McLaren Kembangkan SUV Hybrid, Siap Tempur di Segmen Ultramewah

saranginews.com – CEO McLaren Michael Leiters, penerus Mike Flewitt, mengumumkan bahwa perusahaan berencana membangun sport utility vehicle (SUV) hybrid plug-in.

Pengumuman Michael disela oleh pernyataan Flewitt yang mengatakan saat mengambil alih McLaren tidak akan pernah membuat SUV.

BACA JUGA: McLaren Artura Akan Diluncurkan di Indonesia, Supercar Hybrid Pertama dengan Sasis MCLA

Flewitt sudah lama tiada dan kini penggantinya telah mengonfirmasi bahwa McLaren benar-benar ingin membuat sesuatu seperti SUV.

Selain itu, Michael Leiters ingin mobil barunya menjadi plug-in hybrid.

BACA JUGA: Hanya 8 unit McLaren GT Special Edition yang akan diproduksi di dunia

“Kami memperluas dan memperluas jangkauan produk kami melampaui segmen yang kami geluti sekarang. Kami menyebutnya “kinerja bersama” karena Anda dapat berbagi kinerja dengan lebih banyak orang dibandingkan saat ini di McLaren. Jadi mobil ini akan mendapat dua kursi tambahan, ujarnya.

McLaren telah memproduksi mobil dengan lebih dari dua tempat duduk, salah satunya adalah Speedtail 2020 yang memiliki ruang untuk tiga penumpang.

BACA JUGA: Mick Schumacher jadi pembalap cadangan McLaren F1 2023

Namun, model yang akan datang jelas dimaksudkan untuk menjadi lebih besar dan praktis.

Tidak mengherankan, mobil tersebut tidak akan dibuat berdasarkan arsitektur supercar serat karbon McLaren yang sudah ada.

Leiters menyadari bahwa satu-satunya solusi praktis adalah membangunnya di atas platform produsen mobil besar.

“Saya pikir cara cerdas adalah dengan melibatkan mitra teknologi,” kata Leiters.

McLaren sedang dalam pembicaraan untuk kemitraan dengan BMW, Geely, Hyundai dan Lucid tahun lalu.

Dari jumlah tersebut, hanya BMW yang memiliki platform jelas yang berfungsi untuk usulan powertrain hybrid, terbukti dengan hadirnya XM.

Soal harga, ia yakin mobil hybrid tersebut akan diposisikan di segmen premium.

“Kami dapat memposisikan perusahaan seperti Ferrari dan Rolls-Royce, yang sangat agresif dalam menentukan harga Purosangue dan Cullinan. Lamborghini dan Aston Martin kurang agresif dan lebih mengandalkan volume. “Saya selalu memilih untuk lebih agresif dengan merek kami, menurut saya itu adalah hal yang benar untuk dilakukan,” tutup Leiters. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LEBIH LANJUT… Edisi Khusus McLaren Ultimate F1 2022

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *