Tari Tutur Musik Rasa Gerak Menjaga Maestro Seni Tradisional

saranginews.com, JAKARTA – Panggung Maestro V 2024 menghadirkan Musik Pidato Rasa Gerak Tari yang diselenggarakan oleh Yayasan Bali Purnati bersama Direktorat Film, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Teater Wahyu Sikhombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 13.-14. Juni.

Maestro seni yang tampil di panggung Maestro kali ini berasal dari dua daerah, yakni Jawa Timur (Jatim) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

BACA JUGA: Sudaryono sedang mempersiapkan panggung besar untuk sanggar tari di Sragen

Panggung Maestro merupakan panggung yang dipersembahkan kepada para empu yang mengabdikan hidupnya untuk pelestarian dan perawatan seni tradisional.

“Kami berniat, berjanji, menjadi pewaris aktif dengan mengolah dan memelihara energi tersebut hingga menghasilkan buah dan benih yang bermanfaat bagi pengembangan budaya lebih lanjut,” kata Endo Suanda, Dewan Seni Panggung Maestro dalam keterangannya, Sabtu (22/6). .

BACA JUGA: Pameran foto dan penampilan tari suku Dayak hadir di acara tersebut

Sejak Panggung Maestro pertama kali digelar pada Juli 2023, sudah ada 25 Maestro dan 250 pendamping yang tampil.

Telah disaksikan oleh 2.470 orang dengan lebih dari 25.000.000 tayangan digital, Panggung Maestro terus merayakan kekayaan dan keberagaman seni rupa Indonesia yang dapat memperkuat kearifan sosial, ketahanan, martabat, dan pembangunan sosial ekonomi.

BACA JUGA: 3 Berita Terhangat Artis: Virgun Ditangkap Bersama Istri, Hotman Paris Terima Suap?

Maestro Sulistyo Tirtokusumo menambahkan, ada satu hal yang sangat membahagiakan dan mengesankan, bertemu dengan para penari dan pencipta tari yang sudah berusia di atas 70 tahun, bahkan ada yang sudah berusia di atas 90 tahun, namun masih aktif.

“Jumlah waktu yang mereka habiskan dalam bekerja bukanlah main-main. Mereka sudah jauh melampaui konsep viraga, virama dan virasa, dan yang bisa dan akan selalu ada adalah ‘kasunyatan’ yang selalu bersemayam di dalam tubuh mereka. Ini benar sekali. maestro,” ucap Sulistyo Tirtokusumo.

Selain Panggung Maestro, ada juga Panggung Wakana yang merupakan wadah talkshow untuk mengekspresikan nilai-nilai yang melingkupi dan melingkupi karya perempuan.

Panggung Wacana merupakan kesempatan penting bagi para peserta, seniman, pekerja budaya, guru, siswa dan semua pihak yang tertarik dan peduli terhadap seni tradisional, serta mendengarkan dan berbincang dengan para pekerja budaya Indonesia yang jarang bertemu. (jlo/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *