saranginews.com, JAKARTA – Tenaga pengajar honorer (tendik) banyak yang lolos seleksi PPPK 2024 karena tidak ada formasi khusus tendik.
Tendik sudah masuk dalam formasi teknis, sementara banyak pemerintah daerah yang bingung penempatannya di posisi mana.
BACA JUGA: Perwakilan Ajukan Kasus Kehormatan untuk PPPK, Rumit Pak!
Menurut Sekretaris Jenderal Forum Kehormatan DPP Indonesia Non Kategori Dua (FHNK2I), Herlambang Susanto, saat ini sebaiknya pemerintah fokus pada pengesahan RPP Manajemen ASN serta agenda pendaftaran CPNS dan PPPK tahun 2024.
“Kami sangat membutuhkan pelatihan staf kami sendiri. Kalau kita pakai formasi teknis, bisa juga jenis tugas dan pekerjaannya berbeda-beda,” kata Herlambang kepada saranginews.com, Jumat (21/6).
BACA JUGA: Begini cara DPR memastikan penerima manfaat BKN nondatabase semuanya adalah PPPK
Ia mengaku sangat prihatin jika pengabdian tenaga honorer, khususnya satpam sekolah, tidak bisa dimasukkan dalam persyaratan pengalaman kerja di bidangnya.
Selain itu, mengingat tugas satpam sekolah belum tentu sebanding dengan diklat teknis yang ada, maka tidak ada penjelasan mengenai beban kerjanya.
BACA JUGA: 10 Prinsip Proyek PP Manajemen ASN, 3 Pakar Bahas Nasib Tenaga Honorer
Herlambang berharap tendik (penjaga sekolah) yang bergelar pendidikan dasar dan menengah dapat dikerahkan untuk formasi kepemimpinan operasional umum.
“Bagi yang ijazah SMA, penyedia layanan operasional diwajibkan untuk dilatih magang di sekolah orang tua/rumah,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, pengangkatan ASN bertepatan dengan masa kerja sesuai bidang keahliannya masing-masing, agar kinerjanya tetap berjalan.
Sedangkan untuk kekuatan fiskal payroll, Herlambang mengatakan harus disesuaikan dengan kemampuan daerah. Berapa yang bisa disebut PPPK penuh waktu, sedangkan sisanya bisa disebut PPPK paruh waktu.
“Kami hanya berharap bisa diangkat berdasarkan pekerjaan kami saat ini,” ujarnya.
Bedanya, lanjutnya, status diklat tersebut diturunkan dari jenjang pendidikan, PPPK penuh dan paruh waktu, dengan mempertimbangkan kemampuan masing-masing APBD dan nilai peringkat seleksi PPPK 2024.
Ia mencontohkan, sebelumnya ia adalah pengawal kehormatan sekolah. Jika pelatihan menjadi manajer kantor dijalani, kemungkinan besar magang tidak akan dilakukan di tempat asal bekerja.
Alhasil, rekrutmen tenaga honorer atau relawan baru kini membludak. Jumlahnya akan meningkat lagi sehingga persoalan honor tidak terselesaikan, pungkas Herlambang Susanto. (esy/jpnn)