PLN Indonesia Power Manfaatkan Limbah Racik Uang Kertas untuk Bahan Baku Cofiring PLTU Bengkayang

saranginews.com, BENGKAYANG – PLN Indonesia Power (PLN IP) kembali memperluas pemanfaatan biomassa limbah pengolahan uang kertas (LURK) sebagai bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di Unit Usaha Pembangkitan (UBP) Singkawang – PLTU Bengkayang. Setelah sebelumnya sukses dilaksanakan di PLTU Adipala Kalimantan Barat, Cilacap, Jawa Tengah.

Hal ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk mempercepat transisi energi dan mencapai tujuan net zero emisi pada tahun 2060.

Baca juga: Idul Adha 1445 H, PT PLN Indonesia Power UBH Bagikan Daging Kurban ke Masyarakat

Kerja sama ini diwujudkan dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN IP UBP Singkawang dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat dengan memanfaatkan limbah uang kertas (LRUK) sebagai bahan bakar alternatif.

MoU tersebut ditandatangani oleh Manajer Unit UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo dan Kantor Wilayah Bank Indonesia Kalimantan Barat Nur Asyura Anggini Sari.

Baca Juga: Dirut Pegadaian Serahkan Ratusan Bantuan ke Bantargebang

CEO Energy Indonesia PLN Edwin Nugraha Putra mengatakan pihaknya terus melakukan inovasi dalam penerapan sistem Cofiring yang artinya biomassa digunakan sebagai bahan bakar PLTU, salah satunya LURK.

“Kami selalu mencari cara untuk memanfaatkan biomassa untuk bahan bakar PLTU, seperti penggunaan LURK yang dulunya hanya dibakar untuk dimusnahkan, kini berguna sebagai pengganti batu bara,” kata Edwin.

Baca Juga: Idul Adha 2024, SIG bagikan 331 hewan ritual di 23 wilayah

Pemanfaatan LURK sebagai bahan baku cofiring terus diperluas dan pemanfaatannya untuk PLTU Bengkayang merupakan kerjasama PLN Unit Bisnis Pembangkitan Indonesia (UBP) Singkawang dengan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat.

Presiden UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo mengatakan, bersamaan dengan kegiatan MoU tersebut, dilakukan juga pengiriman perdana LRUK sebanyak 9 ton ke PLTU Bengkayang untuk uji pengemasan.

Hingga Juni 2024, pemanfaatan biomassa pada proses terintegrasi PLTU Bengkayang mencapai 4 persen.

Oleh karena itu, diharapkan banyak peluang untuk memenuhi kebutuhan PLTU Bengkayang yang dapat bekerjasama dengan banyak pihak.

“Kebutuhan bahan baku cofiring PLTU Singkawang masih sangat besar. Pemanfaatan LRUK sebagai bahan bakar alternatif PLTU memerlukan kerjasama yang baik antara kedua pihak,” kata Slamet.

Menurut Slamet, penggabungan LRUK ini merupakan upaya penurunan emisi dengan menggunakan EBT sebagai sarana mempercepat transisi energi dan dekarbonisasi tanah air.

Di sisi lain, penggunaan LRUK juga merupakan salah satu bentuk sistem Waste to Energy.

“Pemanfaatan LRUK sebagai sumber energi ramah lingkungan sekaligus mengatasi permasalahan hilangnya uang kertas menjadi jawaban atas kebutuhan EBT dan semangat zero waste,” jelasnya.

Nur Asyura Anggini Sari, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Kalimantan Barat, mengatakan kerja sama BI dengan PLN Indonesia Power merupakan komitmen mendukung transisi energi sejalan dengan upaya mencapai tujuan net zero tahun 2060.

“Usulan LURK untuk melakukan konsolidasi di PLTU Bengkayang merupakan bentuk kerja sama Bank Indonesia dan PLN dalam upaya mencapai net zero goal 2060” (chi/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *