saranginews.com, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali meluncurkan Pembelajaran Berbasis ICT (PembaTIK) dan Kita Harus Belajar (Kihajar) STEM.
Kedua aplikasi tersebut merupakan wadah bagi guru dan siswa di Indonesia untuk mengeksplorasi peningkatan kemampuan TIK dalam menggunakan platform teknologi yang dikembangkan Kementerian Pendidikan dan Teknologi, serta cara penerapan Kurikulum Mandiri.
Baca juga: 64.555 Siswa Seluruh Indonesia Bertanding di Ajang KIHAJAR STEM BASIC
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan perjalanan lima tahun gerakan merdeka belajar telah menunjukkan pentingnya peran teknologi dalam mendorong transformasi sistem pendidikan Indonesia.
“PembaTIK dan Kihajar STEM merupakan dua contoh platform teknologi yang memberikan wadah bagi guru dan siswa untuk meningkatkan keterampilan TIK khususnya dalam penerapan Kurikulum Merdeka,” jelas Nadiem Makarim pada peluncuran PembaTIK dan Kihajar STEM 2024 yang disiarkan . Live melalui Channel YouTube dan TV Edukasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamis (13/6).
Baca juga: 3 Instruksi Penting Nadiem Makarim Menyusul Pembatalan Kenaikan UKT
Menteri Nadiem menambahkan, Batik selaras dengan konsep sekolah ideal, mengajak para pendidik untuk gemar belajar, berefleksi, berkolaborasi, dan berbagi.
Sedangkan Kihajar STEM merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan abad 21 yang meliputi kemampuan bekerja secara kolaboratif, berkomunikasi dengan baik, dan berpikir kritis.
Baca Juga: Peringati Hardiknas 2024, Nadiem Makarim Titip Kemerdekaan Belajar
Melalui PembaTIK, katanya, akan tercipta duta teknologi yang siap menginspirasi praktik baik penggunaan platform teknologi untuk mentransformasi sistem pendidikan. Dan Kihajar STEM akan melahirkan bibit-bibit generasi pelajar Pancasila yang berdaya saing global.
“Duta teknologi dan pelajar Pancasila merupakan bekal Indonesia untuk melompat ke masa depan,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemendikbud Suharti mengatakan kurikulum mandiri memberikan fleksibilitas dan fokus pada materi dasar untuk mengembangkan keterampilan peserta didik. Untuk itu, penting untuk menciptakan iklim sekolah yang nyaman, inklusif, dan beragam bagi siswa.
“PembaTIK dan Kihajar STEM merupakan bagian dari inisiatif Merdeka Belajar yang berkelanjutan bagi para pendidik dan peserta didik untuk membantu meningkatkan layanan pendidikan secara berkelanjutan,” kata Suharti.
Ia berharap Batik dan Kihajar STEM dapat melahirkan banyak inovasi pembelajaran yang baik baik bagi peserta didik maupun tenaga pendidik. Para pendidik juga diajak untuk berpartisipasi dalam BembaTIK dan mendorong seluruh siswa untuk mengeksplorasi diri melalui Kihajar STEM.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Iwan Syahril berpendapat, perkembangan teknologi yang pesat saat ini harus dimanfaatkan agar pembelajaran bermakna dan menyenangkan.
Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan merupakan suatu kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
“Kehadiran STEM Batik dan Kihajar merupakan salah satu cara nyata Kemendikbud mewujudkan pendidikan inklusif dan berkelanjutan,” tambah Iwan.
Senada, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, mendukung penerapan BembaTIK dan Kihajar STEM 2024. Ia meyakini untuk mewujudkan pendidikan bermutu diperlukan sekolah yang tenaga pengajarnya reflektif, senang belajar, berbagi dan kolaborasi.
Sumber belajar yang tidak tersedia dapat disediakan melalui dukungan teknologi. Oleh karena itu, kegiatan STEM Batik dan Kihajar juga akan meningkatkan partisipasi pendidik dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM), baik untuk pengembangan diri, menunjang kegiatan belajar mengajar, serta mencari dan berbagi inspirasi.
“PembaTIK juga memberikan gambaran kepada Dinas Pendidikan dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) terhadap inovasi pembelajaran digital yang dikembangkan oleh para pendidik. Hal ini memunculkan ide dan program taktis untuk meningkatkan pendidikan di daerah masing-masing,” jelasnya.
Lebih lanjut, Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi sekaligus Kepala Pusat Pelayanan Platform Teknologi (BLPT) Wibowo Mukti menyampaikan, penyelenggaraan BembaTIK dan Kihajar STEM 2024 merupakan salah satu upaya percepatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan Mutu. pendidikan bagi sekolah yang diinginkan melalui pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran.
Inisiatif Merdeka Belajar hadir untuk memudahkan sekolah dalam menerapkan siklus peningkatan layanan teknologi, ujarnya.
Wibowo menambahkan PembaTIK merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pendidik di semua tingkatan. Antusiasme peserta yang mengikuti PembaTIK semakin meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2023 terdapat 79.529 peserta yang terdaftar dan ini menjadi bukti besarnya keinginan para pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan diri di bidang ICT.
Kihajar STEM dilakukan sebagai upaya untuk merangsang keterampilan siswa dalam kreativitas, pemecahan masalah, dan berpikir kritis.
“Peserta Kihajar STEM seluruh jenjang sekolah akan dilatih berpikir kritis dan kreatif serta mampu berkolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan dengan aspek STEM,” pungkas Wibowo (esy/jpnn).