saranginews.com, Jakarta – Komite Keenam DPR memuji Pratamina atas kinerja positifnya di tahun 2023.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komite Keenam DPR Arya Bima saat memimpin rapat dengar pendapat (RDP) dengan Pratamina, Rabu (12/6).
Baca Juga: Pertamina Targetkan Laba Rp 72 Triliun di 2023, Naik 17% dari Tahun Lalu!
Aria Bima dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/6), mengatakan, Komite Keenam menyampaikan apresiasi atas kinerja operasional dan keuangan PT Pertamina (Persero) pada tahun 2023, meskipun situasi geopolitik dan perekonomian global bergejolak.
Komite Keenam DPR juga mendorong Pertamina untuk meningkatkan kinerjanya pada periode-periode mendatang.
Baca Juga: Luar Biasa! Kinerja Pertamina tahun 2023 menunjukkan pertumbuhan operasional di seluruh lini bisnis.
Tak hanya itu, Panitia Keenam DPR mendorong Pertamina dan seluruh anak perusahaannya memastikan ketersediaan, distribusi, dan keterjangkauan harga BBM dan gas, kata Arya Bima.
Kemudian meningkatkan monitoring dan evaluasi sistem distribusi gas bersubsidi, termasuk peningkatan digitalisasi, untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Baca Juga: Pertamina belanja hingga Rp 374 triliun di segmen domestik sepanjang 2023
Deputy General Manager PT Pertamina (Persero) Wiko Migantoro mengatakan, Pertamina terus berkembang dan maju dalam menjaga ketahanan energi nasional.
“Keamanan energi dievaluasi berdasarkan empat kriteria, yaitu ketersediaan, aksesibilitas, akseptabilitas, dan akseptabilitas,” kata Vico dalam RDP dengan Komite Keenam Republik Demokratik Rakyat Korea, Rabu (12/6).
Wiko menambahkan, dari sisi ketersediaan implementasi, Pertamina telah meningkatkan kontribusi minyak di sektor hulu yang kini mencapai 69% dari total lift minyak tanah air, dan gas yang menyumbang 69% dari total lift gas negara telah mencapai 34%. .
Di segmen hulu, produksi hulu migas Pertamina juga meningkat sebesar 8% menjadi 1.044 MBOEPD pada tahun 2023 dibandingkan 967 MBOEPD pada tahun 2022.
Sedangkan di sektor hilir, produksi BBM Pertamina memenuhi 70% kebutuhan BBM dalam negeri,” tambah Wiko.
Pertamina juga meneruskan komitmennya terhadap aksesibilitas dan keterjangkauan.
Akses mengacu pada keterhubungan energi dengan konsumen, sedangkan keterjangkauan mengacu pada keterjangkauan harga energi yang didistribusikan oleh Pertamina kepada masyarakat.
Menurut Wiko, cakupan penyaluran energi Pertamina kini mencapai 98% yang didukung oleh program BBM Satu Harga, Pertashop, dan Satu Desa Satu Outlet (OVOO).
Selain itu, Pertamina telah membangun 820.000 sambungan domestik (SRT) untuk gas bumi.
“Kami juga memiliki supply chain yang lengkap untuk operasional kapal, dimana Pertamina mengoperasikan 784 kapal tanker dan kapal pendukung,” jelas Wiko.
Dari sisi akseptabilitas penerapan sumber energi yang ditetapkan berkelanjutan untuk pencapaian NZE 2060, Pertamina memproduksi listrik panas bumi dengan kapasitas 1.877 MW atau setara dengan 78% produksi listrik nasional.
Pertamina juga telah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 53 MWp.
Pada saat yang sama, Pertamina juga melakukan inovasi produksi biofuel untuk semua jenis biodiesel, B35, HVO, Bioetanol E5 dan SAF2.4.
Pada dekarbonisasi Scope 1 dan 2, Pertamina mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 8,5 juta ton atau 34% dari emisi operasional.
Oleh karena itu, peringkat risiko ESG Pertamina saat ini menduduki peringkat nomor satu dunia pada subindustri migas terintegrasi.
Berdasarkan pemeringkatan lembaga pemeringkat ESG Sustainalytics, Pertamina menduduki peringkat teratas 61 perusahaan global dengan skor 20,7.
Pada kinerja keuangan tahun 2023, total laba PT Pertamina (Persero) sekitar Rp 72,7 triliun.
Laba ini meningkat 17% dibandingkan tahun 2022.
“Kami berterima kasih kepada Komite Keenam DPR RI yang telah membantu kami mengarahkan perusahaan agar dapat bertahan dan berkembang dengan tujuan ketahanan energi nasional,” kata Wiko.
Vice President Corporate Communications Pertamina Fajr Joko Santoso menambahkan, kinerja Pertamina pada tahun 2023 tetap positif didukung oleh kinerja seluruh anak perusahaan Pertamina Group.
Kinerja Pertamina juga sejalan dengan komitmen Pertamina dalam melaksanakan lima pilar prioritas yang ditetapkan Kementerian BUMN, antara lain nilai ekonomi dan sosial, inovasi bisnis, pemanfaatan teknologi, pertumbuhan investasi, dan peningkatan kinerja perusahaan sebagai penunjang
Sebagai perusahaan terdepan dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung tujuan net zero emisi pada tahun 2060 dan terus mendorong proyek-proyek yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)