saranginews.com, Medan – Ratusan petani kelapa sawit dari Provinsi Sumatera Utara dan Aceh mengikuti Sosialisasi dan Orientasi Teknis Program Community Partnership Model for Oil Palm Regenerasi (PSR) (PIMTECH) yang digelar di Medan, Sumatera Utara, Kamis (6 /20).
Demonstrasi sosial/teknis ini terselenggara atas kerja sama Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir), Balai Pengelola Dana Tanaman Sawit (BPDPKS), PTPN IV PalmCo dan mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Sumut.
Baca juga: Petani Kelapa Sawit Plasma Ingin Beternak Sapi CSKA
Acara yang bertajuk “Bentuk Kemitraan untuk Meningkatkan Produksi Minyak Sawit Berbasis Masyarakat Berkelanjutan” ini menghadirkan beberapa pembicara yang memaparkan topik kemitraan dan implementasi program PSR di Indonesia.
Aspekpir Jenderal Presiden RI mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada petani plasma, pengelola KUD dan sentra petani di wilayah Sumut dan Aceh tentang pelaksanaan program PSR serta kendala dan kendala percepatannya.
Update: Jamkrindo bagikan 1.500 voucher hewan kurban
“Cara kerja program PSR dan bagaimana pemerintah mendukung kegiatan PSR, sehingga kita semua berharap kedepannya ada percepatan program PSR yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan petani,” ujarnya.
Menurutnya, upaya peningkatan kesejahteraan petani sawit melalui program kemitraan PSR merupakan bagian dari praktik Red Coat di industri sawit.
Baca Juga: Idul Adha 2024, Pemerintah Sementara Bagikan 331 Kurban di 23 Provinsi
Pasalnya, kehadiran petani sawit, khususnya dalam menjalin hubungan dengan perusahaan sawit, sudah dimulai puluhan tahun lalu pada era Presiden Soeharto.
“Hingga saat ini luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus mencapai lebih dari 16 juta hektar,” kata Setiono.
Sementara itu, Erwan Warinangen, Direktur Hubungan Korporasi PTPN IV PalmCo, menegaskan pihaknya akan membantu pelaksanaan program PSR melalui kemitraan seluas 60.000 hektare dan melibatkan petani 120.000 plasma sawit.
“Program ini akan dilaksanakan di seluruh wilayah operasi PTPN Group di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi,” ujarnya.
Dijelaskannya, proyek besar ini terlaksana karena PTPN Group merupakan pionir dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit kecil di Indonesia.
“Program PSR juga selalu masuk dalam rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) Grup PTPN. Kami pribadi menilai program PSR ini sebagai program yang sangat strategis,” ujarnya.
Menurutnya, kelompok PTPN setuju dengan sikap pemerintah yang memandang PSR sebagai program yang mendukung petani kelapa sawit di Tanah Air sekaligus sebagai upaya revitalisasi perekonomian negara karena potensi industri kelapa sawit. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar. .
Direktur penggalangan dana BPPKS Sunari menjelaskan hampir separuh (42%) perkebunan kelapa sawit di Indonesia merupakan perkebunan swasta skala kecil.
Pulau Sumatera dan Kalimantan mempunyai wilayah daratan yang luas, begitu pula wilayah Indonesia bagian timur seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Berdasarkan data tutupan lahan kelapa sawit saat ini, terdapat 2,4 juta hektar lahan yang perlu diregenerasi.
“Perlu adanya strategi untuk meningkatkan kinerja sektor kelapa sawit, seperti mendukung peningkatan pasokan kepada petani kecil, memberikan layanan informasi kepada petani kelapa sawit kecil, menggabungkan data luas lahan dan produksi kelapa sawit serta memperluas pasar ke luar negeri. ” dia berkata. (Chi/JPNN).
Baca artikel lainnya… Genjot Produksi CPO untuk Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, PTPN IV Regional III Sosialisasikan E-Tekpol