Rayakan Iduladha, Warga Semarang Tetap Santap Ketupat, Tak Hanya saat Idulfitri Saja

saranginews.com, SEMARANG – Aldi, 47 tahun, memetik daun kelapa untuk membuat kotak ketupat di teras Pasar Peterongan, Jalan Lamper Sari, Semarang. Ia sudah berpuluh-puluh tahun berjualan bungkus ketupat, tidak hanya saat Ramadhan saja. Dipandu oleh saranginews.com di pop-up shopnya pada Minggu (16/6), Regency punya tradisi makan ketupat tidak hanya saat Idul Fitri tapi juga saat Idul Adha di Semarang. Pada saat Idul Adha, masyarakat menyantap ketupat dengan sayur yang terbuat dari daging kambing: “Pada hari raya Idul Adha, masyarakat umat Islam sering menyantap ketupat di wilayah kota semarang dan sekitarnya, setiap hari raya idul adha selalu dihidangkan ketupat. makanan besar dengan opor dan sambal goreng. Kali ini Aldi tidak semudah dulu. Ia harus bersiap menempuh perjalanan sejauh 46 kilometer menuju Salatiga. Tak sulit mendapatkan kandang daun kelapa, “Tadi harus beli dari Belakang rumah saja, sekarang harus beli di Salatiga, harganya 400 rupee untuk kertas,” kata ayah dua anak ini. Ia masih bekerja. Tujuannya selain mencari nafkah untuk keluarga juga melestarikan adat istiadat. peninggalan nenek moyangnya walaupun sudah lama hilang kadang bisa lebih, kadang bisa kurang, saya pulang malam Aldi, saya beli. Meski tak semeriah Idul Fitri, namun nampaknya masyarakat ramai-ramai membeli musik ketupat. Zurayda (52), warga Kandisari, Semarang, membeli tiga set isi 30 ketupat. Nantinya, ketupat tersebut akan menggantikan nasi kurban Idul Fitri bersama keluarganya, kata ibu enam anak yang diketahui menyantap ketupat tersebut pada Idul Adha. Ia sepakat akan memberikannya kepada anak cucunya kelak: “Harus dihindari, kecuali Ramadhan, kami selalu menyajikan ketupat,” ujarnya (mcr5 /jpnn). Apakah Anda menonton video terbaru di bawah ini?

BACA JUGA: Ganjar Mendengarkan Kisah Pedagang di Pasar Warakas Sambil Makan Ketupat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *