaan sampah, TPS3R mampu mengolah 3-4 ton sampah per minggu menjadi kompos untuk lahan pertanian warga.

Berdampak positif terhadap lingkungan, proyek DEB Keliki berkontribusi menurunkan emisi sebesar 36.750 kg C02eq per tahun. 

Vice President CSR & SMEPP Pertamina Fajriyah Usman mengatakan DEB Keliki merupakan salah satu proyek Keberlanjutan Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dilaksanakan Pertamina untuk mendukung misinya memimpin transisi energi dan mencapai target NZE 2060.

“Pertamina bersama masyarakat dan pertokoan setempat membangun 7 pompa air untuk irigasi dengan menggunakan energi surya,” kata Fajriyah.

 Dalam pengelolaannya, menurut Fajriyah, Pertamina mengandalkan Badan Usaha Desa (BumDes) Keliki.

Saat ini EBT di Desa Keliki telah memberikan manfaat kepada 1.200 kepala keluarga. 

Lebih lanjut Fajriyah mengatakan, proyek ini harus dilanjutkan dengan kemandirian ekonomi dan energi.

Bisnis pemasaran digital menjadi fokus kegiatan dengan menjaring 25 generasi muda yang menciptakan 15 usaha kecil dan usaha melalui kerjasama kampung pemuda dan produk kemasan untuk pupuk.

Proyek ini masih berkembang menjadi lebih efektif, melalui edukasi kepada anak-anak PAUD, TK, dan SD di Kabupaten Keliki, tentang dampak sampah terhadap ekosistem, pengolahan sampah, dan pemanfaatan energi bersih. 

Ketua BUMDes Yowana Bakti Keliki dan Wayan Sumada mengucapkan terima kasih kepada Pertamina yang telah menjadikan Keliki menjadi desa energi mandiri. 

“Pertamina ada di Desa Keliki. Ada Pertamina di sawah, ada Pertamina di sekolah, ada Pertamina di sampah. Jadi, Pertamina ada dimana-mana,” kata I Wayan Sumada. 

Sejak dipasangnya pompa air yang memanfaatkan tenaga surya dan kompos hasil pengolahan sampah sawah, hasil panen padi di Desa Keliki meningkat dari 5 ton menjadi 8 ton per hektar dalam sekali panen, atau di atas rata-rata sawah pada umumnya. . , 7 ton per hektar telah ditambahkan ke Sumada.

Manfaat lain di bidang lingkungan hidup adalah pelatihan 30 perempuan untuk memproduksi oksigen, salah satu katalis untuk mempercepat pengomposan, menghemat biaya pupuk sebesar Rp4,3 juta per siklus. 

Vice President Corporate Communications Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, Pertamina telah mengembangkan DEB di 85 lokasi di seluruh Indonesia. 

“Proyek DEB Pertamina berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 729.127 ton CO2eq per tahun,” kata Fadjar. 

Pertamina, menurut Fadjar, mengembangkan EBT dengan menggunakan 5 sumber energi baru yaitu pembangkit listrik tenaga surya, gas metana dan biomassa, mikrohidro, biomassa, dan energi hybrid dari energi surya dan energi angin. 

“Proyek DEB akan terus berkembang sebagai jawaban terhadap tantangan meningkatnya kebutuhan energi bersih,” kata Fadjar. 

Secara nasional, DEB menghasilkan energi terbarukan sebesar 324.039 Wp (solar), 609.000 m3/tahun (gas metana), 16.500 Wp (Hybrid/Solar & Wind), 28.000 W (mikrohidro) dan 6.500 L/angka (biodiesel).  (jpnn)

BACA LEBIH LANJUT… Operasional Pertamina Patra Niaga sedang naik daun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *