Telan Biaya Rp 386 Miliar, Tanggul Laut Semarang Mampu Menahan Rob 30 Tahun

saranginews.com, Semarang – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau proyek pembangunan bendungan laut di Kelurahan Tambachlorok, Kota Semarang, Senin (17/6). Jokowi mengatakan bendungan laut tersebut mampu menahan gelombang selama 30 tahun.

Jokowi mengatakan, pembangunan Bo Pile sepanjang 3,6 km dengan anggaran Rp 386 miliar diharapkan mampu menangani dan mencegah meluapnya air laut di wilayah pesisir. 

Baca Juga: Menteri Basuki Segera Awasi Penanganan Banjir di Semarang, Segera Keluarkan Arahannya

“Ini rencana pengendalian pasang surut air laut dan penataan kampung nelayan di Tambacholorok,” kata Presiden Jokowi saat meninjau, Senin (17/6).

Jokowi berharap proyek infrastruktur yang ditargetkan selesai Agustus mendatang mampu mengatasi banjir dalam waktu singkat.

Baca Juga: Semarang Banjir, KA Lintas Utara Kini Bisa Berjalan

“Saya kira dalam waktu 30 tahun, paling tidak kita bisa menghentikan gelombang pasang yang datang, Agustus akan berakhir,” ujarnya.

Sejauh ini menurutnya pembangunan bendungan laut sudah bagus. Nanti kalau pembangunannya sudah selesai maka akan dilakukan pementasannya.

Baca Juga: Banjir di Semarang, Lalu Lintas Terhenti, 4 Kereta Berganti

“Desa nelayan yang baik nantinya bisa direplikasi di daerah lain, dan setelah selesai baru akan dinilai efektivitasnya,” ujarnya.

Selain itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimiljanu mengatakan proyek tersebut dibangun di lahan dengan luas tanah 56 hektare.

Selain pembangunan bendungan, juga terdapat rumah pompa untuk meningkatkan pengendalian banjir di wilayah pesisir. 

“Kita bangun bendungan sepanjang 3,6 kilometer dari pelabuhan sampai sini, kita tutup, air banjir tidak sampai ke Tambachalok,” ujarnya.

Ia mengatakan, air hujan akan masuk ke kolam yang ada di kawasan tersebut. Kolamnya ada dua yaitu 8 hektar dan 12 hektar. 

“Kita pasang, itu pompa. Rumah pompanya belum jadi, kapasitasnya 3×500 liter per detik. Masing-masing dua operasi, satu cadangan,” ujarnya. 

Saat ini progresnya sudah mencapai 85%. Kendalanya pasti ada, yakni persoalan pembelian lahan, namun kini Pemerintah Kota (Pemkut) Semarang terus mengupayakannya. 

Basuki berharap proyek ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain.

Kota Semarang juga mempunyai banyak polder untuk mengolah wilayah pantai, namun perlu daya pompa yang lebih besar untuk mengendalikan luapan air karena wilayahnya dekat dengan pantai. 

“Kuncinya cuma satu, pompa. Karena wilayah pantai. Semua yang mengalir ke pantai, pompa. Di Pandora kan ada banjir karena pompanya tidak mampu. Tahun ini akan kita tingkatkan,” ujarnya.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap proyek tersebut bisa menjadi solusi pengendalian pasang surut air laut di wilayah pesisir. Selain formasi batuan haluan, juga terdapat dinding air pemecah laut. 

Proyek ini menjadi harapan masyarakat kota Semarang khususnya Tumblorok. Sebab, proyek tersebut mencakup penyediaan desa nelayan dan desa wisata bahari.

Oleh karena itu, jika nanti angin bertiup dari barat, air tidak akan masuk ke teluk Tambachaloruk. Hal ini juga sebagai salah satu upaya pencegahan gelombang pasang dan banjir di Kota Semarang,” ujarnya (mcr5/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *