Ketua MPR Bamsoet Tegaskan Perlunya Hubungan Industrial Sesuai Nilai Luhur Pancasila

saranginews.com, JAKARTA – Ketua MPR Bambang Soesatio menegaskan perlunya hubungan industrial yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Hal itu diungkapkannya pada Sosialisasi Empat Pilar MPR bersama SOKSI yang digelar di Jakarta, Rabu (19/6).

BACA JUGA: Dibuka Pabrik Amunisi Swasta Pertama di Indonesia, Ini Harapan Bamsoet

Ia mengapresiasi Keputusan Menteri Ketenagakerjaan (Kepmenaker) Nomor 76 Tahun 2024 tentang Pedoman Penyelenggaraan Hubungan Industrial Pancasila menjadi tonggak penting dalam upaya mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja tersebut memastikan hubungan industrial antara pemerintah, pekerja, dan pengusaha dapat berjalan sesuai nilai-nilai luhur Pancasila yang menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.

BACA JUGA: Pemuda Pancasila Hukuman Kader yang Tak Dukung Anies

“Untuk mengembangkan perekonomian nasional yang berkelanjutan dan inklusif, diperlukan hubungan industrial yang harmonis,” kata Bamsett.

Oleh karena itu, lanjutnya, sebaik apapun peraturan tersebut, manfaatnya baru bisa dirasakan jika dilakukan dengan benar.

BACA JUGA: Bertemu GPN 08, Ketua DPD RI Siap Dampingi Prabowo Prabowo Perkuat Pancasila

“Regulasi yang baik tidak hanya diam saja tanpa diimplementasikan dalam kehidupan nyata,” Bamseth memperingatkan.

Ia mengatakan, selama satu dekade terakhir, Indonesia telah menunjukkan ketahanan ekonomi yang luar biasa.

Indonesia telah mampu mengatasi berbagai tantangan global dan domestik, salah satunya adalah pandemi Covid-19.

Bahkan, pertumbuhan ekonomi nasional menyusut selama empat triwulan pada 2020-2021 sehingga mendorong perekonomian ke jurang resesi.

Bamsot mengatakan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka lebih dari 7 persen pada tahun 2020, dan untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan tahun 1998, Indonesia mengalami penurunan PDB sebesar minus 3,49 persen.

“Dengan semangat gotong royong, akhirnya kita bisa mencapai titik balik pemulihan ekonomi pada triwulan II tahun 2021, dimana pertumbuhan ekonomi akan meningkat menjadi 7,07 persen,” kata Bamseth yang juga menjabat Wakil Komisioner Golkar itu.

Pada tahun 2022 dan 2023 hingga kuartal I 2024, Bamseth kembali mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan stabil di atas 5 persen.

“Dengan pertumbuhan yang berkelanjutan, tingkat pengangguran hingga Februari 2024 turun menjadi 4,82 persen,” ujarnya.

Di sisi lain, lanjutnya, masyarakat Indonesia tidak bisa menutup mata karena masih adanya permasalahan ketersediaan lapangan kerja yang menjadi tantangan yang harus diselesaikan guna memaksimalkan potensi generasi muda.

BPS mencatat hampir 10 juta atau sekitar 22,25 persen Gen Z berusia 15-24 tahun tidak mengikuti aktivitas apa pun, baik bekerja, pendidikan, maupun pelatihan.

“Jika ditambah data Gen Z pada kelompok usia 25-29 tahun, maka terdapat 66 persen generasi muda yang tidak aktif. Artinya, dua dari tiga generasi muda produktif di bawah usia 30 tahun justru menganggur atau setengah menganggur,” pungkas Bamseth. (mrk/jpnn))

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *