Ada Info P1 Bakal Digeser Tenaga Non-ASN di PPPK 2024, KemenPAN-RB Menjawab 

saranginews.com, Jakarta – Jelang Pemilu PPPK 2024, beredar kabar prioritas sektor swasta (P1) akan beralih ke pekerja nasional terhormat dan pekerja non-ASN. Guru privat dengan status P1 tidak lagi berstatus prioritas.

P1 merupakan guru yang lulus naik pangkat (PG) dan memiliki kontrak kerja (PPPK) pada Pilkada Pemerintah 2021, namun belum dilantik.

Baca Juga: Penerimaan CPNS dan PPPK 2024: Berita Terkini Format Pascasarjana

Pengurus Pass Grade Forum Guru Honorer Nasional Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kusstrianingsih mengatakan, saat ini banyak P1 swasta yang khawatir akan dipecat dari tenaga honorer provinsi dan non-ASN yang masuk dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN).​

“Isu kekalahan P1 swasta dari kehormatan nasional sedang ramai diperbincangkan. Saya juga khawatir karena mereka sudah lolos PG dan harus diangkat menjadi PPPK tahun ini,” kata Heti kepada saranginews.com, Jumat (7/6).

Baca Juga: Pj Gubernur Bicara Rekrutmen PPPK, Para Pejabat Senang

Dia mengatakan, isu perubahan tersebut semakin mengemuka karena belum keluarnya peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPAN-RB) tentang pembelian PPPK untuk pengangkatan guru pada tahun 2024.

Lanjutnya, PermenPAN-RB ini sangat dinantikan oleh para guru ternama termasuk P1. Semua orang penasaran apakah P1 masih relevan.

Baca Juga: Lewat PPPK 2023 Mereka yang belum mendapat NIP, disuruh mengikuti tes lagi tahun ini

“Saya khawatir guru swasta ini akan masuk ke 2.000 P1 lebih yang tidak mampu mengakomodir PPPK 2024,” ujarnya.

Ia mencontohkan, formasi PPPK 2024 ada banyak jenisnya. Sayangnya, P1 tidak dimasukkan karena sasaran utamanya adalah PNS dan non-ASN.

Heti menegaskan, jika ingin berjalan baik, pemerintah harus mengedepankan P1. Dalam pengumpulan profil BKN, jangan hanya memprioritaskan pegawai non-ASN yang bereputasi baik.

“MenPAN-RB Azwar Anas memang berkomitmen untuk mencalonkan pegawai terhormat non-ASN dari pool BKN sebagai ASN PPPK, namun bukan berarti mengorbankan P1,” tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Aba Subagja, Pejabat Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Kelembagaan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, mengatakan penting atau tidaknya P1 swasta tergantung pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

“Tolong tanyakan ke Kemendikbud apakah saya cuti panjang,” kata Abba.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Guru Tenaga Kerja (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nunuk Suryani mengatakan, guru P1 tetap penting untuk pemilu PPPK 2024.​

Kemendikbud juga menyampaikan usulan kepada MenPAN-RB Azwar Anas terkait kebutuhan guru PPPK sebanyak 419.146 orang pada tahun 2024.

Namun usulan pemerintah negara bagian tersebut tidak memenuhi 50% dari total kebutuhan konstruksi. Data GTK Kemendikbud mencatat hanya 170.649 usulan pemerintah daerah. Usulan tersebut terdiri dari 150.031 PPPK konstruksi dan 20.618 CPNS.

Artinya, masih terdapat kekurangan sebanyak 248.497 formulir dari 419.146 formulir yang dibutuhkan untuk pelatihan guru PPPK.

Tunggu saja PermenPAN-RB. Guru-guru terhormat di seluruh Indonesia selalu semangat, kata Dirjen Nunuk. (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *