Inovasi Pharmacademy dari Sanofi Kuatkan Kompetensi 2.750 Apoteker di Indonesia

saranginews.com, JAKARTA – Satu tahun setelah diluncurkan, platform PharmAcademy yang diluncurkan Sanofi Indonesia bekerja sama dengan SwipeRx telah berhasil memberdayakan 2.750 apoteker.

Melalui PharmAcademy, komunitas farmasi mendapatkan kemudahan akses terhadap modul pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan.

Baca Juga: SwipeRx IPEC 2024 Menjadi Wadah Edukasi Apoteker dan Aktivis Kesehatan

Faktanya, PharmAcademy memungkinkan apoteker memperoleh poin pengembangan profesional berkelanjutan (CPD) untuk memajukan karir mereka.

“PharmAcademy merupakan wujud komitmen Sanofi dalam memberdayakan apoteker untuk menjadi penasihat kesehatan terpercaya bagi masyarakat Indonesia. Fitur PharmAcademy pada aplikasi SwipeRx memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan dalam berbagai aspek kefarmasian, termasuk manajemen penyakit, manajemen pengobatan, dan konseling pasien.” Setelah satu tahun berdiri, kami berharap PharmAcademy mampu menjangkau lebih banyak apoteker, dan mampu memantapkan kualitasnya, sehingga apoteker mampu semakin membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kesehatan di Indonesia yang semakin meningkat, kata kepala Sanofi CHC ASEA Maria Valentina Sposito.

Baca juga: Inilah Tantangan Apoteker Menghadapi Kemajuan Teknologi Kesehatan

Percepatan pemberdayaan apoteker penting untuk menjembatani kesenjangan dalam hubungan profesional ini. Menurut Kementerian Kesehatan, pada tahun 2023 jumlah apoteker di Indonesia hanya mencapai 130.643 orang.

Artinya, satu apoteker merawat 2.134 penduduk. Padahal menurut Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), rasio idealnya adalah 0,8 L. Satu apoteker per 1000 penduduk.

Baca juga: Gibran: Terima kasih Bu Pwan dan Pimpinan PDIP

“Masih belum tercapainya rasio tersebut bukan berarti fokus perbaikan hanya pada kuantitas saja. Padahal, mengingat peran mereka sebagai garda terdepan dalam menjaga mutu obat dan memastikan masyarakat mendapat obat. aman, Mutu Apoteker harus terus ditingkatkan melalui pengayaan yang berkelanjutan, oleh karena itu Ikatan Apoteker Indonesia mendukung penuh inisiatif PharmAcademy Sanofi dan SwipeRx sebagai upaya konkrit penguatan peran apoteker di Indonesia meningkatkan profesionalisme dan kapabilitas apoteker di bidangnya. ,” kata Presiden PD IAI DKI Jakarta Mohamed Yamin.

Teknologi mempunyai dampak yang besar dalam percepatan pertumbuhan kompetensi apoteker.

Hingga saat ini, sebagian besar apoteker kesulitan mendapatkan akses terhadap informasi, produk, alat dan pelatihan yang diperlukan untuk memberikan layanan berkualitas.

Sebagai pionir, PharmAcademy menggunakan teknologi SwipeRx untuk menjembatani apoteker dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

CEO SwipeRx Farooq Merali mengatakan pendekatan inovatif PharmAcademy dan SwipeRx memberikan kemudahan bagi apoteker untuk mengembangkan keterampilannya, bahkan bagi mereka yang berada di daerah terpencil.

“Modul pengetahuan dan keterampilan yang disajikan oleh PharmAcademy dibangun di bawah bimbingan asosiasi profesi untuk memastikan apoteker menerima materi secara terukur. Selain itu, apoteker juga dijamin lebih cepat menjalin kontak dengan pemasok farmasi. Dengan menggabungkan keahlian digital SwipeRx dengan Kepemimpinan Sanofi “di industri farmasi, kami optimis mampu memberdayakan apoteker untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal,” tegas Farooq.

Apoteker berlisensi berperan dalam membantu masyarakat menerapkan praktik perawatan diri yang tepat dan mengurangi risiko kesalahan diagnosis.

Pentingnya perawatan diri dalam menjaga kesehatan pribadi semakin meningkat seiring dengan semakin menantangnya kondisi lingkungan, terutama di kota-kota besar. Polusi udara yang semakin meningkat di perkotaan berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Salah satunya menyebabkan penyakit pada sistem pernafasan dan alergi.

Self-diagnosis atau diagnosis mandiri, meski terkesan praktis, sering kali berujung pada penanganan kesehatan yang tidak memadai dan berisiko memperburuk kondisi.

“Apoteker dapat bertindak sebagai penasihat kesehatan terpercaya untuk membimbing pasien menuju diagnosis yang lebih akurat dan pengobatan yang lebih tepat. Menghadapi potensi ancaman polusi udara, apoteker memiliki kemampuan untuk memberikan edukasi tentang tindakan pencegahan atau manajemen kesehatan—bagi orang-orang yang terkena penyakit. seperti “khususnya dalam pengobatan alergi, apoteker memiliki kemampuan untuk membantu mendiagnosis kondisi dan merekomendasikan obat alergi yang tepat dan aman,” kata spesialis farmasi Lucy Nobiani.

Melanie Putria, seorang ibu dan tokoh masyarakat, menyatakan keprihatinannya terhadap risiko kontaminasi, dan menyatakan dukungan terhadap inisiatif PharmAcademy dari sudut pandang awam.

Artinya, bahaya penyakit akibat polusi berpotensi menyerang kapan saja. Bagi saya, penting untuk secara mandiri meninjau secara kritis situasi kita dan situasi anak-anak kita dan memastikannya. Penguatan Kompetensi Apoteker melalui Akademi Farmasi tentunya memudahkan masyarakat untuk beralih ke tenaga kesehatan yang terpercaya,” ujarnya.

Peringatan satu tahun peluncuran PharmAcedemy bertepatan dengan Indonesia Pharmaceutical Exhibition (IPEC) 2024, sebuah pameran dan konferensi tahunan bagi para operator farmasi di Indonesia, yang diselenggarakan oleh SwipeRx bersama dengan Direktur Eksekutif Regional Ikatan Apoteker Indonesia DKI Jakarta.

Mengusung tema “Percepatan Pelayanan Kefarmasian dan Kesehatan Masyarakat dengan Inovasi Teknologi”, pelaksanaan IPEC yang kedua ini melibatkan 1.000 apoteker dan pemilik apotek di seluruh Indonesia. (kanan/jpnn)

Baca artikel lainnya… Dalam pelarian selama 8 tahun, pembunuh Wina Sirbon ditangkap di daerah ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *