saranginews.com – Jakarta – Tak bisa dimungkiri, banyak kritikan di level Shin Tae-yong, julukan STY, akibat penggunaan pemain natural di timnas Indonesia.
Namun selebrasi publik atas keberhasilan yang dicatatkan Timnas Indonesia menjadi sebuah kesatuan dan ikhtiar untuk membawa tim sepak bola Indonesia tampil di kancah dunia, tanpa membeda-bedakan pemainnya.
Baca Juga: Calvin Verdonk: Indonesia Harus Kalahkan Filipina 5-0.
Lahir di Lelystad, Belanda, Shane Pattinama memiliki darah Indonesia dari ayahnya yang lahir di Semarang, Jawa Tengah.
Shane Pattinama mengaku tidak setuju dengan orang-orang yang menyebut pemain seperti dia pesepakbola alami atau pemain asing dan pemain kelahiran Indonesia sebagai pemain lokal.
Baca Juga: Timnas Indonesia Tinggal 10 Laga Lagi dan Akan Digantikan Pemain U-20.
Ditegaskan bahwa ia adalah orang Indonesia, meski ia tidak tumbuh besar dengan bahasa dan budaya Indonesia.
Oleh karena itu, sejarah yang ditorehkan Indonesia kali ini patut dirayakan sebagai momen persatuan, seperti halnya seluruh atlet Garuda merayakan babak ketiga bersama pendukungnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. , Selasa (11/6), dengan lagu “Syalalala o Garuda”.
Detailnya: 18 negara lolos ke babak 3 kualifikasi Asia-2026, termasuk timnas Indonesia.
Insiden dengan Tom Hay. Dua hari terakhir menjadi malam indah bagi timnas Indonesia, baik bagi Tom “Teacher” Oo yang membuka keunggulan Setan Merah Putih usai membantu tim tersebut pada Maret lalu.
Saat timnas Indonesia bermain 90 menit melawan Filipina, Tom menunjukkan siapa dirinya, seorang gelandang malang di Eredivisie Belanda.
Dia mengatur serangan, mengatur kecepatan, menggerakkan bola dengan cepat dari semua lini dan membuat umpan-umpan penting yang berkelas.
SofaScore, setelah mencetak satu gol, gelandang berusia 29 tahun itu, 72 tembakan, 53 operan dengan akurasi 74 persen, tujuh gol penting, lima gol sukses dari delapan percobaan, lima umpan panjang sukses dari 9 peluang memberi Tom Haye nilai 8,6.
Selain itu, satu tembakan tepat sasaran, satu tembakan tepat sasaran, satu tembakan meleset, 2 tembakan Seorang pria dan seorang wanita yang berhasil dalam 5 peluang, dua tembakan dari udara yang berhasil dalam tiga peluang, satu tembakan tepat Intersepsi dan intersepsi dari dua bola.
Golnya dari luar kotak penalti bukanlah suatu kebetulan, seperti yang sering ia lakukan selama berada di SC Heerenveen.
Malam itu adalah malam yang tak terlupakan baginya dan merupakan malam ketika ia berbicara pada konferensi pers di depan wartawan.
“Ini malam istimewa bagi saya, gol GBC pertama saya untuk tim nasional, saya bisa bertemu keluarga dan teman-teman saya, saya bisa merayakannya bersama mereka dan itu sangat istimewa bagi saya,” kata Tom.
“Awalnya sulit menggambarkan atmosfernya, mengalaminya sendiri, sungguh ajaib. Anda paling bisa merasakan antusiasme orang-orang di lapangan. Tom Haye menambahkan:” Ini benar-benar istimewa bagi para pemain di lapangan.
Calvin Verdonck yang menjalani debut bersama Garuda tak mau kalah dengan Tom.
Verdonck menolak beradaptasi karena ia unggul di sisi kiri dengan tiga umpan dan beberapa peluang mencetak gol sebelum digantikan oleh Pratama Arkhan pada menit ke-67.
Seperti Tom, Calvin Verdonck juga terkesan dengan suasana suporter di SUGBK.
“Saya pikir ini adalah pertandingan yang menyenangkan dengan atmosfer yang bagus dan saya sangat senang berada di sini,” kata Verdonck.
Baik Thom maupun Verdonck sama-sama mengincar kiprah Indonesia di putaran ketiga yang akan menghadapi negara kuat seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Iran.
Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang berhasil lolos ke babak ke-3.
Pintu ke Piala Dunia 2026 di Amerika, Kanada, dan Meksiko masih jauh, sehingga prestasi tersebut haram jika membuat kepala para pemain Garuda semakin membesar.
Masih ada tiga bulan tersisa hingga dimulainya putaran ketiga September mendatang.
3 bulan tersebut akan menjadi masa krusial bagi Indonesia untuk semakin kuat agar tidak mengalami nasib seperti Thailand dan Vietnam yang masing-masing lolos ke babak ke-2 kualifikasi Piala Dunia 2018 dan 2022.
Di tengah kritik terhadap penggunaan pemain alami, bukan rahasia lagi jika 11 pemain plus pemain pengganti pasti akan tercatat dalam buku sejarah sebagai nama-nama yang mengantarkan Indonesia ke babak 3 tim kualifikasi Piala Dunia 2026. di Asia untuk pertama kalinya.
Jay Idzes, Tom Hay dan Shane Pattinama tumbuh di negara lain.
Namun seperti lirik lagu Tanah Airku “Biarpun Aku Pergi Tak Pergi Dari Hatiku”, darah merah putih mengalir deras di tubuh mereka.
Setiap pemain tinggal di mana saja, setiap pemain muncul di mana saja asalkan ada lambang Garuda. (antara/jpnn)