saranginews.com, YOGYAKARTA – Bea dan Cukai Yogyakarta melakukan peninjauan ATA Carnet terhadap perlengkapan konser musik Westlife yang digelar di Candi Prambanan, Yogyakarta.
Pemeriksaan inbound dilakukan pada Kamis (6/6) dan kembali pada Jumat (7/6) di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).
BACA JUGA: Bea dan Cukai, Polisi Bobol Lab Rahasia Narkoba di Medan
Westlife sendiri sukses menggelar konser ‘The Hits Tour 2024’ di Candi Prambanan, Yogyakarta pada Jumat (7/6).
ATA Carnet atau Carnet Impor Sementara/Temporary Admission Carnet adalah dokumen pemasukan dan pengeluaran barang yang bersifat sementara.
BACA JUGA: Klarifikasi Bea Cukai Soal Aturan Baru Percepatan Proses, Penambahan Kategori Barang Impor
Dokumen ini menjadi solusi bagi mereka yang melakukan aktivitas “transit” dan memerlukan impor dan ekspor sementara.
Fasilitas ini biasa digunakan oleh penyelenggara pameran, kru film, arsitek, insinyur, seniman, tim olah raga, teknisi, dokter spesialis, ahli bedah, peneliti dan grup musik yang sedang bepergian atau tampil di banyak negara.
BACA JUGA: Mesin Cetak Stempel Cukai Palsu Dimusnahkan, Bea Cukai Konfirmasi
Keuntungan lain menggunakan ATA carnet adalah importir tidak perlu menunjukkan surat berharga apapun ke kantor pabean impor.
Karena jaminan diserahkan kepada National Issuing and Guarantor (NIGA) sebelum keberangkatan, maka ATA carnet dianggap sebagai dokumen pabean, sehingga importir tidak perlu menyerahkan pemberitahuan pabean lagi.
ATA carnet dapat menjadi dokumen tunggal untuk ekspor dan impor barang dan sebagai dokumen transit pabean semua persyaratan pabean telah dipenuhi di negara produsen sebelum pengiriman barang dan opsi ini diterima oleh 78 negara di dunia.
Ketentuan penggunaan ATA carnet adalah barang tidak dikonsumsi, barang mudah dikenali dan tidak akan mengalami perubahan signifikan, kecuali telah diubah karena penurunan nilai yang wajar karena penggunaan.
Irham selaku pemeriksa bea cukai pertama yang juga melakukan pemeriksaan ATA Carnet mengatakan seluruh awak kapal mampu bekerja sama dengan baik dan tidak menemui kendala dalam komunikasi maupun prosedur kepabeanan dan cukai yang mereka lalui.
“Kami berharap kegiatan yang dilakukan dapat berkontribusi terhadap pengembangan pariwisata Indonesia karena lokasinya kebetulan berada di Candi Prambanan yang merupakan salah satu ikon pariwisata Indonesia,” kata Irham. (mrk/jpnn)