saranginews.com, JAKARTA – Hengki Kurniawan, warga Kabupaten Bogor, mengaku kesulitan mendapatkan sertifikat atas tanah yang dikelola sejak 2023 itu.
Hengki saat ini sedang mengurus akta tanah seluas 3.650 meter persegi di Desa Cicadas RT 03/04, Desa Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
BACA JUGA: AHY Jelaskan Capaian 100 Hari Kerja Sebagai Menteri ATR/BPN
“Saya mengajukan permohonan sertifikat berdasarkan girik yang saya miliki. Awalnya berjalan baik hingga semua persyaratan dan pengukuran dilakukan oleh petugas BPN. Namun, selama setahun kami tidak bisa mendapatkan sertifikat tersebut,” kata Hengki saat ditemui di Jakarta Timur , Jumat (22/6).
Diakuinya, banyak biaya yang dikeluarkan untuk proses tersebut dengan harapan bisa segera mendapatkan sertifikat tanah.
BACA JUGA: Satgas Antikorupsi Polri Pantau Penyaluran BPNT
Hengki mengaku mengeluarkan biaya besar untuk pengurusan sertifikat tanah tersebut.
“Saya sudah mengeluarkan dana hampir Rp satu miliar untuk mendapatkan sertifikat tanah. Selain itu, saya juga sudah membayar PBB selama 10 tahun,” ujarnya.
BACA JUGA: Sertifikat Tanah Milik Warga Sunter Jaya Diblokir di BPN, Anggota DPRD Jakarta Minta Menteri AHY Turun Tangan
Menurut Hengki, belum ada alasan jelas mengapa sertifikat tanah miliknya tidak bisa diperoleh.
Padahal, menurut data kepala desa, lahan yang saat ini sedang diajukan sertifikasi tidak ada kendala sama sekali.
Makanya saya berharap Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tahu apa yang saya alami, tambahnya.
Ia pun mengaku sudah menyurati kantor Kementerian Pertanian dan Perencanaan/Landsstofnun untuk menanyakan apa yang terjadi selama ini.
Namun tanggapan kurang memuaskan didapat dari surat yang terbit pada 16 Februari 2024 dan ditandatangani Direktur Survei dan Pemetaan Yuli Mardiyono.
“Pada dasarnya surat jawaban permasalahan itu sudah kami kembalikan ke kantor BPN Kabupaten Bogor. Artinya, kami belum mendapat jawaban atas permasalahan yang kami alami selama ini,” kata Hengki.
Saat dikonfirmasi, Staf Ahli Menteri ATR/BPN Yulia Jaya Nirmawati mengaku akan memverifikasi laporan yang diadukan masyarakat.
“Bisa share kwitansinya di register biar bisa dicek tengah-tengahnya,” ucapnya (mcr8/jpnn).