saranginews.com, Jakarta – Nama Mbah Latif sudah lama dikenal di kalangan NU Nusantara sebagai orang suci, atau dikenal di kalangan NU dan Muhammadiyah di sekitar Muntilan Magelang, dan Nusantara dikenal sebagai pelindung Dajab.
Pasalnya, ia dihormati di masyarakat, dan banyak kejadian nyata yang dialami masyarakat saat bertemu dengan Mbah Latif. Misalnya, saat Mbah Latif berkunjung ke lapaknya, penjualan lapaknya terpukul.
BACA JUGA: Irjen Ahmad Lutfi akan menduduki jabatan penting di Kementerian Perdagangan sebelum maju ke Pilgub Jateng
Sabtu (6/8) ini, dilakukan pengumuman dan peresmian Pos Pekatik Mas Dar Karesidenan Kedu di Dusun Dukuhan, Desa Gunungpring, Kecamatan Mutilan, Kabupaten Magelong, yang disaksikan calon gubernur. Jateng Sudaryono (Ketua DPD Gerindra Jateng) Tiba-tiba masyarakat gempar. Saat kami sedang makan tadi, datanglah salah satu panitia di antara kami bertiga yang sedang berbincang dengan Mas Dar.
“Mbah Latief klik di sini! Mbah Latief klik di sini!” Panitia penyelenggara berdirinya pos Pekatke Mas Dar pun bergegas memberi tahu kami. KH sigap dan tanggap. Chanafi, koordinator keuangan Kedu Residensi, langsung berdiri dan menggandeng Mba Latif yang berdiri di depan pintu masuk.
BACA JUGA: Hasto mengatakan PDIP sudah berkomunikasi dengan PKB dan PPP untuk mengusung calon Pilgub Jateng 2024.
Mbah Latif karya KH. Chanafi diundang bertemu langsung dengan calon Gubernur Sudaryono. dan K.H. Chanafi Sudaryono dikenalkan dengan Mba Latif oleh Partai Gerindra sebagai calon Gubernur Jawa Tengah masa jabatan 2024-2029.
Mbah Latif memegang botol air di tangan kirinya dan mengangguk dengan ekspresi gembira. KH Chanafi kemudian meletakkan kembali air minum yang digunakan Mbah Latif di atas meja untuk diminum oleh Mas Sudaryono setelah beberapa saat.
Baca juga: Pilgub Jateng 2024: Irjen Ahmad Lutfi Vs Hendrar Prihadi? Pengamat: Dengan restu dari Jokowi
Saat Mba Latif bergumam, “Gubernur Semaranga..Gubernur Semaranga..Gubernur Semaranga,” kami langsung menjawab, “Amin..Amin..Amin.”
Bahkan, kehadiran Mbah Latif di posko pengumuman dan peresmian Pekatike Mas Dar di luar dugaan. Dan tak jarang Mbah Latif ingin menghadiri acara seperti itu. Mungkin kebetulan atau takdir, Mas Sudaryono mengunjungi Wali Dajab dan mendoakannya menjadi gubernur Mas Dar Jawa Tengah.
Siapakah Mbah Latief? Sangat populer di kalangan pejabat tinggi dan pengusaha di Jawa Tengah. Mbah Latif sering muncul entah dari mana. Anda tidak diundang dan tidak ada yang diundang. Jadi tidak ada yang tahu dari mana mereka berasal, dan tiba-tiba mereka sedang duduk atau berdiri di sekitar acara.
Mbah Latif tinggal di Dusun Sentren, Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelong, Jawa Tengah. Dan silsilah Mbah Latif sungguh lengkap. Artinya, ia merupakan salah satu keturunan wali Makam Wali Gunungpring.
Menurut sumber terpercaya, keturunan Mbah Latif dari pihak ayah adalah keturunan Mbah Ky Abdul Rauf. Sedangkan ibu kandungnya dari Kiai Raden Pangaran Singosari bin Kiai Pemanahan yang makamnya berada di Gunungpring.
Sedangkan makam Mbah Kiai Abdul Rauf bin Khasan Tuko terletak di dekat Masjid Krapak, Desa Santren, Desa GUNUNGPRING, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelong.
Kiai Raden mendatangkan Mbah Jogorekso dari Santri. dan Mbah Abdul Rauf, kakek KH Sayh Dalhar bin Abdurrochman… Ulama’Warusatul Ambiya’.
Oleh karena itu, Mbah Latif dikenal sebagai sosok yang sakti dan tidak mengherankan jika ia memberikan rahmat kepada siapa pun yang ia kunjungi dan temui, termasuk calon gubernur Sudaryono, yang secara khusus bertemu dengan Mbah Latif di awal masa jabatannya dan saat pernyataan dukungannya.
Chanafi mengatakan KH Mba Latif punya karakter tersendiri. Banyak kejadian dan pengalaman unik yang ia alami, termasuk tiba-tiba muncul di warung sate di Jalan Kaliurang Yogyakarta. Pemilik warung kemudian menawarkan sati dan disanalah dahar (makan).
“Saya mencoba mencabut tusuk sate tersebut, namun pemilik warung tidak mengizinkan saya mencabutnya. Akhirnya pemilik warung mencabut tusuk sate tersebut sehingga Mbah Latif mudah mabuk .” “Dengan para pembeli.” kata KH. Chanapi menyaksikan langsung kejadian ini.
Chanafi mengatakan, Mbah Latif tampil apik dalam balutan jas dan sepatu untuk acara Mutamar NU yang digelar di Lampang beberapa waktu lalu. Kehadiran Mbah Latif di DPR NU disaksikan banyak saksi.
Menurut pengakuannya, ketika ada rombongan di Aceh yang mencari Mbah Latif, Mbah Latif kerap menghadiri acara Selapanan di Aceh. Sekelompok orang dari luar bertanya kepada warga sekitar, namun ternyata tidak ada yang mengenal mereka. Terakhir rombongan digiring menuju Masjid Santren. Sesampainya di masjid, rombongan di luar melihat Mbah Latif sedang duduk di teras masjid. Kerumunan itu tiba-tiba berteriak.
“Ya, itu dia. Itu dia.” Umat Aceh berbicara dengan satu suara. Otomatis rombongan itu langsung menghampiri Mbah Latif, menjabat tangan dan menciumnya.
Dan belakangan, ketika keberadaan Mbah Latif menjadi kenyataan, semakin banyak kejadian di luar nalar yang terjadi. Termasuk kedatangan Mas Sudaryon di Gunungpring.
“Mbah Latif mohon doanya agar Mas Sudaryono menjadi Gubernur Jawa Tengah tahun 2024 hingga 2029,” kata Mbah Roso, sesepuh Pekatik Mas Dar (dkk/jpnn).