saranginews.com, Jakarta – Pertamina Group berhasil mencapai 47 persen dari total tingkat faktor dalam negeri (TKDN) BUMN atau Rp 374 triliun.
Dengan realisasi terbesar berasal dari pembelian PLTA (minyak, gas, dan lainnya), Pertamina menjalankan amanah untuk memanfaatkan TKDN dengan lebih baik.
Baca Juga: Kementerian BUMN menunjuk Simon Aloysius Montiri sebagai Komisaris Komunitas Pertamina menggantikan Ahok.
Selain itu, pembangunan infrastruktur dan pengadaan barang dan jasa menyumbang 73,2 persen dari total keseluruhan.
Vice President Corporate Communications Pertamina Fudger Joko Santoso mengatakan, komitmen Pertamina dalam memanfaatkan produk dalam negeri untuk merevitalisasi berbagai industri dalam negeri dan menggerakkan perekonomian Indonesia secara berkelanjutan.
Baca Juga: Luar Biasa! Kinerja Pertamina pada tahun 2023 menunjukkan pertumbuhan operasi di seluruh lini bisnis.
“Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden. Kami yakin produk dalam negeri berkualitas dan berdaya saing,” kata Pastor Joko.
Dari capaian tersebut, Pertamina mendapat penghargaan penggunaan produk rumah tangga kategori Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tahun 2024 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemnerin).
Baca Juga: Pertamina dan Bapenas berkolaborasi mengembangkan kebijakan energi berkelanjutan
Nilai TKDN Pertamina Group sebesar Rp374 triliun atau 47 persen dari total perolehan TKDN BUMN sebesar Rp800 triliun pada tahun 2023.
“Kami berterima kasih atas apresiasi pemerintah Indonesia. Hal ini menjadi inspirasi bagi Pertamina untuk terus meningkatkan TKDN agar dapat lebih mendukung industri dalam negeri dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional,” kata Fadjar.
Berdasarkan kajian yang dilakukan Pertamina Energy Institute dan Universitas Indonesia, keberhasilan TKDN Pertamina memberikan dampak positif seperti penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,1 juta orang dan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Rp 702 triliun. Atau nilai tambah dari seluruh sektor perekonomian suatu daerah (PDB ADHB) adalah sebesar 3,4 persen.
Dari sisi perekonomian nasional, berpotensi menghasilkan pendapatan negara hingga Rp1.251 triliun.
Sebagai perusahaan energi nasional, produk-produk Pertamina turut berkontribusi terhadap pasokan energi dalam negeri
Produksi minyak nasional Pertamina menyumbang 69 persen dan gas alam 34 persen untuk mendukung ketahanan energi Indonesia.
Pada tahun 2023, Pertamina akan mandiri 100 persen dalam produksi produk solar dan bahan bakar jet.
Upaya peningkatan produksi migas adalah dengan meningkatkan produksi dari blok-blok yang sudah ada serta melalui akuisisi dan ekspansi yang dilakukan Pertamina ke blok-blok luar negeri, jelas Fadjar.
Program Rencana Induk Pengembangan Kilang (RDMP) berupaya meningkatkan kualitas dan keragaman produk kilang dan produk petrokimia.
Pertamina menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan produk-produk Pertamina sebagai produk rumah tangga
Pada produk retail, pasokan listrik Pertamina menjangkau 98 persen wilayah Indonesia untuk masyarakat, khususnya melalui program BBM Satu Harga, Satu Desa Satu Outlet (OVOO) dan Pertshop.
Sebagai konsumen komponen rumah tangga dan kontributor bagi masyarakat, Pertamina senantiasa berupaya meningkatkan kualitas produknya.
Fadjar berharap masyarakat memanfaatkan produk-produk berkualitas dari dalam negeri untuk meningkatkan perekonomian nasional dan mencapai kemandirian dalam negeri.
Sebagai perusahaan terdepan di sektor transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung tujuan net zero emisi pada tahun 2060 yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)