idEA: Konsumen Cerdas & Berdaya Lebih Mumpuni Membangun Ekonomi Nasional

saranginews.com, JAKARTA – Potensi ekonomi digital di Indonesia sangat besar didukung oleh banyak pihak.

Hal ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. 

Baca juga: Kadin dan Privy berkolaborasi untuk memajukan perlindungan konsumen melalui teknologi informasi

Selain itu, besarnya konsumsi keluarga menjadikan Indonesia yang berpenduduk 278 juta jiwa menjadi target pasarnya.

Oleh karena itu pemberdayaan konsumen menjadi prioritas, karena merupakan aset penting bagi pertumbuhan ekonomi industri perdagangan.

Baca Juga: Berlokasi di Bandung, Ariston berkomitmen dalam pelayanan pelanggan

“Konsumen yang cerdas dan berdaya akan lebih mampu mengembangkan perekonomian dan negaranya,” kata Wakil Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Budi Primawan, pada Debat Nasional: Urgensi Pemberdayaan Konsumen Dalam Negeri Sistem Ekonomi Digital di Jakarta , Rabu (5/6).

Artinya, nasabah selalu dihimbau untuk meminta kejelasan mengenai produk dan jasa yang dibeli, serta memahami dan dapat melindungi hak-haknya selama proses transaksi. Apalagi di era digital yang sangat minim interaksi fisik tatap muka. 

Baca juga: Di Era Teknologi, Hasutan dan Penipuan Jadi Tantangan Demokrasi

“Oleh karena itu, menciptakan nasabah yang berdaya di era digital merupakan tanggung jawab banyak kalangan,” ujarnya.

Kemudahan yang ditawarkan era digital harus dimanfaatkan seseorang untuk mendapatkan segala informasi yang diperlukan sebelum melakukan transaksi. Dengan begitu, nasabah akan memahami hak dan kewajibannya dalam bertransaksi. 

“Misalnya hak untuk mencari produk yang sesuai dengan kebutuhan, serta menjamin keamanan bertransaksi guna mencegah ancaman kejahatan online,” tegasnya.

Tantangan kerjasama dan pemberdayaan pembangunan perekonomian negara tidak hanya terfokus pada pengembangan wirausaha saja. Dalam matematika, konsumen juga memegang peranan besar.

Daya beli, pengetahuan yang baik untuk menciptakan transaksi yang aman, pemerataan pembeli juga harus diperhatikan agar perekonomian seluruh wilayah Indonesia bisa tumbuh bersama, ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pemberdayaan Konsumen PKTN Kementerian Perdagangan Chandrani Mastika Devi mengatakan peningkatan literasi digital merupakan salah satu bentuk pemberdayaan konsumen. Hal ini diperlukan agar pasar Indonesia lebih sehat dan stabil dari segi kualitas. 

“Edukasi dan periklanan menjadi penting untuk merespons perubahan pola aktivitas bisnis saat ini. Konsumen yang berdaya ini akan menciptakan permintaan pasar yang seiring dengan tumbuhnya produk-produk berkualitas tinggi di dalam negeri, sehingga memperkuat perekonomian negara,” kata Chandranini.

Penegakan hukum merupakan kata kunci baru setelah penggunaan perlindungan konsumen. Dalam penegakannya, baik konsumen maupun pelaku usaha berusaha memastikan proses transaksi berjalan lancar.

“Keberadaan platform e-commerce dengan segala fitur dan layanannya harus memberikan banyak manfaat bagi pelanggan,” kata Deputy Chief Sales Officer Lazada Indonesia Farid Suharjo.

Menurut Fried, dalam pemasaran digital pelanggan akan melalui tahapan-tahapan berbeda yang harus dilakukan dengan baik oleh pelanggan.

Mulai dari awal, teliti produk yang Anda inginkan, baca deskripsi produk, bandingkan harga dan baca review dari pelanggan lain, hingga Anda memutuskan untuk membeli dan melakukan pembayaran. 

“Nasabah harus memahami seluruh proses agar transaksi berjalan sebagaimana mestinya,” ujarnya.

Ketua Komisi Komunikasi dan Edukasi Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Heru Sutadi membawahi edukasi dan komunikasi konsumen untuk mendorong konsumen sama pentingnya dalam meningkatkan kualitas layanan, kemampuan digital, dan pemenuhan hak konsumen di bidang e-commerce

“Pada tahun 2024, pemerintah menargetkan Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) naik dari 57,04 yang masih dalam status auditable dengan skor minimal 60,” ujarnya.

Dalam rangka memperkenalkan Golden Indonesia diharapkan IKK Indonesia juga mencapai angka di atas 80 yang berarti juga akan meningkatkan motivasi para pelanggan kami. 

“Inovasi, kerjasama dan pembelajaran menjadi kata kunci untuk mengembangkan ekonomi digital, menghasilkan keuntungan bisnis dan tentunya melindungi masyarakat untuk membeli dan menggunakan haknya,” jelas Haro. (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *