saranginews.com, JAKARTA – Danone Indonesia menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah untuk mendukung program makanan bergizi gratis.
Direktur Medis Danone Indonesia, Dr. Ray Wagiu Basrowi menegaskan, pihaknya dapat menjadi mitra terpercaya dalam mensukseskan program pemerintah.
BACA: Kembali Sukses, Danone Indonesia Raih Employee Experience Awards 2024
Tentu kami siap. Sejak 70 tahun lalu Danone melalui Sari Husada telah berupaya bersama setiap keluarga di Indonesia untuk memberikan nutrisi terbaik, kata Ray Wagiu Basrowi baru-baru ini.
Ray mengatakan, komitmen penyediaan makanan bergizi tidak hanya terlihat dari kehadiran Danone Indonesia selama lebih dari 70 tahun, namun juga pada kekuatan perusahaan.
BACA JUGA: Danone Indonesia memimpin kemitraan pemerintah dalam pengelolaan air berkelanjutan
Lanjutnya, Danone Indonesia memiliki pengalaman di bidang teknologi pangan serta pabrik dan pusat penelitian di Yogyakarta untuk menghasilkan produk nutrisi khususnya untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak.
Ray menambahkan, produk-produk tersebut disertai dengan inovasi berbasis ilmu pengetahuan yang telah terbukti secara klinis untuk anak Indonesia.
Ia menegaskan, hal ini merupakan bagian dari komitmen Danone Indonesia sebagai perusahaan di bidang pangan.
Jadi kalau kita tanya komitmen dan persiapannya, tentu bukti kita sudah mengabdi pada negara ini selama 70 tahun bisa menjawabnya,” imbuh Ray.
Pendiri dan CEO Indonesia Food Security Review I Dewa Made Agung Kertha Nugraha mengatakan, asupan nutrisi seperti susu menjadi salah satu syarat untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Ia melanjutkan, program pangan bergizi tidak hanya terkait dengan permasalahan gizi saja, namun berdampak langsung pada kemandirian pangan dalam negeri.
“Yang tidak kami anggap penting adalah selain fokus pada gizi, kami juga fokus pada ketahanan pangan yang akan mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Pakar Kulinologi, Hindah J. Muaris menjelaskan, penerapan program gizi ini sangat diperlukan bagi anak-anak sekolah, khususnya siswa SD, SMP, dan SMA.
Ia menjelaskan, jika melihat peta permasalahan gizi di tanah air berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia saat ini, terdapat polarisasi dalam pengaturan gizi pangan.
Lebih lanjut Hiindah menambahkan, salah satu permasalahan yang terjadi adalah obesitas yang disebabkan oleh konsumsi makanan tambahan dari yang ditentukan oleh BPOM dan semua jenis atau layanan kesehatan.
Menurutnya, program makan siang dan susu gratis perlu diatur secara signifikan untuk memenuhi tujuan peningkatan gizi anak sekolah.
Ia melanjutkan, susu dimaksudkan untuk menyediakan protein hewani kepada anak-anak yang sedang tumbuh, dan anak sekolah adalah susu. Kandungan zat gizi mikro terutama vitamin C, zat besi, zinc dan asam folat sangat penting untuk perkembangan otak anak selama masa sekolah.
Namun perlu Anda ketahui, pemberian makan siang atau susu yang tidak sesuai usia justru menimbulkan masalah baru berupa obesitas atau obesitas pada anak, kata Hindah (mcr10/jpnn).