Fadel Muhammad: Silaturahmi Kebangsaan Mengisyaratkan Amendemen UUD Sebuah Keniscayaan

saranginews.com, Jakarta – Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad menekankan perlunya pembicaraan amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dan pidato tersebut mendapat lampu hijau dari mantan presiden dan presiden, ketua MPR dan pimpinan partai politik.

Baca Juga: Pidato Megawati Soal Pengamatan Konstitusi, Peringatkan Pengamat Soal Orde Baru

Kesimpulan tersebut menjadi benang merah dari rangkaian rapat nasional yang dilakukan pimpinan MPR beberapa waktu lalu.

Menurut Fadel, semua pihak mengakui keadaan sudah berubah, tidak lagi seperti tahun 1945 ketika konstitusi dibuat, sudah saatnya beradaptasi dengan keadaan saat ini.

Juga: Fazal Mohammad Ungkap Mengapa Sulit Mengetahui Penegasan DPD Melalui Amandemen UUD 1945

Intinya tidak ada yang salah dengan pidato amandemen konstitusi yang selama ini dibicarakan. Memang sudah saatnya konstitusi kita disesuaikan dengan keadaan saat ini. dilakukan apa yang perlu diubah dan dimodifikasi,” kata Fazl Mohammad melalui suratnya, Sabtu (8/6).

Pernyataan tersebut disampaikan Fazal Muhammad usai pembukaan dan pidato pada acara Kolektif Media MPR RI 2024 yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat pada Jumat (7/6) malam.

Amin Reyes, selaku Ketua MPR periode 1999–2004 yang turut serta dalam amandemen dan pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pun membenarkan adanya perubahan kebijakan tersebut.

Ambianensis berpendapat bahwa periode yang diciptakan pada masa kepemimpinannya harus dicermati.

“Beliau sedih karena tidak menyangka semua orang sudah menunggu sesuatu sebelumnya, seperti istilah Jawa piru wani piru (angka berani memberi). Pak Amin tidak menunggu karena saat itu orang-orang korup, kata Fidel.

Oleh karena itu, Fidel menilai perubahan konstitusi sangat mungkin terjadi.

Anggota MPR juga aktif menganjurkan amandemen konstitusi.

Nyatanya Presiden Joko Widodo juga memberikan sinyal positif sepanjang hal itu terjadi pasca pemilu.

“Yang pasti itu akan memakan waktu lama, dan tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa. Tidak cukup hanya memilih satu atau dua bulan untuk mengubah apa yang perlu dilakukan, tapi kita sedang memulai era perbaikan sekarang. Bisa dari waktu. Satu periode akan terus berlanjut dan proses akan berlanjut hingga periode berikutnya, yaitu “sebenarnya kita harus bergegas” (mrk/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *