saranginews.com, Semarang – Asosiasi Provinsi (ASPROF) PSSI Jawa Tengah (Jateng) menggelar Panitia Penyelenggara (Panpel) Turnamen Antar Negara (Tarkam) Piala Bener Bersatu Piala Bupati Semarang.
Undangan tersebut merupakan hasil pertandingan final Minggu (2/6) yang berakhir ricuh.
Baca juga: Menpora Dito Tarkam dan Pokari berharap bisa membantu program Indonesia 2024
Setidaknya empat anggota Tarkam Panpeli Piala Bener Bersatu menghadiri acara tersebut di Kantor Asprove PSSI Jawa Tengah, Gedung Stadion Jetidiri, Selasa (6 April).
Dalam pemanggilan tersebut, panitia mengaku banyak menerima pertanyaan terkait kerusuhan yang terjadi di kawasan perbatasan Desa Beneri, Kecamatan Tengaran.
Baca Juga: Anggota Korea Utara dan Wali Kota Sementara Manpora Ditto memuji upaya tuan rumah Kejuaraan Tarkam di kota Sorong.
PS Putra Bakti Patemon vs PS Ar Rafi Ampel Kabupaten Boyolali, Highlight Pertandingan Final.
“Iya yang penting Asprof minta izin kepada TNI, Polri, Satpam dan lain-lain untuk menyelenggarakan turnamen tersebut,” kata Srinanda Jurusan Tarkam Bener Bersatu Cup. “Ada banyak sekali pertanyaan.”
Baca juga: Kejuaraan Bubar Musa Banyuas Buktikan Kemenpora Laksanakan Pesan Presiden Jokowi
Ia mengaku belum mengetahui apa penyebab kerusuhan tersebut. Saat kejadian, dia berada di sisi barat lapangan, sedangkan kejadian terjadi di dekat gawang timur. Namun kejadian ini baru pertama kali terjadi pada episode ketiga.
“Setelah kasus ini tentunya akan ada penilaian sehingga kasus ini menjadi yang pertama dan terakhir,” ujarnya. Tidak ada hal lain yang akan terjadi, termasuk pertandingan dari lokasi lain. Ini mencoreng nama sepakbola.
Dikatakan pula bahwa penyebab kekacauan tersebut adalah para pemain yang tidak senang dengan keputusan wasit. Wasit ditendang dan dipukuli hingga terluka.
Beberapa pemainnya merupakan pemain sepak bola liga profesional bahkan tim nasional (Timnas) yang dipimpin oleh Shin Tae-yong.
Srinanda mengatakan, “Tahun ini hanya ada satu timnas yang ikut, sebelumnya tidak ada, bahkan sempat terjadi kesimpangsiuran antara pemain dan wasit. Informasi terakhir, wasit masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Panpel terluka parah dalam kejadian tersebut. Namun akibat kejadian tersebut, panitia mengumumkan akan menyelesaikan masalah tersebut secara damai.
Kita perlu mengambil sikap, ini bukan hanya virus, ini sudah merusak sepak bola dan dewan disiplin akan mengambil tindakan, kata Purwidyastanto, Sekjen Asprov PSSI Jawa Tengah.
Ternyata kericuhan terjadi pada final Piala Kabupaten Samarang, Minggu (2/6), PS Putra Bakti Patemon vs PS Ar Rafi Ampel, Kabupaten Boyolali.
Sejumlah pemain timnas dan kelas satu tampil dalam pertandingan tersebut: Bayu Pradana, Komaruddin, Joko Ribovo, Ilham Mahendra, Bagus Kahfi, Bagas Kaffa, dan Wahiu Prasetio. Wahiu Wijjastanto, mantan kapten timnas Indonesia, juga masuk dalam daftar tersebut.
Dalam video yang beredar di media sosial, kericuhan bermula saat wasit Hadi Souroso menunjukkan titik putih kepada PS Ar Rafi Ampel. Tak puas dengan keputusan tersebut, pemain PS Putra Bakti Patemon mengejar dan menyerang wasit (mcr5/jpnn)