Tanggapi Hasil Survei 2024, Wayan Sudirta DPR Minta Polri Tidak Cepat Berpuas Diri

saranginews.com, JAKARTA – Anggota Komite III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Dr I Wayan Sudirta menanggapi temuan Kompas pada 27 Mei hingga 2 Juni 2024.

Jajak pendapat mengenai institusi nasional menunjukkan kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap institusi nasional.

BACA JUGA: Citra institusi kepolisian dinilai baik berkat kepemimpinan Kompol Listyo Sigit Prabowo.

Institusi TNI dan Polri menempati dua level teratas dengan perolehan 89,8% dan 73,1%.

Wayan Sudirta mengatakan, temuan tersebut benar-benar menunjukkan tingkat kredibilitas dan kesadaran masyarakat terhadap keberadaan lembaga tersebut.

Baca juga: Bareskrim Polri Ungkap 318 Kasus Judi Online, Ratusan Tersangka Ditangkap

Menurut Wayan Sudirta, sebagai anggota Komisi III DPR RI yang menjalankan tugas dan fungsi di bidang hukum, hak asasi manusia (HAM), dan keamanan, ia menilai sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk menilai foto . Atau tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian dari tahun ke tahun.

Hal ini menunjukkan besarnya animo masyarakat terhadap kepolisian yang dinilai berperan erat dengan masyarakat luas, kata Wayan Sudirta di Jakarta, Sabtu, 22 Juni 2024.

Baca juga: Polisi Ketahuan Berjudi Online, Sanksi Tegas Akan Dijatuhkan.

Wayan Sudirta mengatakan, berdasarkan berbagai data yang ia temukan, kepuasan masyarakat terhadap polisi relatif tinggi dari tahun ke tahun, berkisar 70-80 persen terhadap citra polisi.

“Angka-angka tersebut tentunya berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dinamika fenomena atau kasus yang berbeda-beda di masyarakat,” kata Wayan Sudirta.

Ia mencontohkan penurunan angka tersebut pada pertengahan tahun 2022 akibat kasus Inspektur Jenderal FS dan kaitannya dengan perjudian “303”, atau viralnya tagar #PercumaPoliceReport.

Namun sederet perbaikan telah ditunjukkan kepolisian, antara lain dalam penanganan COVID-19, pemulihan ekonomi nasional, pengungkapan berbagai kejahatan perdagangan manusia, dan berbagai upaya menjaga keamanan dan ketertiban. wilayah

Polisi dipandang lebih baik dalam mencoba menggunakan pendekatan humanistik dan restoratif.

Wayan Sudirta mengatakan, kepolisian yang mengusung slogan Presisi (prediktabilitas, akuntabilitas, transparansi berkeadilan) saat ini berada pada tahap upaya mencapai keunggulan. Berevolusi dari Polri (Advertiser) – modern, profesional dan terpercaya.

Pada tahap ini, polisi jelas berupaya menemukan strategi yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme.

Wayan Sudirta juga menyampaikan bahwa strategi tersebut antara lain pemanfaatan teknologi informasi yang canggih dan andal, peningkatan kualitas sistem pelayanan publik yang responsif dan bersih, serta penerapan reformasi budaya dan struktural.

Saya ingin mengevaluasi ketiga strategi ini dalam ‘mengukur’ tingkat akurasi gambar polisi.

Pertama, Wayan ingin melihat kepolisian berupaya memanfaatkan kemajuan teknologi informasi di era Revolusi Industri 5.0.

“Kami melihat kepolisian berupaya menerapkan berbagai kemajuan teknologi dalam rencana induk fungsi kepolisian seperti Departemen Komunikasi dan Intelijen (DivTik), perhubungan, pelayanan masyarakat, dan kepolisian,” kata Wayan Sudirta.

Menurut Wayan Sudirta, dengan dukungan anggaran yang cukup tinggi, polisi berupaya mengoptimalkan fungsinya dengan berbagai alat yang canggih dan menggunakan sistem software yang lebih baik.

Hal ini terlihat dari penggunaan e-tle di beberapa titik lalu lintas yang memiliki pusat komando, penggunaan aplikasi respon cepat (101) dan penggunaan sistem data (Pusiknas) untuk menunjukkan pentingnya update kepolisian. infrastruktur

Namun tentunya masih terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan, terutama karena banyak daerah yang masih kekurangan sumber daya manusia, jaringan dan infrastruktur, serta sistem data yang belum sepenuhnya mandiri.

Kedua, menyangkut sistem pelayanan publik. Komisi III DPR RI juga menemukan berbagai inovasi dan upaya perbaikan sistem pelayanan publik yang lebih cepat, sederhana, dan bersih.

Menurut Wayan Sudirta, penggunaan e-tle atau tiket elektronik digunakan untuk memperkuat kepatuhan terhadap hukum publik terkait lalu lintas dan mempersempit kesenjangan dalam suap/negosiasi ilegal.

Pelayanan SIM dan STNK juga dapat dilaksanakan melalui sistem aplikasi yang memudahkan pekerjaan masyarakat dan meminimalisir korupsi, kata Wayan Sudirta.

Pelayanan pelaporan masyarakat atas dugaan kejahatan atau kejahatan juga akan semakin mudah melalui pusat pelayanan terpadu regional.

Namun banyak kejadian penanganan perkara dan kegiatan administrasi yang masih kurang tertib administrasi, serta kekerasan (penindasan) dan pungutan liar (pemerasan) pada saat kegiatan protes. Sektor jasa kini telah menyusut banyak.

Hal ini juga melibatkan reformasi budaya dan struktural yang bertujuan untuk meningkatkan integritas, profesionalisme dan akuntabilitas polisi.

Polisi juga telah mencapai banyak kemajuan, termasuk melakukan reformasi sistem berbasis prestasi seperti sistem kepangkatan, mutasi, rotasi, dan promosi menjadi sistem penghargaan dan hukuman. atau menggunakan sistem pengaduan masyarakat untuk melaporkan anggota yang diduga melakukan pelanggaran ( Dumas Presisi ).

Namun, beberapa pelanggaran tetap ditemukan, antara lain keterlibatan individu dalam kecanduan narkoba, penggunaan kekerasan, keterlibatan (mensponsori) berbagai bisnis ilegal, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh individu tertentu sehingga mencoreng citra polisi. Kemerdekaan dan netralitas.

Demikian pula, kurangnya transparansi dalam sistem ketenagakerjaan, pengisian jabatan, dan penanganan kasus masih menjadi kecurigaan publik.

Dengan demikian, hal ini meningkatkan citra polisi dan meningkatkan kepuasan masyarakat.

Wayan Sudirta berharap kepolisian tidak berpuas diri dan terus mengembangkan atau meningkatkan kemampuannya, terutama dalam meningkatkan profesionalisme, integritas, dan tanggung jawab.

Anggaran dan kebijakan yang berkaitan dengan fungsi dan wewenang kepolisian cukup besar dan tepat, serta diharapkan dapat memberikan hasil kuantitatif dan kualitatif yang berimbang.

Serta beberapa kelemahan yang belum ditemukan, menjadi penilaian bahwa polisi dapat meningkatkan peran dan fungsinya di masyarakat.

Memasuki usia Polri yang ke-78, Wayan Sudirta berharap dalam suasana yang masih penuh tantangan dan ancaman, Polri terus sadar diri dan termotivasi untuk meningkatkan integritas dan kualitasnya hingga mencapai lapisan masyarakat setinggi-tingginya. Kepuasan dan Citra Positif Polri (Jumat/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *