Diuji Beban 12 Truk Seberat 360 Ton, Tol MBZ Aman Dilewati Seluruh Golongan Kendaraan

saranginews.com, Jakarta – Penyimpangan tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) II atau tol MBZ lebih baik dari nilai teoritis pada tahap perencanaan.

Secara umum defleksi adalah garis vertikal antara titik terendah dan garis lurus yang menghubungkan ujung-ujung balok yang mengalami lentur akibat beban.

Baca juga: Bersaksi di Sidang Korupsi, Pakar Sebut Jalan Tol MBZ Punya Kemiringan Tak Biasa

Hal ini berdasarkan uji beban yang dilakukan oleh PT Risen Engineering Consultants selaku konsultan pengujian.

Oleh karena itu, ahli Komite Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) menyimpulkan tol MBZ memenuhi syarat kelayakan dan aman bagi kendaraan golongan I hingga V sekalipun.

Baca juga: 232 pelari asing dari 32 negara akan merayakan BTN Jakarta International Marathon 2024.

Hal itu terungkap dalam sidang pidana korupsi proyek pembangunan jalan tol MBZ di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat pada Kamis (6/6).

Lima orang saksi dihadirkan dalam sidang ini, antara lain Josiah Irwan Rastandi, manajer dua perusahaan konsultan pengujian PT Pratama Daya Cahya Manunggal Budi Santoso dan PT Risen Engineering Consultants, serta tiga ahli dari KKJTJ, Prof Bambang Sohendro dan Ivan Zarkasi serta Guru Besar. Jamasiri

Baca juga: Kualitas Beton di Tol MBZ Bagus, Kata Konsultan

Dalam keterangannya, Josiah mengatakan, lendutan Tol MBZ sesuai dengan hasil uji beban. Berdasarkan uji beban ruas Cikunir-Karawang Barat, hasil lendutan sebesar 59.

Nilai deviasi maksimum teoritis adalah 65.

Menurut Josia, nilai defleksi yang lebih kecil lebih baik karena bentuknya lebih kaku.

Lendutan maksimalnya 65. Dari hasil pengujian nilainya 59. Aman. Semakin kecil angkanya dari nilai maksimal maka defleksinya semakin baik karena semakin keras, kata Josiah menjawab pertanyaan Kapolri. . Hakim Fazel Hendry.

Sementara itu, Profesor Bambang Sohendru menjelaskan cara melakukan pengujian beban pada tol MBZ.

Seorang profesor di Universitas Gajemeda mengatakan: Uji beban diselesaikan dengan mengangkat 12 truk secara bertahap. Setiap truk diisi pasir dengan berat masing-masing 30 ton.

Jadi, berat keseluruhan 12 truk tersebut adalah 360 ton.

“Satu truk berbobot 30 ton dan ruas 60 meter diisi 12 truk. Tapi pemuatan truknya progresif. Tahap pertama empat truk, kemudian kita ukur respon lendutannya dan letakkan truk di tengah.” Profesor Bambang.

Sementara itu, Bodi Santoso dalam keterangannya mengatakan, pihaknya juga melakukan uji defleksi pada lima jembatan di Tol MBZ. Hasilnya, kelima jembatan tersebut sepenuhnya aman.

“Semua hasil pengujian kelima jembatan sudah didapat. Jembatan tersebut layak berdasarkan sifat ilmiahnya,” kata Bodhi.

Ivan Zakashi yang mendampingi pengujian mengatakan, hasil pengujian membuktikan tol MBZ bisa dan cocok untuk kendaraan apa pun.

“Kalau tesnya di luar wilayah kami, tapi kalau tesnya pakai 12 truk, berarti dia yang melakukannya,” kata Ivan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *