saranginews.com, Kota Bandung – Polda Jawa Barat (Jabar) meluncurkan hotline di 0822-1112-4007 bagi masyarakat yang memiliki informasi lebih lanjut terkait pembunuhan Vina Cirebon. Hal ini sebagai komitmen untuk menyelesaikan kasus yang terjadi pada tahun 2016.
Manajer Humas Daerah Jabar Jules Abraham Abast mengatakan, pihaknya meminta bantuan dan dukungan dari masyarakat.
Baca juga: Polisi mengungkap pembunuhan berencana aktor intelektual ASN yang dilakukan Kabupaten Bukit Al Faq
Warga yang memiliki informasi tambahan terkait pembunuhan Vina Cirebon diminta melapor ke polisi melalui hotline 0822-1112-4007.
Jules mengatakan, masyarakat harus bertanggung jawab atas informasi yang disampaikan melalui layanan hotline tersebut.
Baca juga: Panka, Terdakwa Pembunuhan Berencana 4 Anak, Minta Pengecualian
Jules dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/7), mengatakan, nomor telepon informasi 0822-1112-4007 telah dibuka, asalkan identitasnya benar dan informasi yang dapat dipercaya diberikan.
Dia mengatakan, informasi yang didapat dari masyarakat nantinya akan dianalisis penyidik untuk ditafsirkan secara hukum.
Baca Juga: Kasus Pembunuhan Veena, Ini Kabar Terbaru Komnas HAM
Oleh karena itu, kami menghimbau kepada semua pihak untuk memberikan informasi secara bijak dan bertanggung jawab untuk melindungi, menghormati, dan tidak menimbulkan trauma bagi keluarga korban, ujarnya.
Jules kembali menegaskan, Polda Jabar berkomitmen mengusut kasus Vina Cirebon secara profesional, prosedural, dan proporsional. Lebih lanjut, lanjutnya, saat ini fenomena informasi di media sosial sedang berkembang.
Ia mengatakan, dalam penanganan penyidikan kasus tersebut, Polda Jabar telah membentuk tim asistensi yang terdiri dari Itwasda, Propam, dan Ditreskrimum (Manajer Penyidikan). Selain itu, ada pihak eksternal yakni Kompolnas dan Komnas HAM yang juga memantau proses penyidikan yang sedang berjalan.
Dia berkata: “Kami meminta agar kasus ini ditangani secepatnya.”
Baca Artikel Lainnya… Vina, Putri Mantan Bupati Cirebon Bantah Terlibat Pembunuhan: Saya Masih SD Saat Peristiwa Itu Terjadi
